47 - 8 MONTH

6.5K 476 471
                                    

Haloo agak malaman dikit tp sesuai jadwal yahh

Dari kemarin selalu mikir alur yg enak gimana buat cerita ini sama next nya

Vote dan komen kalian mulai malas lagi yahh aku pantengin terus dari kemaren

Gaboleh pelit yaa nanti gua ga semangat lagi buat nulis

Tandai kalau ada typo!!

~~~

"Udah mulai sakit belum perutnya?"

Cleo menggeleng. "Tapi tulang belakang aku nyeri banget kalau dibuat tidur."

"Itu wajar kalau buat ibu hamil. Apalagi kalau udah mau masuk 9 bulan. Dulu kamu ngelahirin anak kembar di usia 8 bulan awal, jadi kamu nggak ngerasain." Farah memberi penuturan.

Baru saja kemarin usia kandungan Cleo dinyatakan dokter sudah hampir memasuki 9 bulan. Reynand mengabari Farah dan memintanya untuk menemani Cleo di rumah saat Reynand pergi bekerja. Farah pun senang dan merasa tidak keberatan karena mengurus putrinya sendiri yang sudah hamil tua lebih baik daripada menganggur di rumah.

Arga dan Seina masih di Belanda, Ednan pasti masih mengurus pekerjaan lainnya sebelum dia pensiun. Daripada bosan mendingan dia ke Swiss menemani Cleo.

"Buat memperlancar kelahiran nanti kamu harus sering berjemur pagi sama jalan-jalan keliling taman. Biar jantung kamu kuat saat lahiran," tutur Farah lagi.

"Dulu mama juga kaya gini ya?" Cleo bertanya penasaran.

Farah tertawa kecil. "Dulu yang lebih mama takuti itu malah melahirkan sesar. Mama paling alergi sama ruang operasi dulu. Waktu kamu ngelahirin si kembar kamu dalam keadaan pingsan, jadi mungkin kamu nggak ngerasain takutnya seorang ibu sama dinginnya ruang operasi."

"Makanya itu aku mau normal aja. Lagipula aku juga belum pernah ngerasain melahirkan normal." Cleo berpendapat setelah mempertimbangkan semuanya.

"Semua tergantung kondisi kamu juga. Ada fase dimana kamu nggak bisa ngelahirin normal karena kondisi yang nggak memungkinkan."

Mendengar pengalaman mamanya jujur membuat Cleo menjadi takut. Dia sejak tadi hanya mengusap-ngusap perutnya yang sangat buncit itu agar rasa takut tidak menguasai dirinya.

Lagipula hanya melahirkan. Itu sudah tugasnya untuk membawa anaknya dengan Reynand ke dunia ini dengan selamat.

"Mom!" Calvin baru saja datang sekolah berlari ke arah mamanya sambil membawa sebuah map berlogo sekolah.

Cleo tersenyum melihat Bara dan Calvin sudah pulang dari sekolahnya. "Gimana hasil ujiannya?"

"Let see my final scors." Calvin menunjukkan nilai rapornya pada Cleo.

Bara yang baru saja sampai langsung duduk di sofa sebelah neneknya. Anak itu menghela nafas, membiarkan tubuhnya beristirahat sejenak setelah melalui proses ujian akhir yang panjang.

"Ini bagus. Ada peningkatan kamu setelah sekolah di sini. Kenapa nilai kamu bagus semua kalau sekolah di sini? Coba kalau di Jakarta," tanya Cleo setelah melihat angka rapor Calvin.

"Beda kurikulum, Cleo. Kalau di Jakarta dia harus belajar banyak mata pelajaran. Kalau di Swiss mereka bisa pilih sesuai apa yang mereka suka," jawab Farah.

"Iya juga sih. Tapi papa nyekolahin mereka di sekolah mahal juga."

"Avin suka banget sama pelajaran bahasa dan olahraga. Tapi Avin juga mulai suka sama pelajaran sains. Kayanya seru deh bahas anatomi manusia sama ngitung gravitasi," ucap Calvin membuat Bara yang mendengar itu berdecih.

REYNAND : AFTER HE LEFT ME [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang