38 - BERLIAN DAN EMAS YANG BERBEDA

6K 479 300
                                    

Siapa yang nungguin hayoo??

Malmingan siapa yg ditemenin sm hp aja ngaku kalian?

Hampir lupa buat up gw

Vote komen jgn lupa

~~~

Dasha melempar piring-piring yang berisi makanan di dekatnya ke tembok. Piring itu hancur berkeping-keping. Para maid yang ada di dalam kamar itu menunduk takut.

"Kau tuli atau bagaimana? SUDAH AKU BILANG AKU TIDAK MAU MAKAN!" bentak Dasha. Rautannya sangat terbaca bahwa dia sangat marah.

"Nona tapi tuan menyuruhku untuk ---"

"Pergi dari sini sebelum pisau ini menancap di tubuh kalian. Sekarang kalian keluar." Dasha mengambil pisau besar yang menancap di atas buah apel. "Atau aku melupakan bahwa kalian adalah manusia."

Tentu mendengar ancaman Dasha tak main-main. Alhasil mereka menundukkan kepala kemudian pergi dari kamar yang digunakan Victor untuk mengurung Dasha.

"Dia tidak mau makan lagi hm?" Victor berdiri tepat di depan para maid yang baru saja keluar dari kamar. Rautan mereka sangat ketakutan.

"Kami sudah berusaha Tuan. Tapi sepertinya nona benar-benar tidak mau untuk ditemui sekarang," ucap salah satu dari mereka. Menjawab Victor dengan nada suara yang sedikit bergetar.

Victor hanya diam setelah itu. Memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana sambil mengeluarkan smirk tipisnya. Dashanya memang sudah berubah menjadi keras kepala sejak berteman dengan Reynand. Dasha yang ia kenal sangat penurut dan tidak berani menatap matanya sedetik pun.

Tangan Victor terangkat mengode. "Kalian pergilah!"

Para maid pergi dari hadapan pria bernetra tajam itu. Victor melangkah tegap masuk ke dalam kamarnya. Jika kalian pikir itu adalah gudang maka salah. Itu adalah kamarnya sendiri. Dasha ia kurung di dalam kamarnya sendiri.

Jangan lupa ini atas izin siapa? Tentu saja tidak ada. Bahkan Darrel tidak peduli dia akan melakukan apa saja asal tidak mengganggu bisnisnya.

"Babe," panggil Victor lembut.

"Pergi dari sini," lirih Dasha memalingkan wajahnya. Ia benar-benar muak melihat semua perbuatan Victor kepadanya. Rasanya Dasha ingin pulang. Pulang menjemput mamanya.

"Kenapa kamu terus menghindariku sayang?" Victor berjalan menghampiri Dasha yang sedang duduk di atas sofa. Tak tau sopannya ia menarik tangan Dasha untuk duduk merapat dengannya.

Diperlakukan seperti ini membuat Dasha semakin gemetar. Ia benar-benar masih trauma dengan semua perlakukan buruk Victor kepadanya dulu. Andai jika Reynand tidak datang tepat waktu maka hari ini mungkin Dasha sudah memilih untuk bunuh diri.

"Victor aku mohon jangan ganggu hidupku lagi," mohon Dasha.

"Aku tidak mengganggumu. Aku hanya mau kamu menjadi pasanganku dan menurutiku. Hanya itu tidak banyak."

"Tapi ini salah Victor. Kita masih saudara." Dasha berusaha untuk mengangkat wajahnya agar dapat memberi pemahaman pada pria itu. Menyadarkan kenyataan bahwa mereka masih mempunyai hubungan.

Victor tersenyum lembut. "Kita memang saudara. Tapi hanya tiri. Jadi tidak ada larangan untuk aku bisa menikahimu."

"Victor kenapa kamu memaksa untuk menikah denganku?" tanya Dasha dengan kedua mata yang mulai berair. Dasha lelah menghadapi masalah hidupnya dan Victor yang sangat egois.

"Jadi kamu masih tidak paham maksudku selama ini? Aku cinta sama kamu Dasha. Melupakan status kita yang sudara tiri. Aku tidak peduli karena aku memang sudah menyukaimu dari dulu," jawab Victor tegas.

REYNAND : AFTER HE LEFT ME [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang