22 - CURIGA

10.4K 710 786
                                    

Heyooo kita kembali lagi bestie

Vote dan komen kalian yang buat gua paling mood

Jangan lupa yaa!!

~~~

Bara tersenyum tipis, setelah menerima satu mangkuk es krim dan Chicken Cordon Blue yang baru saja diantarkan oleh seorang waiter di sebuah kafe yang sedang ia duduki sekarang.

"Terima kasih," ucap Reynand datar pada pelayan berjenis kelamin laki-laki di depannya. Setelah itu, pelayan itu tersenyum dan menunduk perlahan mundur diri dari ruangan tertutup yang hanya berisi Reynand dan Bara saja.

"Papa nggak makan juga?" tawar Bara kesekian kalinya. Karena saat tiba di kafe, Reynand menyuruhnya untuk memesan makanan juga untuk makan malam. Tapi yang ada hanya kopi expresso saja yang dipesan papanya.

"Nggak laper. Bara makan aja," jawab Reynand dengan kedua mata birunya yang membalas tatapan dingin anaknya. Sorotan Bara selalu tenang dan tajam, seperti dirinya.

Bara kemudian menganggukkan kepalanya. Ia mulai memakan makanannya dengan perlahan dan tentu sedikit susah karena ia belum selancar itu untuk makan menggunakan garpu dan pisau saja.

Biasanya ia hanya makan dengan sendok dan garpu. Jika menggunakan pisau pun, mamanya lah selalu yang menyuapi makanannya.

Melihat anaknya yang tampak kesusahan memotong makanannya menggunakan pisau, Reynand reflek tergerak untuk mengambil alih kedua alat makan yang dipegang oleh putranya.

"Pegang pisau di tangan kanan, garpunya di tangan kiri. Motong makanannya jangan pakai tenaga. Tahan makanannya pakai garpu waktu motong, lalu ambil makanannya pakai garpu. Easy, right?"

Belum sempat Bara menjawab, Reynand sudah menyuapinya makanan yang tadi ia gunakan bahan pelajaran dasar untuk anaknya. Bara mengunyah makanan itu dengan kedua mata yang semakin sendu. Ini pertama kalinya ia diusapi oleh papa kandungnya sendiri.

Selama ini ia hanya disuapi oleh kakek dan pamannya saja dari kaum laki-laki.

"Don't cry when you eating. You not look happy with your meal," peringat Reynand pada Bara yang hampir menangis lagi.

Bara menelan makanannya, seraya kembali mengusap matanya yang kembali menitikkan air mata. "Sorry, Dad."

Reynand mengusap kepala Bara dengan kelembutan dan rasa sayangnya. Anak itu langsung menangis dan memeluknya erat. Watak Bara itu memang dingin, namun di dalam itu semua, hati Bara itu sangat penyayang.

"Papa nggak ninggalin kita lagi kan?" tanya Bara ditengah isakannya.

Reynand menggeleng. "Nggak bisa janji."

"Kenapa?"

"Karena papa nggak tau di masa depan apa yang nanti akan terjadi."

Mendengar jawaban Reynand, membuat Bara semakin mengeratkan pelukannya. Baru saja ia bertemu dengan papanya. Jika nanti ia harus kehilangan lagi, maka hidupnya akan dipenuhi oleh kesuraman.

Mengapa bisa suram? Karena keluarganya akan tidak lengkap lagi. Ia juga tidak sanggup jika melihat Cleo menangis setiap malam. Sedangkan Calvin, kembarannya juga akan pasti merasakan hal yang sama.

"Pokoknya papa jangan pergi lagi, ya? Bara masih mau belajar banyak hal sama papa," ucap Bara serak semakin menangis mengeluarkan air matanya.

Hati keayahan Reynand seketika berdesir hangat memenuhi dadanya. Air mata anaknya, suara tangisan anaknya, semua perkataan anaknya yang dia utarakan, membuat Reynand merasa ia tidak berguna selama ini lari dari masalahnya.

REYNAND : AFTER HE LEFT ME [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang