.
.
.
~Dari awal yang bahagia hingga akhir yang hancur~
"Mulai sekarang kita udah gak punya hubungan apapun lagi, Na Jaemin."
"Iya, aku harap setelah ini kita gak ketemu lagi ya Jen. Entah itu sengaja ataupun gak sengaja."
........
"Semoga kamu gak...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Part 19
Jeno tengah sibuk memeriksa berkas penjualan perusahaannya saat Karina masuk kedalam ruang kerja pria itu dengan tangan menenteng paper bag.
"Siang Jen..." sapa Karina, tersenyum sambil meletakkan bawaannya ke atas meja kerja Jeno.
Pria didepannya itu menghentikan membaca berkas di tangannya dan menatap pada Karina dengan wajah seperti biasa.
"Ngapain kesini? Kamu emangnya gak punya kerjaan sampe dateng kesini?" ucap Jeno, menaruh pulpennya kembali ke tempatnya setelah merasa cukup dalam membaca map tersebut.
"Aku kesini karna udah masuk jam makan siang. Aku juga bawa bekal buat kamu, itu aku masak sendiri lho dari pagi-pagi banget sampe hampir telat masuk ke kantor demi kamu." cerita Karina.
Jeno mengangguk-anggukan kepalanya dan membuka laptop miliknya.
"Aku masih banyak kerjaan jadi gak bisa makan siang dulu, kamu duluan aja nanti Jaemin juga bakal kesini nganterin makan siang." Jeno berujar dengan tatapan sudah fokus pada laptopnya.
Karina mendengkus tak suka lalu tanpa ba-bi-bu menarik tangan Jeno membuat pria itu terkejut tapi Karina tidak peduli dan menyeret Jeno ke sofa yang ada disana.
"Kamu apa-apaan Karina!" Jeno berseru ketika Karina mendudukkannya paksa di sofa.
Tanpa peduli dengan ucapan Jeno, Karina mengeluarkan kotak bekal didalam paper bag.
"Aku udah capek masak buat kamu Jen jadi kamu harus cobain masakan aku!" Karina menyodorkan sendok berisi nasi goreng kimchi buatannya. "Ayo Jen buka mulut kamu! Masa kamu gitu sama temen kamu sendiri!" ujarnya, masih memaksa.
Jeno membuang napas kemudian membuka mulutnya menerima suapan Karina lalu mengunyah makanan dimulutnya dengan lambat.
"Gimana?" tanya Karina, menatap Jeno penuh harap.
Sebagai jawaban Jeno hanya mengangguk membuat Karina kesal.
"Jawabnya pake mulut dong! Enak atau ngga?"
"Lumayan."
"Syukur deh. Aku kirain bakal keasinan atau kemanisan soalnya ini kali pertama aku belajar masak."
"Udah kan? Sekarang kamu boleh keluar, aku mau lanjut kerja. Sebentar lagi Jaemin bakal dateng juga."
Jeno beranjak menuju kursi kerjanya dan meraih gelas air yang terdapat di mejanya lalu meneguk air tersebut sampai habis.
