.
.
.
~Dari awal yang bahagia hingga akhir yang hancur~
"Mulai sekarang kita udah gak punya hubungan apapun lagi, Na Jaemin."
"Iya, aku harap setelah ini kita gak ketemu lagi ya Jen. Entah itu sengaja ataupun gak sengaja."
........
"Semoga kamu gak...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Part 50
Haechan menuruni tangga di rumah orang tuanya dengan pelan. Semenjak malam Mark mengatakan cerai, paginya Haechan langsung pergi dari rumah tersebut dan kembali ke rumah orang tuanya.
“Pagi Papa, Mae!” sapa Haechan, tersenyum manis pada Ayah dan Ibunya yang saat itu berada di ruang keluarga.
Hari ini Johnny memutuskan untuk libur bekerja karna ia ingin menghabiskan waktu bersama kedua perinya selagi putrinya ada disini.
“Pagi juga bear..” balas Johnny, menarik putrinya untuk duduk di antara ia dan sang Istri lalu Haechan dengan sigap menyandarkan diri pada sang Ayah.
“Mae boleh gak sarapan hari ini kita pesen dari cafenya Mae?” pinta Haechan.
“Kenapa harus pesen? Kan Mae bisa masak langsung sayang..” sahut Ten.
“Iya, ini kokinya ada disini lho..” timpal Johnny.
“Gapapa, pengen aja. Boleh ya?” Haechan menatap sang Ibu penuh permohonan.
“Cafe jam segini belum buka bear, bukanya nanti siang. Buat makan siang aja gimana?” Ten bertutur.
“Yah yaudah deh tapi Mae udah masak?” tanya Haechan.
“Udah, ayo ke meja makan.” ajak Ten, berdiri diikuti Suaminya dan sang anak.
“Mae, aku tiba-tiba kangen kak Dery. Dia baliknya kapan sih? Apa dia gak kangen kita disini?” ujar Haechan, begitu mereka telah duduk di meja makan dan sudah menyantap makanan masing-masing.
Ten menelan makanannya. “Gak tau, tanya aja Papa kamu tuh yang udah ngirim anak sulung Mae jauh-jauh dari Mae.”
“Pa,” panggil Haechan.
“Iya nanti Papa telpon kakak kamu terus minta dia buat balik, okey?” sela Johnny.
“Serius? Yess nanti aku bakal ngajakin kak Dery belanja ke mall hehe..”
”Iya terserah kamu, sekarang abisin makanannya dulu jangan ngomong.”
“Okey Papa!”
*
Setelah sarapan ketiganya kembali duduk di ruang keluarga sembari menonton televisi dengan Haechan yang sibuk memakan buah bersama sang Ibu.
Sedangkan Johnny hanya tersenyum melihat itu. “Oh iya bear, ini udah satu minggu lho. Kamu gak mau pulang ke rumah suami kamu?” Johnny buka suara.
Haechan mendadak berhenti mengunyah. Dari awal Haechan memang belum mengatakan yang sejujurnya pada Johnny maupun Ten. Saat datang kesini hari itu saja Haechan hanya mengucapkan jika dirinya ingin menginap ketika sang Ibu bertanya alasannya Haechan menjawab jika Mark yang memintanya.
