.
.
.
~Dari awal yang bahagia hingga akhir yang hancur~
"Mulai sekarang kita udah gak punya hubungan apapun lagi, Na Jaemin."
"Iya, aku harap setelah ini kita gak ketemu lagi ya Jen. Entah itu sengaja ataupun gak sengaja."
........
"Semoga kamu gak...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Part 28
“Haechan sayang..” panggil Mark, memasuki rumah.
Sekarang masih jam 5 sore dan Mark sudah pulang dari kantornya. Ia terlalu tidak sabar bertemu istrinya karna setelah kedatangan Giselle tadi Mark langsung terpikirkan pada Haechan.
Suasana rumah saat itu sangatlah sunyi membuat Mark yang baru sampai di ruang tengah kebingungan karna tumben sekali tak ada suara televisi atau apapun itu, biasanya Haechan akan menonton dramanya disini.
“Haechan!” panggil Mark, sekali lagi namun tak terdengar sahutan apapun.
Mark makin melangkah masuk dan berniat mencari Haechan ke kamar mereka. Mungkin saja istrinya itu tengah tertidur hingga tak menyahuti panggilannya.
Dengan pelan Mark membuka pintu kamar kemudian masuk dan menyunggingkan senyum saat melihat istrinya tengah tidur tengkurap diatas ranjang.
“By..” Mark mendekat dan langsung menghempaskan tubuh di sebelah Haechan yang berhasil membuat si manis terlonjak kaget di tempat tidur.
Haechan yang saat itu fokus menonton drama di ponsel lantas menoleh dan mencubit pinggang suaminya itu dengan keras, hampir saja nyawanya melayang karna terkejut tadi.
“Sakit by..” ujar Mark, mengusap-usap bekas cubitan Haechan.
“Siapa suruh tiba-tiba lompat! Aku kan jadi kaget, salam dulu kek..” sahut Haechan.
Mark membawa tubuhnya menyamping menghadap pada perempuan itu. “Aku udah manggilin kamu daritadi tapi kamu nya gak nyaut, ternyata lagi nonton drama yang gak ada abis-abisnya itu.”
“Maaf, episodenya lagi seru. Kamu tumben pulang jam segini, kerjaannya udah beres?” Haechan bertanya tetapi matanya fokus menonton.
“Udah, aku tiba-tiba kangen kamu aja. Mau cuddle..,” pinta Mark, merentangkan kedua lengannya.
Haechan melirik suaminya itu sekilas. Setelahnya masuk ke dalam pelukan Mark dengan posisi Mark memeluknya dari belakang tapi.
Mark menutup mata, menyembunyikan wajahnya di belakang leher Haechan. Sedangkan Haechan tetap melanjutkan aktivitas menontonnya.
Beberapa menit kemudian Haechan menghentikan acara menontonnya. Ia berbalik menghadap ke arah Mark yang ternyata sudah tertidur.
Si manis memperhatikan wajah polos Mark saat tertidur lalu tersenyum. Tangannya terangkat mengusap lembut pipi tirus milik suaminya itu. Haechan menyatukan keningnya dengan kening Mark, tanpa sadar setetes air mata jatuh di pipinya.
“Aku harap gak ada lagi orang yang berniat ngerebut kamu dari aku Mark. Aku bener-bener takut waktu Giselle terus-menerus ngedeketin kamu, aku takut kamu balik ke dia karna yang aku tau aku bukan cinta pertama kamu tapi dia. Aku takut cinta kamu buat Giselle masih ada kayak di drama yang aku tonton, cinta pertama itu selalu lebih unggul dan abadi didalam hati seseorang..”
