Helloo semuanyaaa, apa kabarr??
Maaf karna udah ngilang terlalu lamaa..
Awalnya aku emang mau ngelanjutin book ini ke season kedua tapi belum sempat karna sesibuk itu in real life, sorry..
Sebenarnya book keduanya udah pernah aku publish dan sempet ada yang baca kok! Tapi aku unpub lagi karna ngerasa alurnya kurang pas aja cuma ya gitu, aku ga sempat ngelanjutinnya setelah di unpub🥲
Untuk itu aku benar-benar minta maaf sama kalian🙏 Sebagai permintaan maaf, aku kasih extra part terakhir ya!!
Aku paham mungkin bakal sedikit yang baca karna cerita ini udah vakum selama itu but it's okay! Aku cuma mau ngasih last part ini buat kalian!!
Semoga suka dan part ini berisi flashback after kematian Jeno yay!! HAPPY READING LOVEE❤️🙌
Dua hari telah berlalu semenjak kematian Jung Jeno namun suasana berduka atas kehilangannya masih begitu terasa terutama bagi seorang Nakamoto Jaemin.
Perempuan cantik itu sama sekali tak berniat pergi dari rumah keluarga Jung meski ia sadar bahwa dirinya bukanlah bagian dari keluarga itu lagi tetapi Jaemin masih ingin bersama dengan cintanya.
Seperti saat ini, Jaemin bahkan tak beranjak sedikitpun dari kamar milik mantan suaminya itu. Ia menghabiskan hampir seluruh waktunya untuk berdiam di dalam sana yang mana berhasil membuat keluarganya, Haechan beserta Taeyong khawatir.
Bukan apa, hanya saja Jaemin tengah mengandung tapi dirinya justru makan dengan tidak teratur yang jelas berbahaya untuk bayinya.
"Nana! Sudah siang, ayo kita makan dulu!" panggil Haechan, dari depan pintu kamar milik Jeno yang di kunci dari dalam oleh Jaemin.
Tak terdengar sahutan apapun. Justru Haechan mendengar sahabat baiknya itu seperti tengah berbicara, entah dengan siapa.
"Nanti kalo mereka udah lahir, kira-kira nama yang cocok apa ya?" ujar Jaemin, bertanya pada sosok di depannya.
"Minjae? Jungsoo? Jena? Ah Jisung! Iya Jisung, gimana menurut kamu? Bagus kan?" sosok di depannya nampak mengangguk sembari tersenyum.
Jaemin terus berbicara seorang diri membuat Haechan yang mendengar dari luar begitu khawatir. Perempuan manis itu bergerak pergi hendak memanggil siapapun yang ada di dalam rumah untuk mendobrak pintu kamar tempat Jaemin berada.
Karna terlalu terburu-buru, Haechan tanpa sengaja menabrak Mark Jung yang berniat pergi ke kamarnya yang berada di sebelah kamar Jeno. Keduanya terkejut hingga Haechan hampir saja jatuh ke belakang bila Mark tak sigap memeluk tubuhnya meskipun sedikit sulit karna perut buncit Haechan.
Jantung Haechan berdebar karna kaget tetapi menyadari siapa yang menyentuhnya, ia segera melepaskan pelukan tersebut.
"Pelan-pelan." ucap Mark, dengan lembut walaupun Haechan menatapnya dengan sinis.
"Salah kamu karna berdiri di tengah jalan!" hardik Haechan, membuang pandangan. "Udah sana minggir! Aku mau cari Papa sama Ayah!" lanjutnya, mendorong tubuh Mark agar menyingkir dari jalannya.
Mark menurut, menggeser tubuhnya ke samping memberi jalan. Haechan pun mulai beranjak pergi lagi namun terurung ketika tersadar satu hal.
"Ih! Ngapain aku nyari Papa sama Ayah kalo ada kamu!" Perempuan itu bertutur seraya menatap Mark.
Mendengar itu Mark sedikit kebingungan. "Maksudnya?"
"Mending sekarang kamu ikut aku! Ini urgent!" jawabnya, dengan cepat menarik lengan Mark menuju kamar Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIVORCE | NoMin feat MarkHyuck
Fanfiction. . . ~Dari awal yang bahagia hingga akhir yang hancur~ "Mulai sekarang kita udah gak punya hubungan apapun lagi, Na Jaemin." "Iya, aku harap setelah ini kita gak ketemu lagi ya Jen. Entah itu sengaja ataupun gak sengaja." ........ "Semoga kamu gak...