EXTRAPART IV

1.9K 159 5
                                    

Sesuai janji hehe...

HAPPY READING!!!




















Kelopak mata Jaemin mengerjap pelan. Ia baru sadarkan diri dari pingsannya yang hampir memakan waktu setengah hari tersebut.

Jaemin melirik sekitarannya yang didominasi warna putih bersih dengan bermacam-macam alat medis. Ini seperti tempat ia menemui Jeno beberapa saat lalu.

Mengingat Jeno, tubuh Jaemin langsung saja tersentak bangun sampai jarum infus yang berada di tangannya tercabut.

"Jeno.." panggil Jaemin, mengabaikan rasa perih di punggung tangannya. Iris hazelnya kembali bergerilya memperhatikan semua sisi ruangan tersebut berusaha menemukan Jeno.

Bola mata Jaemin berkaca-kaca siap menangis namun terurung ketika pintu ruangan terbuka oleh seseorang dari luar.

Jaemin menoleh dengan hati penuh harap bahwa itu adalah Jung Jeno akan tetapi harapannya pupus karna orang tersebut adalah Seo Haechan yang datang dengan pakaian serba hitamnya.

"Nana astaga.. akhirnya kamu sadar juga! Aku tadi bener-bener takut pas kamu tiba-tiba pingsan disebelah brangkar Jeno." ujar Haechan, melangkah cepat mendekati saudarinya itu.

"Jeno dimana?" dua kata pertama yang keluar dari mulut Jaemin begitu Haechan berdiri di sampingnya.

Haechan terdiam lalu sedikit menunduk. Ia bingung harus memberitahu Jaemin lagi atau tidak tapi jika Haechan memberitahu, takutnya Jaemin kembali mengamuk seperti sebelumnya.

"Chan, jawab. Jeno dimana? Dia masih di ruang ICU atau udah dipindahin ke ruang rawat? Kalo aku gak salah inget, dia udah sadar kan?" Jaemin berucap cepat.

"Ruangan tempat kamu ini, ruang ICU Na.." jawab Haechan.

"Ini ICU? Tapi kok Jeno gak ada? Berarti dia udah dipindahin, Chan?" Haechan mengangguk masih belum berani mengangkat wajahnya yang sudah sembab. "Kalo gitu ayo anterin aku buat ketemu Jeno! Aku janji setelah ini kita bakal pergi sesuai rencana awal kita, ini terakhir kali aku mau ngeliat Jeno. please.."

Haechan mengangguk lalu mengangkat pandangannya dan tak sengaja melihat punggung tangan Jaemin yang sebelumnya terpasang jarum infus berdarah dengan jarum infus telah tercabut.

"Na, tangan kamu.."

"Ini gapapa Chan. Udah ayok anterin aku ketemu Jeno abis itu kita pergi.." sela Jaemin, turun dari atas brangkar dan hampir tersungkur sebab tubuhnya yang masih lemas.

"Na, pelan-pelan." ucap Haechan, membantu perempuan itu berdiri tegak dengan merangkul bahunya.

"Iya-iya, maaf. Abisnya kaki aku kerasa kayak jely, lemes banget pas udah nginjak lantai" balas Jaemin.

Haechan tak menjawab dan hanya menuntun Jaemin keluar dari ruangan menuju ke parkiran.

"Loh Chan kok kita ke parkiran sih? Kan aku udah bilang mau ketemu Jeno dulu sebelum pergi." protes Jaemin

Si manis membuang napas. "Iya. Kamu ikut aku aja, Jeno nya udah pulang. Pulang ke tempat yang jauh."

"Pulang? Tapi dia baru aja sadar dari koma nya masa udah pulang aja? Nanti kalo Jeno kenapa-kenapa lagi gimana?"

Sekali lagi Haechan tak memberi balasan kembali. Perempuan itu meminta Jaemin untuk duduk tenang di kursi penumpang sedangkan dia menyetir.

Selama perjalanan Jaemin terus berceloteh penuh protes karna Jaehyun malah membawa Jeno pulang disaat laki-laki itu baru saja tersadar. Tidak kah Jaemin ingat kejadian sebelum dia pingsan? Atau Jaemin hanya pura-pura lupa tentang hal tersebut, pikir Haechan.

DIVORCE | NoMin feat MarkHyuck Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang