마흔 둘

2.4K 206 29
                                    

Happy Reading...

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Part 42

"Pasien tidak apa-apa, hanya mengalami beberapa luka lecet di lengannya dan juga luka goresan di pipi tapi kami sudah mengobatinya sekaligus menutup luka tersebut. Sekarang pasien sedang beristirahat nanti jika pasien sudah bangun pasien sudah bisa di bawa pulang.”

Mark menghela napas lega mendengar ucapan Dokter itu. Syukur tidak terjadi hal buruk pada Jeno, tadi saat Mark pergi menyusul adiknya itu. Ia melihat Jeno tergeletak di jalanan dengan kaki tertindih motornya di tambah kaca helm milik laki-laki itu pecah, mungkin itu yang menggores pipi Jeno.

“Satu lagi, pasien tidak di perkenankan untuk berjalan selama tiga hari karna tulang kakinya mengalami sedikit keretakan yang mungkin akan menyulitkan pasien untuk berjalan akibat tertindih motornya.” Dokter menambahkan.

Mark sendiri hanya mengangguk kemudian mengucapkan terima kasih. Setelah Dokter pergi, Mark lantas berjalan masuk ke dalam ruang rawat adiknya itu.

Kelopak mata Jeno terbuka tepat saat Mark baru saja masuk ke dalam ruang rawatnya. Laki-laki itu mengerjap-ngerjapkan mata kemudian berusaha untuk bangun, dia memegang kepalanya yang terasa berdenyut nyeri.

Jeno mengerang membuat Mark melangkah cepat mendekatinya.

“Lo tiduran aja Jen..” ujar Mark, meraih lengan Jeno.

Jeno menoleh, “gue kenapa?”

“Lo kecelakaan di jalan ke bukit!” jawab Mark, sedikit berdecak. “Makanya lain kali hati-hati, untung lo gak kenapa-kenapa. Gue hampir jantungan denger suara tabrakan tadi!” lanjutnya.

Kening Jeno mengernyit dalam mencoba untuk mengingat apa yang terjadi padanya. Begitu dirinya ingat, Jeno langsung menggeram.

“Sialan! Gue juga kaget waktu ada mobil yang tiba-tiba nabrak gue dari belakang sampe gue nyusruk dan berakhir jatuh. Udah gitu kepala gue yang duluan ke bawah bukan badan gue!” jelas Jeno

“Jadi lo ditabrak? Tapi gue gak nemuin siapa-siapa disana kecuali lo yang udah pingsan.”

Jeno menjadi emosi mendengarnya. “Gue bakal cari itu orang sampe ketemu! Setelah itu gue bakal seret dia ke penjara!”

“Yaya lakuin apapun yang lo mau, sekarang lo mau nginep disini atau pulang? Kata dokter lo boleh langsung balik kalo udah siuman.”

“Lo ngasih tau Mommi atau Daddi soal ini?” tanya Jeno, menatap Kakaknya itu.

“Gak, jam segini mungkin Mommi udah tidur. Jadi lo mau pulang atau di rawat inap?” Mark bertanya lagi.

“Pulang, gue gasuka rumah sakit..” sahut Jeno, beranjak turun tapi Mark menahannya.

“Gue ambilin kursi roda dulu! Dokter bilang lo belum boleh jalan sampe tiga hari ke depan, tulang kaki lo retak..” ujar Mark.

“Apaan! Gak, gue mau jalan aja kan ada lo yang nuntun gue..” balas Jeno, menolak.

DIVORCE| NoMin feat MarkHyuck Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang