.
.
.
~Dari awal yang bahagia hingga akhir yang hancur~
"Mulai sekarang kita udah gak punya hubungan apapun lagi, Na Jaemin."
"Iya, aku harap setelah ini kita gak ketemu lagi ya Jen. Entah itu sengaja ataupun gak sengaja."
........
"Semoga kamu gak...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Part 40
"Ceritakan pada Mommi apa yang sebenarnya terjadi hingga Haechan pergi menghilang seperti Jaemin.." Taeyong berucap dengan tatapan menuntut pada Mark yang bahkan baru bangun dari pingsannya.
Laki-laki beralis camar itu menautkan alis pertanda kepalanya masih terasa sakit namun sepertinya Taeyong tidak peduli dan terus memaksa anaknya untuk berbicara.
"Tae udah, Mark baru siuman.." ujar Jaehyun, yang memang berada disana dari tadi bersama Jeno juga karna mereka lah yang membawa Mark pulang.
Taeyong melirik sekilas pada suaminya kemudian berdiri. "Oke. Mommi gak akan minta kamu cerita tapi Mommi akan cari tau sendiri semuanya!" tukas Taeyong, berlalu dari kamar pribadi milik Mark.
Mark tak terlalu mendengarkan ucapan Momminya, ia hanya memijit kening hingga ke pangkal hidungnya guna menghilangkan pusing di kepalanya. Jaehyun dan Jeno diam menatap pada laki-laki itu.
"Kamu mending istirahat dan jangan terlalu banyak mikir. Dokter bilang kamu kekurangan nutrisi sama dehidrasi makanya pingsan, Daddi keluar dulu mau bicara sama Mommi kamu.." pamit Jaehyun, beranjak keluar juga meninggalkan Mark dan Jeno.
Jeno mendekat kemudian mendudukkan dirinya di bagian kosong ranjang Mark. Laki-laki itu menghela napas, ia belum pernah melihat Kakaknya seperti ini.
"Gue udah bilang jangan terlalu setres kak, kita pasti bisa nemuin mereka.." Jeno buka suara membuat Mark menoleh padanya namun hanya diam tak menjawab.
"Lo tau Jen.. gue pernah ngerasa hancur tapi gak pernah sehancur ini.." tutur Mark, dengan tatapan kosong.
"Dari semenjak gue kenal Haechan dan jadiin dia milik gue sepenuhnya. Hal yang paling gue takutin itu kehilangan dia tapi sayangnya gue sendiri yang buat dia hilang dari jangkauan gue.."
"Gue bodoh, gue sadar itu dan apa gue masih pantes berharap dia mau balik ke gue?"
Jeno terdiam lama mendengar ucapan Kakaknya itu.
"Di antara kita berdua, gue bahkan jauh lebih bodoh daripada lo kak. Kesalahan gue jauh lebih fatal daripada lo, berbulan-bulan pernikahan gue sama Jaemin dan gue baru berani bilang ke dia soal perasaan gue setelah gue ngehancurin kepercayaan dia ke gue.."
"Dan lo liat sekarang, gue nyesel tapi gue gak bisa lakuin apa-apa buat nemuin dia. Jadi kayaknya kata-kata lo yang berharap buat Haechan balik itu lebih cocok buat gue,"
"Apa gue masih pantas harapin Jaemin buat balik lagi ke gue setelah banyak kekecewaan yang dia dapat dari gue?"
🔹🔹🔹
Aku skip lagi..
15 hari kemudian.
Terhitung sudah lebih dari dua minggu Jaemin dan Haechan menghilang tanpa kabar sedikitpun.
