.
.
.
~Dari awal yang bahagia hingga akhir yang hancur~
"Mulai sekarang kita udah gak punya hubungan apapun lagi, Na Jaemin."
"Iya, aku harap setelah ini kita gak ketemu lagi ya Jen. Entah itu sengaja ataupun gak sengaja."
........
"Semoga kamu gak...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Part 38
Pesawat yang di naiki Jeno akhirnya mendarat dengan selamat di Bandara Internasional Incheon. Setelah empat hari berada di Paris untuk mencari Istrinya, Jeno memutuskan untuk pulang ke Korea di karenakan Jaeminnya tidak ada disana.
Entah dimana Jaemin berada, Jeno akan terus berusaha mencarinya dan seperti yang sang Mommi katakan Jeno akan merubah sikapnya agar Jaemin mau kembali padanya tapi bagaimana cara perempuan itu tau jika dirinya sudah berubah? Sedangkan Jaemin saja tidak ada disini.
Suara dering notifikasi masuk ke dalam ponselnya membuat ia yang sedari tadi melamun sedikit tersentak. Sekarang Jeno sudah berada di dalam taxi yang akan membawanya ke rumah kedua orang tuanya.
Jeno mendesah berat, suara notifikasi tadi merupakan pesan masuk dari Karina. Sudah banyak pesan yang perempuan itu kirimkan tapi selalu Jeno abaikan selama empat hari ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Pak tolong ke Apartemen Soul Place lebih dulu.." ucap Jeno yang dibalas anggukan oleh supir taxi tersebut.
Setelahnya Jeno kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku celana. Selama perjalanan menuju apartemen Karina, laki-laki itu menatap jalanan kota Seoul yang hari itu lumayan ramai.
Tatapannya kosong dengan pikiran melayang memikirkan keberadaan Istrinya.
* Saat ini Jeno sudah berada di basment apartemen yang Karina tinggali. Setelah meminta pada supir taxi tadi untuk mengantarkan barangnya ke rumah keluarga Jung, dia segera masuk ke dalam dan menaiki lift menuju lantai tiga dimana kamar apartemen Karina berada.
Tanpa mengetuk pintu, Jeno langsung saja masuk ke dalam apartemen perempuan itu. Saat akan menuju dapur langkahnya terhenti ketika mendengar pembicaraan di sana.
"Kak.." panggil Winter, pada Karina yang sedari tadi sibuk menata makanan ke atas meja.
Karina menoleh, menatap adiknya dengan dingin. "Apa?"
"Kenapa kak Karina ngelakuin ini ke kak Jeno?" tanya Winter, mendekat.
Kening Karina mengernyit bingung. "Gue ngelakuin apa emang?"
