Part 4

9.8K 423 9
                                    

~HAPPY READING~

Pak Taeha baru saja masuk ke dalam rumahnya setelah seharian mengajar serta mengurus restoran milik papanya. Sebenarnya Papa Surya sudah mengatas namakan restoran itu dengan nama Pak Taeha. Hanya saja Pak Taeha yang masih ingin fokus untuk menjadi dosen sekarang. Jadi dia hanya datang sesekali untuk mengecek ke sana. Selebihnya masih Papa Surya yang mengurus restoran itu.

Baru saja Pak Taeha melangkahkan kakinya di ruang tengah, tapi Mama Karin sudah membuka suara terlebih dahulu.

"Tumben baru pulang, Tae?"

Pak Taeha mendekat ke arah Mama Karin, kemudian dia mencium tangan mamanya itu "Assalamu'alaikum" ucapnya.

"Wa'alaikumsalam"

"Tadi Taeha mampir ke restoran dulu. Sama papa di suruh ngecek ke sana" ujar Pak Taeha yang sudah ikut duduk di sebelah mamanya.

"Emang papa kamu ke mana?"

"Papa masih di kantor, ma. Tadi dia nyuruh Taeha bilang ke mama kalo papa hari ini lembur"

"Yaudah, itu makan dulu. Mama baru aja masak" ujar Mama Karin.

"Tapi sebentar dulu. Mama mau ngomong sama kamu"

Pak Taeha menatap Mama Karin penasaran. Wajah mamanya itu terlihat sedang serius. Entah apa yang mau dia bicarakan.

"Mau ngomong apa?" Tanya Pak Taeha.

"Kamu sekarang udah 28 tahun. Laki-laki di usia segitu udah cocok buat menikah. Kamu nggak ada niatan buat nikah?" Ujar Mama Karin.

"Ma. Taeha masih pengen fokus sama karir Taeha dulu. Taeha masih belum kepikiran ke sana. Lagian Taeha masih mau nyenengin mama papa dulu. Taeha juga masih mau balas budi sama mama papa. Nanti kalo Taeha siap juga Taeha pasti bakal nikah " jawab Pak Taeha.

"Kalo kebahagiaan mama sama papa adalah melihat kamu menikah, gimana?"

Pak Taeha menatap Mama Karin datar. Dia sudah jengah dengan Mama Karin yang selalu mendesaknya untuk menikah. Pak Taeha sebenarnya juga ingin menikah, tapi tidak sekarang. Mungkin nanti kalau semua keinginannya sudah terlaksana. Selain itu, dia juga sedang memilih calon istri yang baik untuknya. Sedangkan dia masih belum menemukannya hingga sekarang.

Pak Taeha menggenggam tangan Mama Karin "Pasti Taeha penuhin. Tapi nggak sekarang, ma" jawabnya.

"Terus kapan? Apa perlu mama yang cariin?"

Pak Taeha menghela nafas pelan "Terserah mama, lah. Yang penting mama bahagia" ujarnya, kemudian berdiri dan berjalan menuju tangga.

"Besok mama kenalin sama dia" teriak Mama Karin.

Pak Taeha langsung mengehentikan langkahnya. Kemudian dia menoleh menatap Mama Karin "Kenapa nggak sekarang aja?" Tanyanya.

"Kamu mau ketemu sama dia sekarang?"

"Enggak" jawab Pak Taeha sebelum meneruskan langkahnya kembali.

Mama Karin menggelengkan kepalanya "Punya anak kok kaya kulkas jalan" ujar Mama Karin.
........

19.00

Pak Taeha sedang duduk di ruang tamu sembari menatap laptop yang menampilkan deretan nilai dari mahasiswanya. Dia sedang mengecek siapa saja yang nilainya masih di bawah rata-rata. Dan kini tatapannya tertuju kepada nama dengan nomor absen 15, yaitu Kiara Anastasya. Nilai mahasiswinya itu terlihat lumayan baik. Tapi sayang, Kiara anak yang ceroboh.

"Kiara Anastasya" gumam Pak Taeha.

"Assalamu'alaikum"

Pak Taeha melirik ke arah pintu setelah mendengar suara seseorang. Ternyata yang datang adalah perempuan yang tadi sempat berdebat dengannya di kampus.

Mr.Taeha Dirgantara [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang