Part 6

8.5K 379 4
                                    

~HAPPY READING~

Entah kenapa, mobil milik Kiara yang tadinya tidak bermasalah sekarang malah tiba-tiba mogok di tengah jalan. Kiara yang sudah dalam perjalanan pulang terpaksa harus menghentikan mobilnya. Dia mencoba untuk turun dan mengecek apakah ada yang salah dengan mobilnya. Tapi baru saja melihat kabel mesinnya, Kiara sudah pusing terlebih dahulu.

"Ini apanya yang rusak, ya?" Gumam Kiara sambil menatap mesin itu.

Kiara menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, berharap ada bengkel yang mungkin bisa membantu dirinya. Tapi nihil, di sekitarnya kini hanya ada gedung pencakar langit saja.

"Mana jarak ke rumah masih jauh. Ini mobil kenapa pake mogok segala, sih? Bikin susah orang aja" gerutu Kiara.

Waktu Kiara sedang menggerutu tidak jelas, tiba-tiba terdengar suara handphone miliknya dari dalam tas. Kiara langsung merogoh handphonenya, ternyata Bunda Hanum yang menelfonnya.

"Assalamu'alaikum, bun" ucap Kiara.

"Wa'alaikumsalam. Kamu di mana, Ki?"

"Masih di jalan. Kenapa?"

"Cepetan pulang. Ada tamu"

Kiara mengerutkan keningnya "Tamu siapa?" Tanya Kiara bingung.

"Ya mangkanya cepetan pulang, biar tau tamunya siapa" jawab Bunda Hanum.

"Tapi Kiara-"

"Udah, ya. Bunda mau nemuin tamunya dulu. Inget, cepetan pulang. Assalamu'alaikum" potong Bunda Hanum.

"Wa'alaikumsalam" jawab Kiara datar.

"Bunda ini gimana. Gue belum kelar ngomong udah di matiin aja"

"Lagian tumben banget ada tamu pake nelpon gue segala. Biasanya juga dia sendiri yang nemuin"

"Ngapain kamu berhenti di tengah jalan gini?"

Kiara langsung menolehkan kepalanya ke belakang. Dan dia langsung terkejut karena ada Pak Taeha yang sudah berdiri tegap dengan kaca mata hitam yang bertengger manis di hidung mancungnya. Dosennya itu terlihat masih memakai pakaian yang sama seperti tadi pagi. Kiara berfikir mungkin Pak Taeha juga masih baru pulang dari kampus.

"Ngapain bapak di sini? Mau ngikutin saya?!" Tanya Kiara galak.

"Kalo di tanya itu jawab. Bukan malah balik nanya"

"Bapak juga, kalo di tanya itu jawab. Bukan malah ceramah" balas Kiara tidak mau kalah.

Pak Taeha menatap Kiara datar. Entah kenapa anak didiknya yang satu ini selalu menguras emosinya. Sehingga dia juga harus selalu bersabar untuk menghadapinya.

"Kenapa mobil kamu?" Tanya Pak Taeha.

"Bapak nggak lihat kalo mobil saya mogok?!" Ketus Kiara.

"Kamu bisa nggak kalo saya tanya itu jawabnya biasa aja? Nggak usah ngeluarin tenaga dalam"

"Lagian bapak. Udah tau mobil saya mogok, masih aja nanya"

Pak Taeha menyodorkan tangannya "Mana kunci mobil kamu?" Ujarnya.

"Bapak mau ngapain? Mau bawa mobil saya kabur?!"

"Saya masih mampu membeli puluhan mobil seperti punya kamu"

Kiara mendengus pelan. Kenapa dia harus di pertemukan dengan dosen menyebalkan seperti yang ada di hadapannya saat ini. Apakah tidak ada manusia lagi, sampai-sampai harus seorang Pak Taeha yang menjadi dosennya.

"Di mobil" kata Kiara.

Pak Taeha menatap Kiara sekilas. Kemudian dia membalikkan badannya dan berjalan menuju mobil. Pak Taeha membuka pintu kemudian mencoba untuk menyalakan mesin mobil Kiara.

Mr.Taeha Dirgantara [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang