.... Ya emang itu Pak Andra
~HAPPY READING~
"Siapa istrinya Pak Taeha?"
Kiara dan Dira sontak menolehkan kepalanya ke belakang. Tepat di ujung tangga lantai atas sudah ada Pak Andra yang berdiri sembari menekuk lengannya di depan dada.
"Istrinya Pak Taeha? I-itu, dia temennya kakak saya, pak" jawab Dira.
"Kakak kamu yang merias istrinya Pak Taeha?"
Dira melirik ke atas, seperti sedang berusaha mengingat sesuatu "Merias? Seingat saya kakak saya itu bukan perias deh, pak" katanya.
Pak Andra mulai berjalan menghampiri Kiara dan juga Dira "Tapi kata Pak Taeha yang merias istrinya itu kakak kamu. Dan kamu di sana karena bantuin mereka" ujarnya.
Dira langsung melebarkan matanya. Dia bingung dengan jawaban apa yang harus dia berikan kepada Pak Andra. Dira mencoba menyenggol tangan Kiara, mengisyaratkan supaya gadis itu membantunya untuk menjawab pertanyaan dari Pak Andra. Tapi Kiara hanya bisa diam. Dia sepertinya juga sedang gugup saat ini.
"O-oh iya, pak. Saya lupa. Kakak saya yang satunya memang perias"
Pak Andra menganggukkan kepalanya.
"Oh iya, Dir. Saya mau tanya sesuatu sama kamu"
"Tanya apa, pak?"
"Istrinya Pak Taeha itu namanya siapa, ya? Saya rencananya mau ngasih sesuatu sama mereka. Tapi saya nggak tau siapa nama istrinya Pak Taeha"
Dira melirik Kiara sekilas. Sahabatnya itu terlihat diam sembari menyibukkan dirinya dengan menatap ke arah lain. Dira tau jika saat ini Kiara sedang gugup dan berusaha menghindar dari tatapan Pak Andra.
"Istrinya Pak Taeha? Siapa, ya? Siapa, Ki?" Tanya Dira sembari menyenggol tangan Kiara.
"Lah. Kenapa tanya sama gue? Kan lo yang ada di sana, harusnya lo yang tau" jawab Kiara.
"Gue harus jawab gimana, Ki?" Bisik Dira di telinga Kiara.
"Terserah lo. Yang penting jangan nyebut nama gue"
Dira berdecak pelan, kemudian dia kembali menatap Pak Andra yang terlihat sedang menatapnya datar.
"Itu, pak. Saya belum sempat tanya ke Pak Taeha. Jadinya nggak tau. Coba Pak Andra tanya langsung ke orangnya. Apa perlu saya yang menanyakan?"
"Oh, nggak usah. Saya bisa tanya sendiri. Yasudah, kalo begitu saya permisi dulu. Kalian cepetan masuk kelas, sebentar lagi jam pelajaran dimulai"
"Iya, pak" jawab Dira dan Kiara bersamaan.
Setelah memastikan Pak Andra pergi dari sana, Kiara dan Dira langsung menghela nafasnya lega. Rasanya mereka seperti baru saja menjalani sidang skripsi. Meskipun pertanyaan Pak Andra itu tidak begitu sulit untuk dijawab, tapi entah kenapa mulut mereka tiba-tiba menjadi kaku untuk mengeluarkan kata-kata.
"Akhirnya, Pak Andra pergi juga" kata Dira.
"Lain kali kalo ngomong itu yang lebih keras. Biar sekalian seantero negeri Konoha ini tau kalo gue istrinya Pak Taeha" ujar Kiara emosi.
"Ya gue kan nggak tau kalo tadi ada Pak Andra di belakang"
"Terserah lo deh, Dir. Gue cape"
Kiara meninggalkan Dira yang masih diam mematung di tempatnya. Gadis itu tiba-tiba saja menjadi linglung seperti seseorang yang terkena amnesia.
"Gue siapa? Gue di mana?" Ucap Dira sebelum berjalan menyusul Kiara yang sudah masuk ke dalam kelas.
.......Setelah melewati masa-masa dimana mahasiswa harus mendengarkan penjelasan yang begitu rumit dari seorang dosen, akhirnya saat ini mereka sudah berada di kantin untuk beristirahat. Sebenarnya sekarang masih pergantian jam, dan menurut info di grup chat kelas Kiara dosen kedua hari ini tidak datang ke kampus. Maka dari itu, para mahasiswa yang mungkin merasa kelaparan langsung saja menggiring tubuh mereka menuju kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr.Taeha Dirgantara [on going]
Humor"Pak" "Hm" "Jangan mau ya, di jodohin sama saya" ujar Kiara memelas. "Kenapa harus nggak mau?" Tanya Pak Taeha dengan tatapan lurus ke depan. "Kan saya ngeselin. Nanti Pak Taeha pasti cape kalo punya istri yang nggak bisa di atur kaya saya" Pak Tae...