Part 8

9.2K 379 3
                                    

~HAPPY READING~

Sudah setengah jam yang lalu kelas Kiara melakukan praktek di laboratorium. Tapi Kiara tidak bisa fokus karena Pak Taeha yang terus menatapnya tajam. Bukan hanya Pak Taeha, bahkan Pak Andra juga beberapa kali menatap Kiara. Bedanya, Pak Andra menatap Kiara dengan tatapan yang bisa membuatnya merasa salting.

"Pak Andra ganteng banget, gila" gumam Kiara sambil sesekali melirik Pak Andra yang sedang tersenyum kepadanya.

Setelah itu, perhatian Kiara teralihkan kepada Pak Taeha. Ternyata dosennya yang satu itu sudah tidak lagi menatapnya. Dia malah sibuk berkeliling untuk mengontrol pekerjaan mahasiswanya.

Sedari tadi pandangan Kiara tidak lepas dari pergerakan Pak Taeha. Matanya terus mengikuti kemanapun Pak Taeha melangkah. Di belakang sana Pak Taeha terlihat sedang berbicara, bahkan membantu beberapa mahasiswa yang membutuhkan bantuan. Sampai tidak lama kemudian, laki-laki itu berjalan di sebelah Kiara. Jangankan menyapa, melihat Kiara pun tidak sama sekali. Padahal biasanya Pak Taeha selalu memarahi gadis itu, walau karena hal kecil sekalipun.

"Itu orang kenapa, sih? Tumben nggak cari gara-gara sama gue" batin Kiara.

"Waktu kalian tinggal 15 menit lagi. Selesai nggak selesai, silahkan di kumpulkan" ujar Pak Taeha lantang.

Kiara langsung membulatkan matanya. Jangankan selesai, dia saja baru menggerus obatnya. Beruntung saat ini Kiara mendapat resep kapsul, jadi dia tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikannya.

Setelah tablet yang berada di dalam mortir halus dan tercampur sempurna, Kiara langsung berlari untuk mengambil cangkang kapsul yang berada di rak pojok laboratorium. Kemudian dia segera kembali untuk memasukkan serbuk-serbuk itu ke dalam cangkang kapsul yang dia bawa.

Kiara menggunakan cara yang biasa dia lakukan ketika prakerin di apotek dulu. Yang mana caranya adalah membuka semua tutup kapsul, kemudian menatanya berdiri dengan kertas panjang yang mengelilingi semua kapsul itu. Jadi Kiara tinggal menuang serbuk itu ke dalamnya, tanpa perlu membagi dan mengisinya satu per satu.

Tapi tanpa Kiara sadari, Pak Taeha selalu memantau pergerakannya sedari tadi. Sampai tidak lama kemudian, dosennya itu terdengar membuka suara.

"Kiara. Masukkan satu per satu!" Ujar Pak Taeha.

Kiara yang sedang fokus memasukkan serbuk langsung saja mendongakkan kepalanya setelah namanya di sebut. Di sana terlihat Pak Taeha yang sedang menatapnya datar sembari menekuk tangan di depan dada.

"Waktunya tinggal 5 menit lagi loh, pak. Kalo saya masukin satu per satu nanti nggak keburu. Lagian kalo di apotek juga nggak pake cara kaya gitu" jawab Kiara.

"Saya tanya, sekarang kamu di apotek apa di kampus?"

"Kampus"

"Jadi silahkan kamu ikuti prosedur yang ada. Jangan membuat aturan sendiri!"

Kiara menatap Pak Taeha malas, kemudian dia menghembuskan nafasnya berat. Kiara menuang kembali semua serbuk yang sudah masuk ke dalam kapsul. Kemudian dia mulai membaginya menjadi 20 bagian, karena di resep memang di minta untuk membuat 20 kapsul.

"Gue kata juga apa, ribet kalo sama teh sisri. Kenapa Pak Andra nggak jaga sama Bu Vina aja, sih. Kan enak kalo sama dia, gue jadi nggak kerja dua kali kaya gini" gerutu Kiara.

"Waktu kalian tinggal 3 menit lagi. Yang sudah selesai bisa di kumpulkan sekarang" kata Pak Andra.

Hampir semua orang sudah maju ke depan, lengkap dengan membawa hasil kerjanya. Sekarang hanya tersisa Kiara dan dua orang lainnya yang masih bergelut dengan pekerjaannya.

Mr.Taeha Dirgantara [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang