Part 22

7.2K 288 0
                                    

~HAPPY READING~

"Pak Taeha pernah bawa perempuan ke sini nggak, bi?"

"Nggak pernah, Ki. Kamu perempuan pertama yang dibawa Taeha bawa ke sini"

Kiara dan Bi Jena yang sedang asik berbincang-bincang langsung saja menolehkan kepalanya. Ternyata di tengah pintu dapur sudah ada Mama Karin yang sedang berdiri sembari menatap ke arah Kiara.

"Rajin banget menantu mama ini. Jam segini udah bangun" ujar Mama Karin sembari berjalan menghampiri Kiara juga Bi Jena.

"Kiara cuma bantuin Bi Jena masak, ma. Daripada nggak ngapa-ngapain" jawab Kiara sambil tersenyum.

"Taeha udah bangun?"

"Tadi udah bangun. Tapi kayanya dia tidur lagi, ma"

"Dia nggak ke kampus sekarang?"

"Nggak tau, ma. Tapi kayanya sih ke kampus"

Mama Karin hanya menganggukkan kepalanya.

"Ini mau masak apa, bi?"

"Non Kiara minta dimasakin semur daging sama tempe goreng, bu" jawab Bi Jena.

"Waaah. Enak itu. Yaudah, kamu temenin Bi Jena masak dulu ya, Ki. Mama mau bantuin papa kamu sebentar"

"Iya, ma"

"Bi. Saya ke depan dulu, ya"

"Injih, bu"

Mama Karin mulai berjalan keluar dari dapur. Dan kini di dalam sana hanya tersisa Kiara serta Bi Jena saja. Merekapun meneruskan kegiatan memasaknya supaya semua anggota keluarga bisa segera sarapan dan memulai aktivitas masing-masing.

Setelah kurang lebih satu jam berkutat di dapur, akhirnya makanan yang di masak oleh Kiara dan Bi Jena sudah siap. Kiara menghidangkan makanan itu di atas meja kemudian dia kembali ke atas untuk memanggil suaminya.

Awalnya Kiara mengira jika Pak Taeha sudah bangun bahkan siap untuk pergi ke kampus sekarang. Tapi nyatanya, laki-laki itu terlihat masih betah berada di alam mimpinya. Kiara yang sudah merasa jengkel langsung berjalan menghampiri Pak Taeha kemudian berdiri di depan suaminya itu.

Kiara menepuk bahu Pak Taeha pelan "Pak Taeha" ucapnya.

Tapi Pak Taeha sama sekali tidak merespon panggilan Kiara.

"Pak"

"Hm"

"Bangun! Udah siang"

"Hm"

"Yaudah kalo nggak mau bangun. Saya nggak maksa" ujar Kiara sembari melangkahkan kakinya menuju pintu kamar.

"Kamu itu gimana sih, Ki? Dimana-mana kalo suaminya susah bangun itu ya dipaksa. Bukan malah ditinggal keluar kaya kamu gini"

Kiara membalikkan tubuhnya. Terlihat Pak Taeha sedang menatapnya datar dengan satu tangan yang menyangga kepalanya.

"Ini masih pagi dan saya juga lagi nggak mood buat debat sama bapak. Jadi kalo bapak mau bangun ya ayo. Kalo nggak mau ya silahkan tidur lagi. Gampang kalo saya mah"

Pak Taeha menatap Kiara datar. Kemudian dia terlihat menyibakkan selimut dari tubuhnya dan bangkit dari tempat tidur. Mereka berdua saling beradu pandangan layaknya seorang petinju yang akan bertarung.

"Apa, kamu?!" Ketus Pak Taeha.

"Bapak yang apa!!" Jawab Kiara yang tidak kalah ketus.

Pak Taeha melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Setelah dia masuk ke dalam sana, Kiara langsung membereskan tempat tidur dan menyiapkan pakaian yang akan Pak Taeha kenakan untuk ke kampus hari ini. Perlu di ketahui. Ini adalah kali pertamanya Kiara menyiapkan pakaian untuk Pak Taeha.

Mr.Taeha Dirgantara [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang