~HAPPY READING~
22.00
Pasangan pengantin yang tadi pagi sudah sah itu kini terlihat mulai masuk ke dalam kamar. Wajah mereka terlihat sangat lelah karena seharian ini harus duduk diam di atas pelaminan. Kiara sendiri sebenarnya sudah merengek meminta turun sedari tadi. Tapi Bunda Hanum selalu melarang dengan alasan masih banyak tamu serta sanak saudara yang berdatangan.
Pak Taeha mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kamar Kiara karena ini adalah pertama kalinya dia masuk ke dalam kamar perempuan. Kemudian pandangannya tertuju kepada ranjang Kiara yang berukuran single bed, dan pastinya itu hanya cukup untuk satu orang saja. Kalaupun dua orang, mungkin mereka harus berhimpitan.
"Bapak ngapain ngejokgrog di situ? Mau jadi penjaga kamar saya?" Tanya Kiara yang baru menyadari jika Pak Taeha masih berdiri di depan pintu.
Pak Taeha mulai melangkahkan kakinya menuju ranjang Kiara. Kemudian dia langsung menjatuhkan tubuhnya di sana tanpa melepas jas pengantin yang masih menempel di tubuhnya. Pak Taeha memejamkan matanya sembari menikmati aroma vanilla yang menyeruak di dalam kamar itu. Tapi tidak lama kemudian, dia kembali membuka matanya karena tidak mendengar suara Kiara. Ternyata istrinya itu sedang duduk di depan cermin untuk melepas hiasan di kepalanya. Pak Taeha menumpukan kepala pada sebelah tangannya sembari terus menatap Kiara yang terlihat kesusahan.
Kiara merasa ada yang aneh karena dia juga tidak mendengar suara Pak Taeha sedari tadi. Akhirnya dia membalikkan tubuhnya dan mendapati suaminya itu ternyata sedang menatapnya datar dengan sebelah tangan yang menyangga kepalanya.
"Ngapain bapak lihatin saya?!" Tanya Kiara ketus.
"Ya terserah saya, dong. Saya lihat juga pake mata saya sendiri, nggak minjem mata kamu" jawab Pak Taeha santai.
Kiara langsung terdiam. Dia sangat jengkel karena Pak Taeha selalu saja memojokkan dirinya. Meskipun ucapan suaminya itu benar, tapi tetap saja Kiara merasa tidak terima.
"Tapi kan yang bapak lihat itu saya"
"Terus kenapa?"
"Y-ya saya nggak suka di lihatin kaya gitu"
Pak Taeha bangkit dari tempat tidur, kemudian dia berjalan perlahan menghampiri Kiara yang masih menatapnya tajam. Kiara yang terlihat ketakutan hanya bisa menelan ludahnya kasar. Dia mencoba berjalan mundur untuk menghindari Pak Taeha. Tapi sialnya, baru satu langkah ke belakang tubuhnya sudah menubruk meja rias.
"P-pak Taeha mau ngapain?" Tanya Kiara gemetar.
Pak Taeha hanya diam dengan kaki yang terus melangkah mendekati Kiara. Dan kini, tubuhnya sudah tepat berada di depan tubuh Kiara. Pak Taeha menumpukan tangannya pada meja rias Kiara, sehingga menjadikan tubuh istrinya itu terapit di antara kedua tangannya.
Kiara langsung memejamkan matanya. Dia takut jika Pak Taeha akan melakukan hal yang tidak-tidak kepadanya.
"Ngapain kamu merem-merem?" Tanya Pak Taeha.
Kiara hanya menggelengkan kepalanya.
"Buka mata kamu"
Kiara kembali menggelengkan kepalanya "Nggak mau" tolaknya.
Pak Taeha menghela nafasnya pelan. Dia tau apa yang ada di fikiran Kiara sekarang. Istrinya itu pasti berfikir jika dirinya akan melakukan hal yang biasa di lakukan oleh pasangan suami istri jika sudah menikah.
Pak Taeha membalikkan tubuh Kiara, kemudian tangannya terulur untuk membantu gadis itu melepas beberapa hiasan yang masih menempel di kepalanya.
"Nggak usah mikir yang macem-macem. Saya nggak nafsu sama cewe galak kaya kamu" kata Pak Taeha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr.Taeha Dirgantara [on going]
Humor"Pak" "Hm" "Jangan mau ya, di jodohin sama saya" ujar Kiara memelas. "Kenapa harus nggak mau?" Tanya Pak Taeha dengan tatapan lurus ke depan. "Kan saya ngeselin. Nanti Pak Taeha pasti cape kalo punya istri yang nggak bisa di atur kaya saya" Pak Tae...