Maaf ya updatenya lama 🥺🙏
~HAPPY READING~
Tiba saatnya pasangan pengantin baru itu kini harus meninggalkan rumah keluarga Kiara. Barang-barang mereka sudah berada dalam mobil milik Pak Taeha yang terparkir gagah di halaman rumah itu. Dan sekarang giliran mereka berdua untuk berpamitan kepada semua orang yang berada di sana.
Rasa keengganan tercetak jelas pada wajah Kiara. Gadis itu seperti tidak rela meninggalkan rumah serta keluarga yang sudah menemaninya selama 22 tahun ini. Sama halnya dengan orang tua Kiara. Mereka juga nampak sedih saat Kiara yang sudah rapi kini sedang berdiri di depannya untuk berpamitan.
"Bunda, ayah, Kiara pamit dulu, ya" ujar Kiara sambil mencium tangan Bunda Hanum serta Ayah Ferdi.
Bunda Hanum langsung memeluk Kiara dan menumpahkan air matanya di pundak anaknya itu. Bunda Hanum tidak menyangka jika Kiara akan meninggalkannya secepat ini. Rasanya baru kemarin Bunda Hanum menyaksikan Kiara yang masih berlarian ke sana kemari mengelilingi rumah. Tapi sekarang anaknya itu sudah menjadi istri dari seseorang. Waktu memang begitu cepat berlalu.
"Sering-sering main ke sini ya, Ki" ujar Bunda Hanum.
Kiara tersenyum kemudian melepaskan pelukan Bunda Hanum dari tubuhnya. Sebenarnya Kiara juga sedih karena harus meninggalkan rumahnya secepat ini. Tapi Kiara tidak mau menampakkan kesedihannya di depan Bunda Hanum supaya bundanya itu tidak semakin kepikiran nantinya.
"Iya, bunda. Kiara nanti sering main ke sini, kok. Bunda nggak usah sedih lagi, ya. Di sini kan masih ada Kak Kinan, Bang Revan, sama Dedek Mira yang nemenin bunda setiap hari. Jadi pasti nanti bunda nggak akan kesepian" ucap Kiara sembari mengusap air mata Bunda Hanum.
"Tapi tetep aja rumah ini bakalan sepi kalo nggak ada kamu"
"Bunda tenang aja. Taeha nanti bakal sering-sering ajak Kiara ke sini biar bunda nggak kesepian lagi" kata Pak Taeha.
Bunda Hanum yang awalnya menatap Kiara langsung mengalihkan pandangannya kepada Pak Taeha yang juga sedang berdiri di samping Kiara.
"Taeha. Bunda titip Kiara, ya. Kalo Kiara salah, tegur aja nggak papa. Tapi bunda minta satu hal sama kamu. Tolong jangan bikin Kiara nangis. Kamu bisa janji sama bunda?"
Pak Taeha tersenyum kemudian menganggukkan kepalanya "Taeha janji Taeha nggak akan bikin Kiara nangis. Taeha bakal berusaha semaksimal mungkin supaya Kiara bisa hidup bahagia bersama Taeha" ujar Pak Taeha mantap.
"Makasih, ya"
"Sama-sama, bunda. Taeha juga mau ngucapin terima kasih karena bunda sudah mempercayakan Kiara untuk menjadi bagian hidupnya Taeha"
Bunda Hanum menganggukkan kepalanya dan kembali menatap Kiara "Udah. Berangkat sana. Kasian mertua kamu pasti udah nungguin dari tadi" kata Bunda Hanum.
"Bunda jangan nangis terus biar Kiara nggak kepikiran nanti" ucap Kiara.
"Iya. Bunda nggak nangis"
Setelah berpamitan dengan semua keluarganya, kini saatnya dua orang itu menuju mobil untuk pulang ke rumah Pak Taeha. Semua keluarga mengantar Kiara dan Pak Taeha hingga mereka berada di dalam mobil. Setelah masuk ke dalam, Kiara kembali membuka kaca jendela dan melambaikan tangannya kepada orang tua serta kakaknya.
"Kiara pergi dulu, ya. Assalamu'alaikum" ucap Kiara.
"Wa'alaikumsalam. Hati-hati"
........Perjalanan yang memakan waktu satu jam ini terasa begitu lama karena tidak ada yang membuka suara sedari tadi. Di dalam mobil hanya ada suara musik yang entah Kiara sendiri tidak tau itu bahasa apa. Awalnya Kiara ingin protes karena kategori pemilihan musik Pak Taeha ini terdengar begitu asing di telinganya. Tapi dia langsung mengurungkan hal itu karena yakin jika Pak Taeha tidak akan merespon ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr.Taeha Dirgantara [on going]
Humor"Pak" "Hm" "Jangan mau ya, di jodohin sama saya" ujar Kiara memelas. "Kenapa harus nggak mau?" Tanya Pak Taeha dengan tatapan lurus ke depan. "Kan saya ngeselin. Nanti Pak Taeha pasti cape kalo punya istri yang nggak bisa di atur kaya saya" Pak Tae...