~HAPPY READING~
Setelah 2 hari libur kuliah, sekarang Kiara sudah kembali lagi berkegiatan di kampusnya. Seperti biasa, hari ini Kiara harus berangkat ke kampus bersama Pak Taeha. Bedanya, sekarang mereka berangkat menggunakan motor sport milik Pak Taeha.
Kiara masuk ke kampus berjalan kaki. Dia sedikit melirik ke samping ketika mendengar suara motor yang sangat menggelegar di telinganya, di iringi dengan suara teriakan dari beberapa mahasiswi yang ada di sana. Ternyata itu adalah suara motor milik Pak Taeha. Kiara hanya menatap Pak Taeha malas saat laki-laki itu lewat di sampingnya.
"Dasar tukang tebar pesona" gumam Kiara.
Setelah 10 menit berjalan kaki, Kiara akhirnya sampai juga di ruang kelas yang sudah terisi penuh dengan teman seangkatannya. Dia langsung menghampiri Dira dan duduk di depan temannya itu. Kiara mendengus sebal karena dia mendapatkan kursi paling depan. Tapi mau bagaimana lagi. Semua tempat juga sudah terisi penuh, hanya kursi itu yang tersisa.
"Ki. Lo udah denger gosip tentang Pak Taeha belum?" Tanya Dira.
Kiara mengerutkan keningnya "Gosip apa?" Tanya Kiara.
"Lo tuh gimana, sih? Masa calon istrinya kaga tau"
"Gue nggak kepo sama kehidupan itu orang" jawab Kiara santai.
"Masa tadi ada yang nyebarin foto Pak Taeha lagi pelukan sama cewe. Tapi kalo gue lihat-lihat, itu kayanya bukan lo deh, Ki"
Kiara yang awalnya menatap handphone seketika mendongak menatap Dira. Dia sedang mencerna apa yang di ucapkan Dira. Apakah benar yang di katakan sahabatnya itu? Pak Taeha berpelukan dengan seorang perempuan? Tapi siapa? Seingat Kiara, dia juga tidak pernah memeluk atau bahkan di peluk oleh Pak Taeha.
Tapi tidak lama kemudian, Kiara langsung membulatkan matanya karena mengingat kejadian ketika mereka keluar dari Gramedia kemarin. Dimana Kiara yang awalnya hanya memanas-manasi Rena menjadi keterusan memeluk lengan Pak Taeha hingga luar gedung.
"Dir"
"Kenapa, lo? Kumat?"
Kiara menolehkan kepalanya menghadap Dira "Apa jangan-jangan itu gue?" Ujarnya takut.
"Maksud lo?"
Kiara menyeret Dira keluar dari dalam kelas. Kemudian dia membawa temannya itu ke kursi yang berada di depan kelas mereka.
"Ngapain lo bawa gue ke sini?" Tanya Dira.
"Gimana, nih? Yang ada di foto itu pasti gue" ujar Kiara panik.
"Lo kenapa panik gitu sih, Ki? Tenang dulu. Sini cerita pelan-pelan"
Kiara menghela nafasnya pelan, kemudian dia menyerongkan duduknya menghadap Dira "Gini, Dir. Lo inget kan, kemaren gue lo tinggal di Gramedia sama Pak Taeha" ujarnya.
Dira menganggukkan kepalanya "Terus?" Tanyanya.
"Kan waktu lo pulang, si cewe nggak jelas itu masih di sana. Nah, gue punya rencana buat manas-manasin dia dengan cara gandeng tangan Pak Taeha. Tapi sialnya, gue malah kelupaan meluk tangan Pak Taeha sampe luar Gramedia"
"Gila lo, Ki"
"Hahh mati gue. Gimana kalo semua orang tau yang di foto itu sebenernya adalah gue. Lo punya fotonya nggak, Dir?!"
"Bentar gue cari dulu"
Dira terlihat mengotak atik handphonenya untuk mencari foto yang dia maksud tadi. Setelah menemukan, Dira langsung menunjukkan foto itu kepada Kiara. Di sana terlihat bahwa ada perempuan yang sedang memeluk lengan Pak Taeha, serta menyandarkan kepalanya pada bahu laki-laki itu. Yang membuat semua orang mengenali Pak Taeha adalah wajahnya sedang menoleh ke samping, sehingga jelas sekali bahwa itu adalah Pak Taeha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr.Taeha Dirgantara [on going]
Humor"Pak" "Hm" "Jangan mau ya, di jodohin sama saya" ujar Kiara memelas. "Kenapa harus nggak mau?" Tanya Pak Taeha dengan tatapan lurus ke depan. "Kan saya ngeselin. Nanti Pak Taeha pasti cape kalo punya istri yang nggak bisa di atur kaya saya" Pak Tae...