Part 50

3.7K 135 48
                                    

~HAPPY READING~

Sampai di kantin, Kiara dan Dira langsung memesan makanan kemudian mencari tempat duduk untuk mereka berdua. Kiara sedikit lega karena kondisi kantin saat ini masih lumayan sepi. Jadi mereka berdua tidak perlu repot mencari tempat duduk yang masih kosong.

"Ki"

"Hm"

"Lo tadi bilang kan kalo mau cerita ke gue" ujar Dira antusias.

Kiara yang awalnya menatap handphone seketika mendongakkan kepalanya "Cerita apa?" Tanyanya.

"Ck. Kebiasaan deh lo selalu lupa sama omongan sendiri. Yang tadi, Ki. Waktu gue mau tanya sama Pak Taeha tapi keburu lo tarik tangan gue"

"Lo mau tanya apaan emang?"

"Gimana rasanya diunboxing?"

"Ya gitu"

"Yang bener dong Ki kalo jawab. Gue kemal banget, nih"

Kiara mengerutkan keningnya "Kemal? Nama lo ganti Kemal?" Ucapnya.

"Mulut lo. Kemal itu singkatan dari kepo maksimal. Gitu aja kaga tau lo" cibir Dira.

"Sakit banget, gila. Lo entar kalo udah nikah sama Pak Andra jangan mau deh buru buru diunboxing. Suruh dia nunggu sampe lo siap dulu"

"Si anjir. Mana bisa gitu. Kasian lah lakik gue"

"Ya terserah lo, sih. Kalo gue sih masih trauma. Ini aja Pak Taeha gue suruh nunggu dulu. Paling juga setahun lagi" ujar Kiara santai.

Dira seketika membelalakkan matanya "Setahun, Ki? Setahun? Ga beres emang nih, anak. Kasihan suami lo, Kiara. Dia pasti kesiksa karena nggak lo kasih jatah setahun ke depan" ucap Dira emosi.

"Pak Taeha aja nggak protes kenapa lo yang ribet, sih?"

"Nih ya, Ki. Kalo misal gue jadi Pak Taeha, gue bakal cari istri lagi"

"Nah. Untungnya lo nggak jadi Pak Taeha. Jadi gue nggak perlu nambah selir"

Dira hanya bisa terdiam memikirkan jawaban yang Kiara berikan. Entahlah. Gadis itu selalu saja membuatnya kalah telak.
..............

Jam pelajaran pertama baru saja selesai. Saat ini semua mahasiswa yang berada di kelas Kiara bersiap untuk istirahat. Beberapa dari mereka juga ada yang menyelesaikan tugas yang mungkin saja belum sempat terselesaikan kemarin.

Karena masih kenyang, Kiara memutuskan untuk berada di dalam kelas sembari memainkan handphone miliknya. Baru saja dia memegang handphone, telinganya tidak sengaja mendengar suara seseorang yang memanggilnya.

"Eh. Kiara"

Kiara hanya melirik perempuan yang berada di sebelahnya malas. Dia tau siapa pemilik dari suara itu. Siapa lagi kalau bukan musuh bebuyutannya. Stella.

"Gue perhatiin, tadi waktu presentasi cara jalan lo kaya agak aneh. Lo habis diservis om om, ya?"

Kiara tidak menggubris pertanyaan yang menurutnya sangat tidak penting itu. Dia hanya diam sembari tetap melihat ke arah handphone miliknya.

"Dibayar berap lo sama om om itu? Sejuta? Dua juta?" Tanya Stella.

"Apa jangan jangan lo itu sebenarnya simpenan om om kaya raya. Dan lo udah di kasih apartemen mewah kalo lo bisa muasin dia"

Kiara masih berusaha untuk meredam emosinya. Tapi tidak halnya dengan Dira. Gadis itu mengepalkan tangannya sembari menatap Stella dengan tatapan tajam. Dia seakan akan tidak terima jika sahabatnya direndahkan seperti itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mr.Taeha Dirgantara [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang