Part 41

7K 264 12
                                    

~HAPPY READING~

Kiara yang baru saja selesai dengan mata pelajaran pertamanya kini harus tergesa-gesa untuk pergi ke ruangan Pak Taeha. Laki-laki itu memang tidak lagi menghubunginya setelah pertemuan antara mereka berdua tadi pagi. Tapi Kiara sangat faham dengan sifat suaminya. Dia akan melakukan apapun yang sudah keluar dari mulutnya itu. Dan Kiara takut jika Pak Taeha akan benar-benar menjemputnya ke kelas nanti. Maka dari itu lebih baik dirinya saja yang mengalah.

Tidak lama setelah Kiara berjalan akhirnya dia sampai di depan ruangan Pak Taeha. Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, Kiara langsung masuk ke dalam.

"Assalam-"

Ucapan Kiara terhenti setelah melihat seorang perempuan yang sedang duduk berdua dengan Pak Taeha. Dia adalah perempuan yang sama dengan yang Kiara lihat tadi pagi.

Perempuan itu menatap Kiara sambil tersenyum. Berbeda halnya dengan Kiara. Gadis itu hanya menatap perempuan di depannya sekilas dan setelah itu dia membalikkan tubuhnya untuk keluar dari ruangan Pak Taeha.

Baru saja akan melangkah, suara Pak Taeha terlebih dahulu menghentikan pergerakan Kiara.

"Mau kemana kamu?"

Kiara menatap Pak Taeha malas "Pak Taeha nanya?" Ujarnya.

"Duduk!"

"Saya masih ada urusan penting"

"Sepenting apa sehingga kamu menghiraukan ucapan saya?"

Kiara tidak menjawab ucapan Pak Taeha. Dia hanya melirik perempuan yang ada di depannya saat ini. Entah kenapa Kiara merasa tidak suka melihat perempuan itu selalu dekat dengan Pak Taeha.

Merasa faham dengan gerak gerik Kiara, akhirnya Pak Taeha menyuruh perempuan yang duduk di sebelahnya saat ini untuk keluar dari sana. Tanpa banyak bicara, perempuan itu langsung bangkit dan keluar dari ruangan Pak Taeha.

Bukannya duduk, Kiara malah terus menatap pintu yang saat ini sudah tertutup rapat. Dia takut jika perempuan itu kembali masuk ke dalam ruangan suaminya.

"Saya tadi nyuruh apa?" Ujar Pak Taeha sembari menaikkan sebelah kakinya ke atas kakinya yang lain.

"Nggak tau!" Jawab Kiara ketus.

"Nggak usah dilihatin terus. Dia nggak akan balik ke sini"

Kiara melirik Pak Taeha tajam. Dia tidak habis fikir dengan suaminya yang satu ini. Entah kenapa laki-laki itu selalu saja bisa menebak apa yang ada dalam pikirannya.

"Duduk!"

"Nggak"

"Duduk apa saya dudukin?"

"Pak Taeha sini yang saya dudukin" ketus Kiara.

"Yaudah sini. Tunggu apa lagi" jawab Pak Taeha sembari menepuk pahanya.

Kiara berdecak sebal. Pak Taeha selalu saja seperti itu. Dia selalu memutar balikkan apapun yang keluar dari mulut Kiara, sehingga membuat perempuan itu seketika merasa terpojokkan.

Tanpa menunggu lama lagi, Kiara langsung saja berjalan menghampiri Pak Taeha dan duduk disebelahnya.

"Tadi katanya mau dudukin saya. Kenapa malah duduk disitu?"

"Nggak jadi. Tadi cuma salah ngomong"

"Kalo mau minta pangku bilang aja. Nggak usah ngode-ngode kaya gitu" ejek Pak Taeha.

"Terserah Pak Taeha. Sekarang Pak Taeha nyuruh saya ke sini mau ngapain?"

"Nggak ngapa-ngapain. Saya cuma mau kamu di sini nemenin saya" ujar Pak Taeha sembari menyandarkan kepalanya pada sandaran sofa dan kemudian memejamkan matanya.

Mr.Taeha Dirgantara [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang