Part 18

8.4K 278 5
                                    

~HAPPY READING~

"Taeha, Kiara, ini mama bawain- ASTAGHFIRULLAH"

Kiara dan Pak Taeha langsung menolehkan kepalanya ke sumber suara. Dan di tengah pintu kini sudah ada Mama Karin yang sedang berdiri sembari memejamkan matanya. Kiara yang baru saja sadar dengan posisinya sontak mendorong Pak Taeha hingga tubuh laki-laki itu terhuyung ke belakang.

"M-masuk aja, ma" ujar Kiara yang sudah berdiri sembari membenarkan bajunya yang sedikit berantakan.

Mama Karin membuka sebelah matanya, kemudian dia menatap dua orang di depannya disertai dengan senyuman yang mencurigakan. Bagaimana tidak curiga, posisi mereka saja membuat orang yang melihatnya pasti merasa ambigu.

"Mama ganggu, ya?"

"E-enggak, kok. M-mama nggak ganggu" jawab Kiara sembari melirik ke arah Pak Taeha.

Mama Karin melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar Pak Taeha "Lagian kenapa pintunya nggak dikunci? Untung aja mama tadi datengnya masih di batas aman" ucapnya.

"Mama ngapain ke sini?" Tanya Pak Taeha.

Mama Karin menyodorkan sebuah papper bag kepada Pak Taeha "Tadi pagi Andra ke sini, terus dia ngasih ini. Katanya kado pernikahan buat kamu sama istri kamu. Awalnya dia mau ngasih langsung ke kalian. Tapi karena kalian nggak ada di sini, jadi dia nitip sama mama" ujarnya.

Mata Kiara seketika membulat sempurna setelah nama Andra keluar dari mulut Mama Karin. Kiara berfikir apakah Andra yang di maksud oleh Mama Karin adalah Andra yang sama dengan yang ada di kampusnya. Di satu sisi Kiara yakin jika yang Mama Karin maksud adalah Pak Andra, karena di pernikahannya kemarin Pak Andra sempat datang dan bertemu dengan Pak Taeha. Tapi di sisi lain, jika memang benar Pak Andra, kenapa Pak Taeha tidak pernah bercerita jika dia mengenal Pak Andra? Entahlah, Kiara sangat bingung.

Pak Taeha mengerutkan keningnya "Andra siapa?" Tanyanya.

"Ckk. Andra yang datang ke pernikahan kamu kemaren"

Benar dugaan Pak Taeha. Andra yang dimaksud Mama Karin adalah Pak Andra teman dosen di kampusnya. Entah bagaimana bisa mamanya itu sampai mengenal Pak Andra. Padahal setau Pak Taeha, Pak Andra tidak pernah sekalipun masuk ke rumahnya. Apalagi sampai bertemu dengan Mama Karin.

"Mama kenal dia darimana?"

"Dia anaknya Om Juan. Kata Andra dia satu kampus sama kamu juga. Bener?"

Om Juan adalah rekan bisnis yang pernah bekerja sama dengan perusahaan milik Papa Arya. Mereka bisa dikatakan sangat dekat. Karena jika ada sesuatu apapun, dua keluarga ini pasti terlibat di dalamnya. Hanya saja Pak Taeha yang tidak ingin terlalu masuk ke sana. Jadi dia hanya sebatas mengetahui nama keluarga Om Juan, tidak lebih dari itu.

"Iya"

"Terus kenapa kemaren kamu nggak ngundang dia? Tunggu tunggu. Mama kemaren kayanya nggak lihat temen-temen dosen kamu yang di kampus. Kiara juga kayanya nggak ngundang temen-temennya" ujar Mama Karin sembari menatap Kiara yang sedang berdiri mematung di depannya.

Baru saja Kiara akan menjawab, tapi Pak Taeha sudah membuka suara terlebih dahulu "Taeha sama Kiara emang sengaja nggak ngundang mereka, ma" jawabnya.

"Kenapa?"

"Nggak papa"

Mama Karin menghela nafasnya pelan "Yaudah. Kalo gitu mama keluar dulu, ya. Silahkan dilanjutkan kegiatan yang sempat tertunda tadi" ujar Mama Karin sambil tertawa.

Baru saja Mama Karin sampai di depan pintu, dia langsung menghentikan langkahnya karena Pak Taeha yang tiba-tiba memanggilnya.

"Ma"

Mr.Taeha Dirgantara [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang