Part 13

8.9K 324 3
                                    

~HAPPY READING~

Hari ini adalah hari yang paling bersejarah, baik dalam hidup Kiara maupun Pak Taeha. Kenapa demikian? Karena hari ini tepat pada tanggal 13 September 2022, Pak Taeha dan Kiara akan melepas masa lajangnya. Mereka akan memasuki fase dunia yang baru, yakni fase rumah tangga.

Di rumah Kiara saat ini sedang berlangsung proses ijab qobul antara ayah dari mempelai wanita dengan sang mempelai pria. Kiara masih diam di kamarnya bersama Bunda Hanum. Dia akan di bawa keluar jika acara ijab qobul sudah selesai di ucapkan.

"Qobiltu nikakhaha watazwijaha bil mahril madzkur" ucap Pak Taeha lantang.

"Sah?"

"SAH"

Kiara langsung memeluk Bunda Hanum sambil menangis. Mulai sekarang, dia sudah bukan milik orang tuanya lagi. Dalam artian, orang tuanya sudah melepas tanggung jawab dan menyerahkan semuanya kepada Pak Taeha selaku suami dari Kiara.

"Bunda. Maafin Kiara kalo selama ini Kiara ngerepotin bunda, Kiara nggak pernah nurut sama bunda, Kiara selalu ngebebanin bunda, Kiara -"

"Shuutt. Udah, nggak usah ngomong gitu. Kamu nggak pernah ngerepotin bunda. Bunda malah seneng banget karena kamu hadir dalam hidup bunda. Kamu anak baik, jadi nggak usah ngomong gitu" ujar Bunda Hanum sambil mengusap punggung Kiara.

"Kiara mau bilang makasih banyak karena ayah sama bunda udah ngurus Kiara selama ini. Kiara minta maaf karena Kiara belum bisa balas budi sama kalian"

"Kamu jadi anak yang nurut aja ayah sama bunda udah terima kasih banget, nak"

Bunda Hanum memeluk Kiara dengan air mata yang mengalir. Dia bahagia karena akhirnya Kiara menikah dengan orang yang baik seperti Pak Taeha. Tapi di sisi lain, dia juga sedih karena sebentar lagi Pak Taeha akan memboyong anaknya itu ke rumah barunya. Dan secara otomatis, dirinya juga akan jarang bertemu dengan Kiara.

Kiara melepaskan pelukannya dari Bunda Hanum, kemudian dia mengusap air mata Bunda Hanum yang membasahi pipinya.

"Bunda jangan nangis. Kalo bunda nangis nanti Kiara jadi nangis lagi" kata Kiara.

"Iya. Bunda nggak nangis. Sini bunda usapin dulu air matanya. Masa penganten baru nangis" ujar Bunda Hanum sembari mengusap pipi Kiara menggunakan tisu.

Tidak lama kemudian, terlihat Mama Karin yang masuk ke kamar Kiara. Sebenarnya dia sudah datang sedari tadi. Hanya saja dia berada di depan untuk menyaksikan Pak Taeha yang sedang melafalkan ijab qobul.

"Assalamu'alaikum" ucap Mama Karin.

"Wa'alaikumsalam"

"Masyaallah. Cantik banget mantu mama"

Kiara tersenyum lalu mencium tangan mertuanya itu.

"Mama udah dari tadi?" Tanya Kiara.

"Iya. Cuma tadi duduk dulu di depan buat lihat Taeha yang lagi ijab qobul" jawab Mama Karin yang hanya di balas dengan senyuman oleh Kiara.

"Bu Karin. Karena sekarang Kiara sudah menjadi istrinya Taeha, jadi saya titip Kiara sama ibu, ya. Kalo nanti Kiara salah, ibu tegur aja nggak papa. Kalo Kiara banyak kurangnya ya ibu nasehatin, biar dia bisa lebih baik lagi ke depannya" kata Bunda Hanum.

Mama Karin tersenyum kemudian menggenggam tangan Bunda Hanum "Bu Hanum nggak usah khawatir. Saya janji saya akan menjaga Kiara. Saya mau ngucapin terima kasih karena Bu Hanum sudah membesarkan Kiara dengan baik. Saya juga mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya karena Bu Hanum sudah merestui pernikahan Kiara dengan anak saya Taeha" jawab Mama Karin.

Mr.Taeha Dirgantara [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang