Hidup itu tidak terduga. Penuh kejutan yang memuakkan karna bagaimana bisa malam ini aku sudah menjadi istri sah dari Park Jongseong alih-alih si Seulhae sialan yang ntah berada dimana sekarang.
"Bawa kopernya." Titah si Jongseong menendang koper padaku padahal dia lelaki yang seharusnya suka rela melakukan hal itu.
Ia malah melenggang pergi begitu saja setelah menendang koper padaku yang membuatku susah payah menggeret koper miliknya yang beratnya seperti babon. Ntah apa yang si keparat itu bawa di dalam koper sialnya.
Ahhh sial!!! Sialan!! Seharusnya aku tidak harus datang ke acara pernikahan laknat keduanya.
Aku terus mengumpatinya dalam hati di sepanjang jalan aku susah payah menggeret kopernya dengan gaun pengantin yang masih melekat di tubuhku menuju resort mewah milik keluarga Park.
Iya sih mewah. Tapi kok tidak ada pelayanan yang membawakan barang agar tidak repot seperti ini. Atau si sialan Jongseong memang sengaja melakukan hal ini untuk menjadikan babu pribadinya?
"Cepat. Kau lelet sekali seperti siput." Protesnya dengan nada tak sabar. "Ya sudah kau saja yang bawa sendiri koper ini!" Kataku kehilangan kesabaran melempar koper sialnya.
Lantas menarik bawah gaun yang aku pakai sampai betis kakiku agar lebih leluasa melangkah. "Yak!!"
Aku tidak menggubrisnya dan terus berjalan masuk ke dalam resort yang ternyata sangatlah mewah membuatku tergangga melihat interiornya. "Wah daebakk!!" Seruku takjub namun tak memiliki tenaga untuk menjelajahi resort dan hanya terduduk bersandar di sofa dengan nafas yang masih memburu.
"Kau sialan!" Jongseong datang dengan air muka marah yang aku akui membuatku takut tapi aku tidak akan kalah memperlihatkan hal itu padanya. "Kau pikir kau siapa huh?!" Bentaknya keras.
"Aku?" Aku menunjuk diriku sendiri, "Tentu saja istrimu."
"Kau-" Ia menunjukku tampak jauh lebih marah dan menggemeletukkan graham yang membuatnya semakin mengintimidasiku. "Jangan memancing amarahku Bella." Desisnya.
"Iya, iya." Kataku mencoba santai meski dalam hati mengkeret takut dan memilih membaringkan diri di atas sofa, "Marahnya di tunda dulu. Aku sedang lelah dan tak ingin berdebat."
Ia berdecih dan beranjak masuk ke dalam kamar dengan pintu terbaring keras yang kudengar selanjutnya pintu itu terkunci.
Aku sontak panik segera mendekat karna sejauh mata memandang dari luasnya resort ini hanya ada satu kamar. "Hei buka Jongseong! Kenapa di kunci?!"
"Kau tidur saja di luar!!" Katanya keras dari dalam kamar membuatku kesal ingin sekali mendobrak dan meninjunya sampai jelek.
"Yak!! Mana bisa begitu!!" Teriakku tak terima berusaha mendobrak pintu namun pintu mahoni sial itu lebih kuat dariku jadi aku hanya menyiksa diri menyerah dan terduduk di dekat pintu.
Padahal demi segala hal apapun aku tidak ingin pernikahan ini terjadi.
"Kau harusnya berterima kasih padaku karna telah menyelamatkanmu dan keluargamu dari rasa malu Park Jongseong." Kataku dan beranjak akan kembali ke sofa untuk merebahkan diri namun pintu terbuka menampilkan Jongseong yang lebih marah menarik lenganku kasar ke dalam kamar.
"Kau aphhmp--"
Aku tersentak oleh apa yang kini si sialan Jongseong lakukan membuatku mendorong dadanya keras namun ia tak bergeming sedikitpun. Malah menggigit bibirku membuatku sontak membuka mulut dan ia memasukkan lidahnya yang demi merlin aku tidak pernah berciuman sampai seperti ini!!!
Aaaaaa ibu tolong aku!!!!
Ia terenggah sesaat dengan pandangan kami beradu yang kemudian memangutku lagi sampai kedua tungkaiku melemas dan ia menahan pingangku erat sampai tubuh kami menempel. Sial. Sial. Sial.
Aku mendorongnya dengan kekuatan penuh sampai ciumannya terlepas dan menamparnya keras. "Kau-" Desisku bergetar merasa begitu marah atas pelecehan yang ia lakukan.
"Apa?" Tantangnya sambil menampilkan smirk sialnya. "Bukankah itu yang kau mau?" Katanya mendekat mengukung tubuhku di tembok. "Kau ingin berada satu kamar denganku karna ingin melakukan malam pertama seperti pengantin baru pada umumnya kan?"
Aku berdecih menatapnya marah yang kian menggelegak, "Meski di dunia ini hanya ada kau seorang Park Jongseong, aku tak akan sudi melakukan seks denganmu." []
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET & SOUR
أدب الهواةBella tidak pernah berencana menikah dalam kehidupannya setelah perceraian kedua orangtuanya. Baginya hubungan romantisme adalah lelucon paling lucu dalam kehidupan. Sampai takdir membelitnya bersama Park Jongseong yang tidak akan pernah melepasnya...