Aku berusaha sekuat tenaga menyeret tubuhku menjauh dari Jay yang tetap dengan mudahnya menarik satu kakiku kasar dan mencekik leherku dengan kilat geram di kedua netranya.
"Kalau kau tidak mencintaiku dan tidak ingin hidup bersamaku Bella, maka aku akan membunuhmu." Katanya dengan semakin mencekikku dan aku berusaha keras melepas kedua tangannya di leherku.
"Jika kau tidak bisa aku miliki maka tidak ada siapa pun yang boleh memilikimu terutama Kakakku, Park Jongseong."
"Mati. Kau harus mati Bella!" Teriaknya semakin mencekikku sampai suara sirene polisi terdengar mendekat membuatku lega luar biasa. Ntah malaikat mana yang memanggil polisi kemari.
Jay yang mendengar suara sirine semakin mendekat terus mencekikku lebih kuat diiringi suara isak tangisnya yang mulai terdengar.
"Kenapa harus kakak yang kau cintai Bella? Sejak kecil bahkan sekarang aku yang mencintaimu bukan kakak." Isaknnya semakin keras dan aku hampir mencapai batas.
Suara dobrakan pintu terdengar dan polisi segera menjauhkan Jay dariku. Aku yang lemas mendapati pertolongan pertama segera di bawa ke dalam ambulan yang langsung berjalan menuju rumah sakit.
"Tolong, selamatkan anakku." Kataku pada satu perawat yang di dekatku dan ia mengangguk. "Iya nona tenang saja." Katanya menggengam satu tanganku. "Kami akan sekuat tenaga menyelamatkan nona dan bayi nona."
"Terima kasih." Kataku menatap plafon ambulan dengan pandangan kian mengabur namun aku berusaha keras tetap terjaga. Aku ingin bertahan, aku tidak ingin lengah mati begitu saja.
Sampai beberapa saat kemudian ambulan sampai di rumah sakit dan di pindahkan ke brangkar yang segera di dorong para perawat menuju ruang UGD.
"Jongseong...." Aku tercekat tatkala melihat brangkar di sampingku dan itu seperti Jongseong yang mendapati pertolongan pertama oleh para dokter.
"Kita harus siapkan ruang operasi."
"Ruang operasi penuh. Hanya satu yang tersisa."
"Selamatkan Tuan Jongseong."
"TIDAK! SElAMATKAN ANAKKU DULU!"
Suara ibu terdengar keras mendekat dan meraih tanganku. Aku menggeleng keras, "Tidak ibu, aku masih kuat. Tolong selamatkan Jongseong." Kataku sebelum kemudian pandanganku kian menggelap seberapa keraspun aku mencoba mempertahankan kesadaranku.
SWEET AND SOUR
Irene masih terisak menangis mengamit satu tangan Bella yang pucat, "Maafkan ibu, kalau saja ibu tidak memaksamu menggantikan Seulhae untuk menikah dengan Jongseong mungkin tak akan seperti ini."
Taehyung berusaha menenangkan sang ibu dan Sunoo yang masih terisak keras sampai satu dokter masuk ke ruang inap tersebut, "Operasi nona Bella berhasil dan ia hanya butuh waktu istirahat." Katanya sambil tersenyum menenangkan.
"Putranya sudah bisa kalian lihat." Katanya yang kemudian dua suster masuk membawa satu buntalan yang begitu mirip dengan Jongseong. "Apa sudah memiliki nama untuknya?"
Irene malah semakin terisak jika mengingat kilas bayang bagaimana Jongseong dengan secara ajaibnya tersadar dari masa kritisnya berusaha keras untuk ruang operasi di tempati oleh Bella.
"Tolong, siapapun tolong selamatkan istri dan anakku."
Taehyung memeluk kedua bahu ringkih sang ibu sebelum mengkuapkan satu nama untuk keponakannya, "Noa." Ucapnya teringat satu memo yang tersemat di memo ponsel sang adik.
"Nama yang bagus." Puji sang dokter lalu memberikan Noa pada pangkuan Irene yang mengecupinya dengan sayang sebelum ia tak akan pernah bisa lagi merengkuh cucunya.
Sunoo mendekat dan mengusap pipi Noa sesaat sebelum mengecupnya. "Wajahnya mirip sekali dengan kak Jongseong."
Irene tersenyum mengangguk dan terkekeh dalam isakan, "Mungkin kakakmu sering membenci suaminya tatkala mengandung."
Taehyung diam-diam menangis sampai pintu ruangan terketuk dan salah satu sekertaris keluarga Park muncul. "Saya di titahkan mengambil cucu utama keluarga Park." Katanya yang sesuai perjanjian dengan berat hati Irene pun memberikan Noa pada sekertaris An.
"Namanya Noa, tolong jangan sampai mengganti namanya karna itu keinginan Bella agar kami bisa mengenalinya sepanjang hidup kami."
"Araseo."
Sekertaris An pun pergi setelah membawa Noa dalam gendongannya di ikuti oleh para pengawal keluarga Park. Sementara Irene jatuh terduduk terisak lagi sambil menggenggam tangan putrinya lamat. Meyakinkan diri bahwa keputusannya adalah benar.
Setelah kejadian perebutan ruang operasi dan serentetan hal memilukan yang Bella serta Jongseong alami. Para tetua keluarga Park memutuskan dengan telak perceraian untuk kali pertamanya dalam keluarga Park.
Demi kebaikan yang ada untuk kedua belah pihak mereka memutuskan untuk memberikan hipnoterapi pada Bella dan Jongseong setelah sadar agar tidak berhubungan lagi selamanya.
Sementara Jay berada dalam pengawasan ketat di rumah sakit jiwa.
Lantas Noa yang menjadi putra keduanya akan menjadi putra dari Sunghoon dan Yoonji.
Sandiwara yang menjadi kebenaran untuk memberikan kehidupan baru bagi Bella dan Jongseong.
"Ibu apa benar ini keputusan yang baik untuk kakak?" Kata Sunoo perlahan dengan hati-hati yang masih tidak menerima atas rencana yang dibuat keluarga Park. "Meski kakak menderita selama ini, belum tentu ia mau melupakan kak Jongseong terutama anaknya sendiri ibu."
"Rencana yang keluarga Park susun adalah hal terbaik untuk kakakmu Sunoo." Taehyung yang menjawab dan menepuk bahu si adik.
"Bella berhak mendapati kehidupan baru." []
__________
Maaf ya baru up🙏🏻
.
1/2 ch lagi tamat yaaa
.
See you^^
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET & SOUR
FanfictionBella tidak pernah berencana menikah dalam kehidupannya setelah perceraian kedua orangtuanya. Baginya hubungan romantisme adalah lelucon paling lucu dalam kehidupan. Sampai takdir membelitnya bersama Park Jongseong yang tidak akan pernah melepasnya...