26. Arcade pt 1

2.7K 343 63
                                    

Aku tidak menyangka akan ada arena balapan liar seperti ini di pusat kota. Semua mobil mewah berjejer siap bertanding dengan suara hiruk pikuk seperti dengungan lebah.

Melihat banyak orang adalah satu hal yang paling tidak aku sukai. Apa lagi berada dalam lingkup keramaian dalam konteks tak baik seperti ini.

"Aku ingin pulang kak." Kataku pada kak Beomgyu yang menggeleng tak terima dan kemudian merangkul bahuku. "Ayolah. Kau kan istrinya sudah sepantasnya mendukungnya bertanding malam ini."

"Atau perlu aku menghubungi Seulhae?"

"Tidak." Kataku cepat. "Aku yang akan mendukungnya."

"Good girl." Bisiknya yang membuatku risih. Ingin sekali menyentak tangannya menjauh dari bahuku tapi aku malah diam mengikutinya ke satu ruangan. "Kenapa kesini?" Tanyaku was-was.

"Kau ingin mendukungnya di arena dengan pakaian seperti ini?" Tanyanya tak habis pikir dan aku menatap pakaian jeans serta kemeja yang kupakai tak ada masalah apapun.

"Come on Bell, kalau kau seperti ini hanya akan memalukan Jay."

"N-ne."

"Sekarang masuk. Ada Jessy yang akan membantumu di dalam."

Aku pun mengangguk dan masuk ke dalam ruangan itu yang di sambut oleh gadis dengan pakaian super seksi. "Hai darling." Katanya mengecup pipiku sesaat.

"Kau cantik sekali." Pujinya dengan suara riang. "Apa lagi mata birumu." Katanya mengetuk jarinya di sekitaran kelopak mataku lembut.

"Pantas si Jay jarang ke arena karna menghabiskan malamnya denganmu Bella."

"Oh ya?"

"Iya. Kau tak tahu dia sudah mangkir disini beberapa bulan karna tidur denganmu?"

"Well, apa itu pujian?"

"Ya. Semua orang disini ingin mengenalmu sayang..."

"Okay." Aku semakin gugup takut akan ekspektasi teman-teman Jongseong padaku yang tak seperti apa yang mereka pikirkan. "Calm down darling." Bisik Jessy dan membawaku duduk di kursi meja rias.

Aku diam saja saat Jessy mulai meriasku dengan make up yang tebal sekali membuatku risih. Ini bukan sepertiku.

Aku jadi terlihat jauh lebih tua dari seharusnya. "Selesai." Katanya dan memberiku satu set pakaian super seksi padaku.

"Aku akan memakai pakaianku saja." Kataku cepat. "Tidak sayang, kau pakai ini okay."

"Tapi-"

"Jongseong menyukainya." Katanya membuatku terdiam.

"Ayo cepat, pertandingannya akan segera dimulai Bella." Jessy membawaku ke bilik ganti dan aku dengan sangat terpaksa memakai pakaian yang ia berikan.

Celananya pendek sekali dengan atasan seperti tanktop tipis yang membuatku seperti wanita murahan yang siap di jajakan.

Ya ampun. Aku ingin pulang.

"Bella kau sudah siap?"

"Ne." Aku dengan gemetar keluar dan Jessy tampak terlihat puas.

"Ayo." Ia menarik lenganku keluar ruangan dan tak ada Beomgyu di luar.

"Beomgyu pasti sudah di arena." Katanya seolah tahu apa yang aku pikirkan. Ia terus menarikku ke satu arena yang sepertinya akan memulai pertandingan.

Satu gadis berdiri di depan para mobil yang siap balapan dengan bendera di tangannya. Okay. Aku jadi ingat salah satu film fast and furious yang sering kak Taehyung tonton sekarang terpampang nyata.

Ternyata ada juga di Korea Selatan dan aku tak tahu apapun.

Kak Beomgyu menarik tanganku ke tengah arena sambil membawa toa yang sering Jungwon bawa ketika akan berdemo. Ya ampun aku ingin pulang!!

"Siapapun yang menang akan tidur dengan gadis ini!!"

APA?!!

Aku tercekat menatap kak Beomgyu tak percaya dan berusaha melepas cekalannya tapi tak bisa. Ia mencekal tanganku kuat sekali sampai mungkin akan meninggalkan memar.

Seseorang keluar dari mobilnya yang ternyata itu Jongseong. Ia datang mendekat dan meninju kak Beomgyu sampai ia jatuh tersungkur dengan cekalannya terlepas padaku. "Apa maksudmu Beomgyu?!" Teriaknya bersamaan dengan sorak sorai orang-orang terdengar memekakan telinga.

Jongseong melihatku sesaat dan melepas jaket miliknya yang ia pakaikan pada tubuhku. "Kenapa kau disini Bella?" Tanyanya kesal. "Kau seharusnya di rumah saja."

Ia mengecup bibirku sesaat membuat sorakan itu semakin keras. "Aku mencintaimu." Katanya yang dibalas kekehan sarkas oleh kak Beomgyu.

"Apa Seulhae tahu apa yang kau ucapkan ini pada Bella?"

"Urusan kita belum selesai Beomgyu."

"Yah selesaikan dulu balapannya Jongseong. Kalau kau tidak ingin di cap pengecut."

"Fuck." Desisnya ntah pada siapa. Lalu menatapku lamat dan menarik resleting jaketnya yang aku pakai sampai atas untuk menutupi tubuhku sepenuhnya. "Sayang..." Ia berbisik lirih dan merangkum wajahku.

"Jika kau tak sanggup melihatnya, tutup matamu okay?"

Aku mengangguk dan ia mengecup keningku sesaat. "Ini tak akan lama. Aku janji. Kita akan pulang dan makan malam dengan bulgogi, kau suka?"

Aku mengangguk dengan pandangan buram. Rasanya janggal. Seolah ini akan menjadi akhir yang buruk. "Jay-ya hati-hati." Kataku dan ia tersenyum mengecup bibirku lagi.

Tanpa peduli sorakan yang kian bergema aku membawanya ke dalam ciuman yang ia balas sama besarnya membuatku sadar dalam titik ini bahwa sejak musim panas itu aku tidak pernah melupakannya.

Aku masih mencintainya yang semakin pekat dari hari ke hari dan tak ingin melepasnya. "Aku mencintaimu Jay.." Kataku terenggah setelah ia melepas ciuman sepihak.

"Aku tahu." Ia tersenyum kecil dan berlari kembali masuk ke dalam mobilnya yang kupandangi punggungnya dengan hati terkepal.

Suara pluit dan gadis seksi di depan pun melapas bra yang ia layangkan alih-alih bendera untuk memulai pertandingan membuatku terperanggah.

Mobil-mobil itu mulai melesat dengan kecepatan luar biasa membuatku terperanggah lagi. Mobil Jongseong terlihat memimpin di depan bersusulan dengan mobil mewah mengkilat berwarna merah.

"Itu Jaemin."

"Apa?"

"Mobil yang akan menyusul Jongseong itu Jaemin."

Aku mundur selangkah. Tidak mungkin itu Jaemin yang aku kenal kan?

Kak Beomgyu tersenyum penuh arti, "Kau pikir Jaemin akan menyianyiakan kesempatan ini Bella?" Ia mendekat dan membuatku mundur.

"Kau tidak tahu karna terlalu menutup diri dengan duniamu sendiri Bella. Ada banyak lelaki yang ingin mendekatimu tapi Jaemin menghalanginya untuk melindungimu." []

SWEET & SOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang