52. Stuck

1.9K 250 40
                                    

Jay menatap Jongseong yang masih bersemu merah. "Kakak menyukainya?" Tanya si adik kemudian karna tak tahan melihat wajah kemerahan si kakak.

"Mungkin." Jongseong mengedikkan bahu acuh lantas memalingkan wajah. "Apa terlihat jelas?"

"Wajah kakak merah sama seperti aku kalau teringat Bella."

"Bella? Siapa?" Jongseong kembali menatap si adik yang kini memerah.

"Dia teman sekolahku."

"Oh sama seperti Seulhae?"

Jay mengangguk. "Kakak kapan ikut sekolah di tempat yang sama denganku?"

"Setelah musim panas ini selesai Jay-ya. Aku perlu pulih dengan benar dulu baru bisa sekolah denganmu."

"Yeay!!" Jay kegirangan memeluk si kakak.

Seulhae yang melihat hal itu dari kejauhan ikut tersenyum. Ia suka melihat Jay sesenang itu sampai jemputan ayahnya tiba membuatnya harus benar-benar pergi dari taman kota padahal ia masih ingin bermain dengan si lelaki yang sudah sejak lama ia sukai.

"Omong-omong kakak kok bisa mengenal Seulhae?"

SWEET AND SOUR

Aku tidak menyangka ayah akan dengan repot-repot berkunjung ke keluarga Park untuk menjengukku dan memperlihatkan seraut wajah khawatir yang memuakkan.

"Maaf, ayah sadar telah berlaku salah dan tak adil selama ini."

Suara ayah bergema bergesekan dengan dedaunan mapple di taman belakang paviliun ini. Sementara aku sempat-sempat menerka berapa luas lahan rumah keluarga Park.

"Bella.."

"Aku lelah." Kataku pada akhirnya berbicara setelah selama beberapa puluh menit ayah menyuarakan penyesalannya.

Bukannya senang. Aku merasa perasaanku teraduk dan mual.

"Bisakah ayah pergi? Aku ingin kembali istirahat sekarang." Kataku tanpa menatap ayah yang ntah memberikan ekspresi apa aku tidak ingin tahu.

"Baiklah. Ayah pulang ya, jaga dirimu baik-baik nak." Katanya bangkit dan benar-benar pergi setelah menepuk bahuku sesaat.

Lantas hening. Aku tak bangkit dan melakukan apa yang aku suarakan pada ayah untuk istirahat.

Hanya menatap deretan pohon mapple yang memberikan kesan sendu sampai air mataku jatuh dari pelupuk mata. Aku tak menghentikannya karna siapa tahu dengan menangis bisa meluruhan rasa sesak di dada.

Kalau saja aku tidak ikut datang ke acara pernikahan Seulhae mungkin tidak akan seperti ini.

Atau mungkin, kalau saja aku cukup sadar diri untuk tidak menyerahkan tubuhku untuk Jongseong sentuh.

Dan membiarkan aku jatuh hati padanya, mungkin tak sesakit ini.

"Jongseong, kenapa aku harus mencintaimu?"

"Karna jatuh cinta itu tanpa rencana."

Aku tersentak dan melirik ke belakang melihat Sunghoon yang mengulum senyum. "Aku dengar kau harus bedrest selama dua minggu kenapa sudah duduk diam disini?"

"Ada ayah berkunjung dan aku cukup bosan berada di ruang rawat mainan membosankan itu." Kataku mencoba biasa saja setelah pernyataan perasaannya beberapa pekan lalu.

SWEET & SOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang