16. Carousel

3.4K 344 45
                                    

Ibu datang ke aparteman dengan membawa banyak sekali makanan terutama kimchi setelah mendapati kabar bahwa aku jatuh sakit.

Iya. Jongseong yang memberitahu ibu agar aku tidak masuk kelas hari ini.

"Kau yakin tidak ingin memeriksanya ke dokter." Kata ibu yang sudah keseberapa kalinya dalam beberapa jam ini. "Iya ibu, lagi pula sebelum ibu datang dokter Yeri dari keluarga Park sudah memeriksaku."

"Terus apa katanya? Apa kau hamil?"

"A-aniyaa.." Aku menggeleng keras dengan wajahnya yang tetiba saja memanas dan ibu malah mengulum senyum. "Aigoo, tak usah malu nak. Lagi pula wajar kan hamil setelah menikah."

"Aku hanya flu demam biasa saja ibu." Kataku dan ibu memelukku dengan sayang. "Aigoo nak, nak.." Katanya sambil sesekali mengecup puncak kepalaku.

Seharian ibu menghabisi waktu di aparteman untuk menemaniku dan Jongseong segera mengantarkannya pulang ke rumah sepulangnya dari kampus.

Yah. Seperti rumah tangga pada umumnya.

"Aku pulang yeobo." Jongseong membuka pintu aparteman dan dengan riang memelukku erat yang kubalas sama besarnya. Ia perlahan melonggarkan pelukan dan mencium keningku lamat.

"Maaf, karna kelakuanku kemarin kau jadi sakit lagi."

"Tak apa." Kataku memeluknya lagi. Rasanya tidak ingin jauh-jauh darinya membuatku aneh tapi tak bisa berhenti.

Jongseong membalas pelukanku yang dalam hening ia bersenandung lirih sambil membawa tubuhku ke samping kanan dan kiri membuatku terkekeh kecil. Ingin sekali waktu berhenti disini saja.

Tanpa ada getir dan kecemasan lainnya. Hanya ada Jongseong dan aku.

Sampai suara getar ponselnya terdengar dan ia perlahan melepas pelukan untuk mengangkat sambungan telepon.

Satu nama terpeta jelas membuatku terdiam membeku dan bisa kulihat air mukanya yang tampak pahit juga rindu dalam satu waktu. "Seulhae?" Kataku bersuara begitu saja tanpa tertahankan.

Ia menggeleng. "Bukan."

Itu kebohongan dan aku terdiam menerima dengan getir yang kemudian ia berbalik menjauh, "Aku pergi dulu, ada satu tugas kelompok yang belum aku selesaikan." Katanya tergesa dan aku mengejar menyamai langkahnya.

"Pulang jam berapa? Ini sudah hampir jam makan malam Jay-ya, apa tidak bisa di tunda mengerjakannya besok?"

"Tidak bisa sayang." Katanya mengecup keningku cepat. "Jangan menungguku aku mungkin akan menginap di rumah kak Beomgyu."

"Jay tapi--"

Pintu aparteman tertutup begitu saja. Ia pergi tanpa mendengar apa yang ingin aku katakan membuat perasaanku terkepal erat. Berusaha menahan air mataku aku pun bergegas masuk ke dalam kamar untuk mencari ponselku.

Aku ingin menghubungi ayah untuk mencari tahu apa Seulhae sudah kembali atau tidak untuk meyakinkan pradugaku. "Halo ayah.."

"Iya ada apa Bella? Cepat ayah sibuk." Katanya tampak tergesa dan malas menambah rasa nyeri di dada.

Memangnya sejak kapan ayah peduli padaku?

"Ayah tutup kalau kau diam saja."

"Tidak, ayah tunggu!"

"Apa?"

"Seulhae, apa dia sudah pulang?"

Ada jeda sesaat membuatku mengeratkan genggamanku pada ponselku. "Ayah.."

"Iya. Dia pulang tadi pagi." Katanya yang membuatku lemas jatuh terduduk di sisi ranjangku. "Kita bicarakan itu nanti."

Tuuttt

SWEET & SOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang