Bella merasa seperti tengah di ikuti dan mencoba melirik ke belakang berulang kali membuat Jay yang adalah orang yang mengikutinya secara diam-diam pun menjadi was-was.
Lantas si gadis pun berlari membuat Jay mengulum senyum apa lagi tatkala melihat tas punggung kebesaran Bella yang terlonjak-lonjak sesuai irama langkah si gadis.
"Selain cantik Bella juga lucu." Katanya yang mengingatkannya akan kura-kura.
Lantas sesampainnya di rumah ia segera meminta dibelikan boneka kura-kura pada Wendy.
Dua sekaligus. Satu untuknya dan satu lagi akan ia berikan pada Bella. Tentunya secara diam-diam.
Bukan di loker. Tapi di atas meja milik si gadis bermata biru.
Bella yang mendapati itu cukup bingung. Melirik ke sekitaran kelas tapi tidak ada yang terlihat seperti pemilik atau pemberi boneka kura-kura.
Sementara Jay berusaha terlihat tak peduli walau jantungnya berdebar cemas. Takut ketahuan.
Minhye yang baru datang langsung heboh, "WAH LIHAT BELLA PUNYA PENGGEMAR RAHASIA!!"
Seulhae yang tahu segalanya hanya diam dengan hati tak suka segera beranjak merebut boneka itu, "Ini milikku. Aku lupa menyimpannya."
SWEET AND SOUR
Aku bangun dan tidak menemukan Jay dalam keadaan tubuh polos yang kacau sekali. Sedikit meringgis saat aku mencoba untuk bangun karna ngilu sekali di bagian privatku. "Jay!!" Aku memanggilnya keras berharap ia masih ada disini.
Tapi nihil. Ia sepertinya tetap pergi setelah aku jatuh tertidur tadi.
Lantas dengan kekuatan ekstra aku pun segera berjalan menuju kamar mandi untuk segera membersihkan diri memakai jubah mandinya.
Kemudian membereskan ke kacauan di dalam kamarnya akibat pergumulan beberapa jam lalu.
Ini sudah lewat tengah malam dan Jay tidak kunjung juga pulang membuatku cemas segera mencoba menghubunginya.
Tapi tak ada jawaban. Hanya suara sambungan telepon terhubung terus menerus membuatku kesal hampir saja melempar ponselku.
Berdecak kemudian berkeliling masuk ke dalam kabinet pribadi milik Jay.
Ada banyak sekali pakaian mewahnya. Aksesorisnya, jam tangan, sepatu sampai kedua mataku terpaku pada satu boneka kura-kura kecil di etalase kecil.
Itu seperti boneka kura-kura kecil milikku. Tapi mata bonekanya yang ini warnanya biru dan punyaku itu hitam.
Aku tersenyum mengambil boneka itu dan rasanya seperti menemukan pasangan boneka yang aku miliki.
Apa aku boleh meminta boneka ini juga untuk aku pasangkan dengan bonekaku yang ada di rumah?
"Ternyata kau disini yeobo." Kata Jay membuatku tersentak kaget sesaat mendapati eksistensinya.
Dia tersenyum dan mendekat meraihku ke dalam pelukannya. "Tidak masuk angin apa hanya memakai jubah mandi begini?"
"Kau kenapa belum pulang? Terus kenapa teleponku tidak di angkat terus?" Cerocosku kesal dan ia terkekeh pelan mengecup bibirku sesaat.
"Aku bilang jangan pergi tapi kau tetap saja pergi."
"Mianhae.." Lirihnya pelan dengan menatapku sendu sambil mengusap sisi wajahku. "Ayo keluar dulu. Ada ayahmu dan Seulhae di luar."
"A-apa?"
"Aku bawa dulu pakaianmu ya." Katanya segera bergegas keluar dan kembali dengan cepat. "Apa maksudmu membawa mereka kesini Jay?"
"Ayahmu ada urusan bisnis di Jepang dengan tante Jisoo dan Seulhae tidak ada yang menjaga."
"Terus apa urusannya denganmu?" Kesalku. "Bukannya kau datang menemuinya untuk tes DNA? Bagaimana hasilnya? Apa anak yang dia kandung itu anakmu?"
Jay terdiam lama membuatku mententak kedua bahunya kasar menuntut jawabannya. "Jangan diam terus Jay. Jawab aku." Kataku keras dan ia menghela nafas berat terlihat begitu banyak sekali beban.
"Tes DNA itu bisa di lakukan saat usia kandungan Seulhae tiga bulan Bella."
"Omong kosong!"
"Kalau tidak percaya kau bisa tanya ke dokter kandungan yang kau percayai." Katanya sambil mengurut pelipis. "Tolong Bell, mengertilah."
"Tidak. Aku tidak mau dia tinggal disini." Kataku menatapnya tajam bersikeras menyuarakan penolakan.
"Kalau dia tinggal disini. Aku yang akan pulang ke rumah."
"Baiklah jika itu maumu." Katanya segera beranjak pergi keluar dari kamar membuatku menatapnya tak percaya. "Lakukan saja apa yang kau mau Bella."
Aku dengan gemetar penuh rasa sakit hati pun segera memakai pakaian yang Jay bawa tadi. Lantas keluar tanpa mengubris ayah maupun Seulhae menuju pintu keluar aparteman.
Jay tidak menahanku sama sekali yang membuat pandanganku mengabur oleh air mata yang tergenang. Terus berjalan menuju lift sampai turun di lobby dan menyetop taksi menuju rumahku.
Kak Taehyung yang meski bingung akan kepulanganku pun tetap membayar biaya taksi tanpa bertanya apapun. Ibu juga memasakkanku ramyeon yang kumakan dengan lahap.
Aku ingin sekali menceritakan semuanya. Tapi aku malah hanya menangis sesenggukkan sambil makan dan ibu mengusap punggungku dengan penuh perhatian.
"Aigoo, sudah di nikahi orang kaya saja kau masih menangis Bella." Kata kak Taehyung membuatku melempar kotak tisu ke arahnya.
"Jangan sok tahu!!"
"Iya, iya maaf. Sekarang ayo cerita kau kenapa? Bertengkar lagi dengan Jay?"
"Iya sayang, kamu sering sekali pulang dengan keadaan berantakan begini. Apa pernikahanmu dan Jay baik-baik saja?"
Aku ingin sekali menceritakan segalanya tapi melihat gurat wajah lelah ibu membuatku urung. Aku tidak ingin menambah beban pikiran ibu.
"Tak apa. Hanya berselisih kecil kak, bu." []

KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET & SOUR
FanfictionBella tidak pernah berencana menikah dalam kehidupannya setelah perceraian kedua orangtuanya. Baginya hubungan romantisme adalah lelucon paling lucu dalam kehidupan. Sampai takdir membelitnya bersama Park Jongseong yang tidak akan pernah melepasnya...