64. The Truth Untold

2.9K 298 69
                                    

Aku tidak tahu mengapa Tuhan memberikan takdir yang begitu menyedihkan padaku. Apa ntah di kehidupan sebelumnya aku melakukan dosa besar yang tak termaafkan?

Mengapa selalu saja aku mendapati satu keputusan yang begitu menyakitkan sampai aku tidak bisa menjabarkan detail rasa sakit ini.

"Bella, ini demi kebaikanmu." Suara dokter Sehun terdengar dan kedua tangannya mengusap bahuku lamat sebelum ia berjongkok di hadapanku. "Ini yang terbaik. Kau bisa menjalani kehidupan baru tanpa rasa sakit lagi."

"Apa ini juga yang dokter katakan saat kecil dulu?" Tanyaku serak yang kemudian di susul oleh isak tangisku yang kupendam sejak beberapa saat lalu. Begitu tergugu sampai kedua bahuku bergetar hebat.

"Aku tidak tahu mana pilihan yang benar-benar membuatku bahagia, tapi aku tidak ingin melupakan suamiku terutama anakku sendiri."

"Aku--" Aku tersendat mendongak menatap dokter Sehun dengan pandangan basahku, "Aku ingin membesarkannya dokter, aku ingin menjadi ibu terbaik untuknya."

"Aku tidak ingin Sunghoon dan Yoonji yang mengurusnya. Aku ingin aku dan Jongseong yang mengurus anak kami sendiri." Kataku dengan bergetar membawa satu tangan dokter Sehun erat. "Aku mohon jangan membuatku melupakan ingatanku lagi. Seburuk apapun itu, itu adalah bagian hidupku."

"Bella.."

"Aku mohon, tolong aku dokter. Jangan mengikuti perintah keluarga Park lagi."

"Maaf, aku benar-benar minta maaf Bella."

SWEET AND SOUR

Jongseong menatap Ahra dengan satu senyuman simpul sebelum membenarkan kliman gaun untuk pernikahannya. "Kau cantik sekali."

"Jinjja oppa?"

Jongseong mengangguk sebelum mencubit pipi Ahra yang menimbulkan kemerahan di kedua pipinya. "Cantik sekali lhooo.."

"Gomawooo~~" Ahra memeluk Jongseong erat sampai pintu ruang ganti itu terketuk dan terbuka menampilkan Wendy yang menatap keduanya tak habis pikir.

"Ayolah, kalian tak bosan apa bermesraan terus?"

"Heheee maaf ibu, aku jadi lupa waktu kalau berdekatan dengan oppa."

"Yasudah ayo keluar dulu, lihat gaun yang lain."

"Araseo." Ahra pun segera menggandeng Wendy keluar di ikuti oleh Jongseong yang mengulum senyum.

Lantas kedua netranya tak sengaja bersinggungan dengan Bella membuat keduanya terdiam dalam seperkian detik.

"Bella, kau sudah melihat gaun yang cocok untukmu?" Suara Jaemin yang mendekat membuat si gadis memalingkan wajah dengan perasaan tak menentu.

"Kenapa? Kau lelah sampai pucat begini."

"Aniya." Bella menyahut cepat dan kemudian menggandeng lengan Jaemin untuk menjauh, "Kita cari di butik lain saja."

"Lhoo kenapa?"

"Tidak ada yang cocok." Katanya cepat setengah menyeret Jaemin benar-benar keluar dari butik.

Sementara Wendy yang sempat melihat eksistensi Bella pun tampak pucat dan segera mencoba menghubungi Joonmyeon.

"Mengapa bisa dia ke--"

"Ibu, sedang apa?" Jongseong bertanya menghampiri membuat Wendy segera memutus sambungan sepihak.

"Bukan apa-apa." Katanya yang dengan sedikit gemetar memasukan ponselnya kembali ke dalam tas tangannya bersamaan dengan gorden ruang ganti terbuka menampilkan Ahra dengan gaun barunya.

"Oppa, bagaimana? Apa lebih bagus dengan ini?"

Jongseong mengangguk dan mengancungkan satu jempolnya membuat si gadis tertawa.

Sementara Bella menahan isak tangis tertahannya yang kemudian menutup sebagian wajahnya dengan kedua tangannya.

Jaemin yang melihat itu hanya bisa mengusap kedua bahu si gadis sampai kemudian membawanya ke dalam pelukannya. "Aku tahu, tak mudah untukmu berdamai dengan masa lalu Bella."

"Mianhae Jaemin.."

"Tak apa. Aku sudah bilang kan aku akan tetap disampingmu Bella." Ucapnya semakin memeluk si gadis erat bersamaan dengan gelak tawa Jongseong di lain tempat bersama Ahra.

Semua sudah pada tempatnya. Ini keputusan yang aku ambil untuk tetap mengingatnya.

Bella semakin tergugu tatkala netranya melihat Yoonji yang berjalan sambil menggendong Noa yang tampak ingin turun dari gendongannya.

Sunghoon yang ada di sampingnya pun mencoba menurunkan Noa dan menuntunnya yang terlihat baru bisa berjalan.

"Noa pintar sekali ya sudah bisa berjalan di usianya yang baru satu tahun Jaemin."

"Iya, pintar sekali percis ibunya." Kata Jaemin membuatku Bella terisak lagi dan ingin sekali berlari memeluk si buah hati kecilnya yang teramat sanhat ia cintai.

Ia ingin sekali pergi memeluk putranya tapi kepingan ingatan bagaimana brutalnya para tetua keluarga Park membuatnya tak bisa berkutik lagi.

"Hiksss.."

Jaemin segera membawa Bella kembali masuk ke dalam mobil sebelum Yoonji maupun Sunghoon menyadari eksistensi mereka.

"Bella, aku pikir hipnoterapi itu lebih baik untukmu. Kau tidak akan menderita seperti ini lagi." Katanya dengan Hati-hati yang kembali mendapati jawaban beruba gelengan dari Bella.

"Aku tidak ingin melupakan Noa, Jaemin. Kumohon mengertilah."

Jaemin menghela nafas berat sedikit banyak frustasi. Ia tak sanggup melihat orang yang teramat ia cintai begitu menderita selama ini, "Aku bukannya ingin kau melupakan si Jongseong dengan hipnoterapi itu Bella. Tapi kumohon lakukan itu demi kebaikanmu."

"Kau berhak bahagia Bella. Bahkan Jongseong saja melakukan hipnoterapi itu demi kebaikan bersama."

Bella lama terdiam dengan pikiran kacau sebab ia juga merasakan rasa sakit yang kian meradang dari waktu ke waktu. Melihat bagaimana Jongseong melupakannya dan Noa yang tak bisa ia bahkan rengkuh sedikitpun.

Sampai kemudian ia pun mengangguk pelan, "Aku akan mencoba membicarakan ini dengan dokter Sehun." Katanya kemudian membuat Jaemin segera melajukan mobilnya menuju rumah sakit.

Sementara itu Jongseong pun setelah mengantarkan Ahra kembali ke rumahnya pun tak sengaja mobilnya bersisian dengan mobil Jaemin di lampu merah.

Sisi miliknya bersisian dengan sisi Bella yang jendela mobilnya terbuka.

Ia melihat rupa si gadis lamat dengan perasaan terkepal erat. Menerka bahwa orang yang teramat ia cintai sudah memiliki kehidupan baru yang lebih baik.

"Aku selalu mendoakan kebahagianmu Bella meski bukan denganku karna aku hanyalah sumber penderitaanmu." []

________

Maaf banget baru up🙏🏻
.
See next chapp

SWEET & SOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang