03. Hold U Tight

6.3K 481 29
                                        

Setelah melakukan hal tak bermoral itu si Jongseong malah bersikap seolah tak terjadi apa-apa dan sibuk berenang di kolam renang yang tersedia di resort mewahnya.

Aku dengan bersungut-sungut sambil mensumpah serapahinya semoga tenggelam mati di dalam kolam tetap mempersiapkan makan siang untuk kami berdua.

Setelah selesai memasak aku segera makan tanpa berniat menunggunya dan beralih masuk ke dalam kamar yang langsung aku kunci dari dalam agar ia tidak seenaknya masuk tanpa permisi lagi.

Kemudian membuka laptop yang aku bawa dan mulai mengerjakan tugas sampai tak terasa hari sudah sore. "Buka." Kata si Jongseong dari luar.

"Aku mau bawa laptopku." Katanya dan aku pun dengan malas membuka pintu yang segera ia masuk membawa laptop miliknya yang ada di atas meja nakas.

"Cepat bersiap saja karna nanti malam kita pulang ke apartemanku." Katanya tanpa menatapku dan aku hanya menyahut berupa dehaman saja yang berpura-pura sibuk kembali dengan laptopku.

"Aparteman? Berdua saja?" Tanyaku dengan jantung bertalu. Takut bahwa bisa saja ia memperkosaku nanti seperti yang terjadi tadi pagi. "Kenapa tidak tinggal di rumahku atau di rumahmu?"

Ia malah mendengus, "Kita sudah menikah. Mana ada tetap tinggal bergantung dengan orangtua." Katanya yang kemudian membereskan kopernya. "Kita tinggal sementara di aparteman sampai rumah yang aku buat selesai di daerah gangnam."

"Tapi--" Aku tercekat. "Kau tidak berpikir ini akan berjalan selamanya kan?"

Ia menatapku sesaat lantas memalingkan wajah, "Menurutmu?"

Aku terhenyak dan ia menghela nafas kasar, "Kita bicarakan itu nanti. Sekarang bersiaplah." Katanya lantas beranjak pergi sambil menggeret kopernya.

Aku pun dengan gamang menutup laptop dan membereskan hal yang perlu sampai kami kembali ke dalam mobil yang segera ia jalankan.

Tak ada pembicaraan apapun sampai kami pun sampai di aparteman yang sangatlah mewah dan sepertinya semua hal kemewahan itu identik dengan keluarga Park.

"Kau bisa pakai kamar tamu." Katanya mengangguk pada satu kamar di dekat balkon membuatku lega bukan main. "Jangan memasang ekpresi begitu." Ketusnya kesal.

"Lupakan tentang hal tadi pagi."

"Hn." Kataku menyahut kecil dan sibuk melihat interior aparteman ini yang luas nyaris hampir lebih besar dari rumahku.

Aku pun duduk di sofa dan menyalakan televisi karna serial drama favoritku sudah tayang sementara si Jongseong melenggang masuk ke dalam kamarnya.

Lantas kembali menyodorkanku black card yang membuatku terkesiap menatapnya tak percaya. "I-ini-"

"Simpan dan gunakan sesuai keperluanmu." Katanya dan aku mencoba santai tapi tak bisa karna demi merlin aku tak pernah sedikitpun membayangkan menyentuh black card sekali pun itu.

"Jangan membuatku malu di kampus. Beli pakaian yang pantas dan mencerminkan kau istriku." Katanya yang membuatku mendengus. Apa dia kira pakaianku itu lusuh seperti gembel huh?

"Ini jangan kau pakai lagi." Ia menyentuh dengan gerakan jijik ujung tudung sweeterku membuatku kesal menyentak tangannya menjauh. "Jangan mengaturku." Desisku sementara ia berdecih mengukung tubuhku.

"Aku berhak untuk mengaturmu Bella. Kau istriku yang juga cerminanku. Jadi jangan membuatku malu."

Aku menggepalkan kedua tangan erat. "Aku ingin pernikahan kita selesai setelah Seulhae pulang." Kataku dengan nada final tak ingin di bantah sementara ia menatapku lurus-lurus.

"Keluarga Park tidak pernah mengijinkan perceraian ada untuk seluruh keturunannya Bella. Jadi kau akan tetap selamanya menjadi istriku meski tanpa ada perasaan diantara kita, mengerti?" []

SWEET & SOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang