08. What If

4K 405 32
                                    

Ada beberapa hal yang sukar di mengerti. Salah satunya adalah bagaimana cara tante Wendy yang kini menatapku dari ujung kepala sampai kaki seolah menilai seberapa pantas aku bersanding dengan Jay.

Lantas mengkuapkan satu kalimat yang membuatku bingung, linglung dan mual seketika. "Tidak ada penolakan." Katanya kemudian duduk di sofa dengan kipas andalannya. "Kau tidak boleh kalah saing dengan Yoonji, Bella."

Okay. Tapi aku masih ingat di perkumpulan keluarga pertama bahwa tante Wendy tampak menyukai Yoonji. Atau dia itu tipikal mama mertua menyebalkan bermuka dua ya?

"Mulai besok selain pergi ke kampus kau juga harus mengelola salah satu butikku di gangnam, mengerti?"

Aku terdiam sesaat untuk memilah kata penolakan yang tidak akan menyinggung mama mertuaku, "Tan--"

"Panggil aku mama, kau itu menantuku Bella." Katanya memotong perkataanku cepat dan aku segera membungkuk tak enak.

"Maaf tan-mama." Kataku dan memberanikan diri bersitatap dengannya. "Tapi semester ini aku memang sedang sibuk-sibuknya jadi mungkin akan sangat menyita waktu jika aku mengelola butik juga ma."

"Yoonji dan aku bukanlah orang yang sama. Mungkin dia punya kapasitas yang bisa membagi waktu tapi aku masih belum bisa melakukan itu dengan benar."

"Kau bisa belajar membagi waktu dengan Jongseong. Dia pandai membagi waktu yang sekarang kuliah sambil mengelola perusahaannya sendiri." Kata tante Wendy keras kepala. "Aku juga tidak suka penolakan. Jadi mulai besok kau tetap mengelola butikku di gangnam."

Setelah berkata begitu ia pun beranjak keluar aparteman yang segera aku antar sampai depan gedung demi kesopanan. Aku masih membungkuk sampai mobilnya melaju pergi menjauh. "Kau sedang cosplay apa?"

Aku terkejut sesaat mendapati seseorang yang sudah berada di depanku ternyata Jongseong. "Tidak. Bukan apa-apa." Sahutku kembali berjalan menuju lobby aparteman di ikuti olehnya yang menjinjing banyak makanan.

"Itu dari siapa?"

"Hadiah."

"Huh?"

"Untuk istriku yang baru sembuh." Katanya membuat wajahku seketika memanas dan aku segera memaling wajah. Sok berpura sibuk menekan tombol lift turun yang masih berada di lantai teratas. "Tekannya sekali saja Bella. Nanti kalau rusak bagaimana?"

"Hm."

Ia malah terkekeh dan memeluk bahuku membuat aroma musk miliknya semakin tercium, "Ibuku datang tadi?"

"Ya." Kataku mendadak jadi pening kembali, "Ibumu menyuruhku mengelola salah satu butiknya di gangnam."

"Kau bisa menolaknya jika tak mau."

"Sudah tapi--." Lift pun terbuka membuatku dengannya berjalan masuk dan Jongseong menekan tombol angka delapan dimana kamar aparteman kami berada. "Ibumu keras kepala dan tetap tidak menerima penolakanku."

"Dia juga bilang untuk belajar padamu tentang membagi waktu."

Jongseong tetiba saja mengecup keningku membuatku terdiam dan rasanya segala rumit dalam kepalaku menghilang sejenak. "Maaf, ibu memang tak pernah suka kekalahan."

"A-apa?"

Ia menghela nafas sesaat, "Kita bicara lagi nanti setelah sampai." Katanya saat pintu lift terbuka di lantai lima dan beberapa orang masuk.

Aku pun diam sampai kami tiba di dalam aparteman dan Jongseong dengan telaten memindahkan banyak makan yang ia bawa ke piring atau mangkuk.

"Jja makan dulu." Katanya membawaku duduk di sampingnya dan memberiku sumpit. "Kau tidak lelah?"

"Tentu saja." Katanya menghela nafas banyak yang di buat-buat membuatku berdecak dan ia tertawa renyah yang membuatku tanpa terhankan tersenyum.

"Nah senyum begini dong jadi lelahku hilang Bella." Kekehnya dan mengusap kedua sisi wajahku lamat. "Keumanhae Jay-ya.."

"Aniyaaa.." Ia malah mencubit pipiku gemas dan menduselkan ujung hidungnya denganku membuatku tertawa begitu pun dengannya.

"Bella.."

"Hm?"

"Aku tidak bisa menjanjikan kebahagiaan akan selalu ada di dalam rumah kita. Tapi aku akan pastikan bahwa aku tidak akan pernah meninggalkanmu sebagaimana kau memilih untuk menggantikan Seulhae."

Ia terdiam sesaat yang perlahan menatapku redup, "Aku tidak munafik jika kini aku masih mencintai Seulhae tapi aku akan berusaha melupakannya."

"Aku akan mencintaimu Bella karna itu adalah keharusan ada dalam pernikahan kita." Katanya yang membuatku terdiam dengan perasaan terkepal erat.

"Bagaimana jika Seulhae kembali Jay-ya?" []

SWEET & SOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang