Di pagi buta sekali aku segera pergi ke kampus untuk menghindar dari si Jongseong. Bukannya aku takut tapi lebih kepada aku tidak ingin ia pergi ke kampus dengan wajah babak belur.
Hei, jangan remehkan aku. Begini pun aku ini mantan anak taekwondo. Kemampuanku sudah di acungi jempol oleh Jungwon.
Jadi aku bisa kapan saja menghabisi si Jongseong kalau aku mau. Apalagi dengan kemarahanku yang kini masih menggelegak siap menghabisinya.
"Bella?" Tanya satu suara dengan nada heran. "Kenapa kau disini?"
"Kau juga kenapa disini?"
"Oh itu." Yoonji tampak berdeham sesaat. "Hanya tidak suka acara sarapan di rumah utama." Katanya ikut duduk di sampingku.
"Kenapa tak keluar beli aparteman saja dengan Sunghoon." Kataku dan ia hanya diam tanpa memberiku jawaban. Aku pun membiarkan saja tanpa menuntut jawaban yang kemudian menatap pemandangan taman kampus lamat.
"Kau belum menjawab pertanyaanku. Kenapa kau ada disini?"
"Oh itu kau sudah tahu kan Seulhae pulang kembali."
"Ah nenek sihir itu." Ketusnya membuatku mengulum senyum. "Kau tidak menyukainya?"
"Hanya orang buta yang menyukai gadis penuh manipulatif sepertinya Bella."
"Yah Jay juga manipulatif. Jadi keduanya serasi dan tak heran saling mencintai."
"Dia tidak begitu." Kata Yoonji dengan nada membela yang terselip membuatku ingat kenangan bias terhadap dia yang menyukai Jongseong.
Oh apa dia masih menyukai Jongseong dan menikahi Sunghoon karna untuk mendekatinya?!!!
"Singkirkan pikiran burukmu Bella." Desisnya tajam seolah mengetahui apa yang aku pikirkan. "Aku tidak menyukainya lagi."
"O-ohh begitu."
"Aku menyukai seseorang."
"Sunghoon?"
"Bukan."
"Huh?!!"
Ia terkekeh kecil begitu saja. "Jangan pasang ekspresi bodoh begitu." Katanya membuatku merenggut mengusap kedua pipiku. "Aku dan Sunghoon hanya patner. Tak ada cinta dalam pernikahan kami."
"Terus kenapa kalian menikah? Apa karna perjodohan?"
"Bisa di bilang begitu tapi tidak juga."
"Huh? Apa sih Ji aku tidak mengerti."
"Sudahlah tidak penting." Katanya segera beranjak membuatku menahan lengannya. "Ayolah Ji, kau bisa ceritakan padaku. Kita kan sama-sama di kapal yang sama sekarang." Kataku memelas.
Ia mendekat mempersempit jarak membuatku terkesiap menahan nafas. "Jangan memasang ekspresi begitu Bella." Katanya lalu benar-benar pergi meninggalkanku.
Aku pun beranjak menuju kelasku yang akan segera di mulai dengan wajah masam. Aku tidak suka jadi penasaran begini. Membuatku bertanya-tanya dengan segala praduga.
"Bella!!" Minhye datang mendekat dan memelukku. "Akhirnya aku bebas!!"
"Acara seminarnya sudah selesai?"
"Sudah kemarin."
"Aaaaaa selamat!!" Aku memeluknya senang. Jadi aku tidak kesepian lagi setelah selesai kelas.
"Nah, sekarang kita bisa pergi kemana pun setelah selesai kelas. Okay?"
"Hm. Mau kemana memangnya?"
"Kita ke salon untuk mempercantik diri."
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET & SOUR
FanfictionBella tidak pernah berencana menikah dalam kehidupannya setelah perceraian kedua orangtuanya. Baginya hubungan romantisme adalah lelucon paling lucu dalam kehidupan. Sampai takdir membelitnya bersama Park Jongseong yang tidak akan pernah melepasnya...