05. Thunder

4.2K 433 17
                                    

Jay memojokanku di tembok dan tanpa terduga memangutku ke dalam ciumannya yang terpaksa kubalas sampai kebutuhan oksigen membuat kami saling melepaskan diri.

Ia terkekeh kecil dan mengusap bibirku lamat, "Ternyata lipstiknya tahan lama." Kekehnya yang kemudian mengamit tanganku ke luar dari ruangan kabinet ini.

Aku masih linglung menyesapi bagaimana tadi kami berciuman sampai tak terasa berada di parkiran dan kembali duduk di samping kemudinya yang menjalankan mobil tak pernah biasa saja.

"Aku tiga bersaudara." Katanya memecahkan keheningan. "Kakakku Park Jimin dan adik kembarku Park Sunghoon."

"Kau punya kembaran?" Kagetku. "Iya tapi rupanya tak identik."

"Ah begitu."

"Kalau ayah dan ibuku pasti kau tahu kan."

Aku mengangguk. Bagaimana bisa aku tidak tahu pada Park Chanyeol dan Wendy Son yang adalah ketua yayasan di kampus. Juga berita pasangan sosialita tinggi itu sering ibu bicarakan di sela waktu membuatku sudah kenyang akan semua hal tentang keduanya yang kini menjadi mertuaku.

Iya. Mereka yang super keren itu MERTUA AKU?!

Ya ampun. Aku dengan gusar menatap penampilanku yang tidak ada sopan santunnya sekarang. "Kenapa kau memilihkan gaun seperti ini." Kesalku dan Jongseong melirikku sesaat sambil membelok jalan.

"Kenapa?"

"Ini kan acara keluarga. Mana bisa aku berpenampilan tak sopan begini." Kataku dan si Jongseong malah tertawa renyah seolah apa yang aku katakan adalah lelucon paling lucu.

"Aku tidak sedang melucu Jongseong."

"Oh come on Bella, orangtuaku tidak berpikiran kolot seperti yang kau khawatirkan. Jadi tenanglah, kau hanya perlu bersikap seperti istri yang sangat mencintaiku malam ini."

Aku mendecih dan memilih menatap keluar jendela. Berbicara dengan si Jongseong hanya menguras emosi dan tenaga. "Bella.."

"Apa?" Ketusku.

"Jangan memanggilku Jongseong."

"Huh?" Aku mengalihkan pandangan pada si Jongseong yang masih serius mengemudi. "Panggil aku Jay mulai sekarang karna dengan begitu seluruh keluargaku akan tahu bahwa kita sudah dekat."

"Jay. Begitu?"

Ia mengangguk, "Kau juga bisa memanggilku yeobo."

"Cih, menggelikan."

"Kau harus memanggilku begitu di depan seluruh keluargaku Bella."

"Iya, iya."

"Coba katakan."

"Ye--" Aku memejamkan mata erat dengan kedua tangan terkepal erat. "Yeobo." Kataku pada akhirnya dan si Jongseong pun tergelak puas.

Aku pun diam dengan dongkol sampai tak terasa mobilnya masuk ke dalam perkarangan rumah bak istana yang membuatku terperanggah.

Mendadak aku seperti masuk ke dalam dunia disneyland. "Ini rumah nenekku dan kau akan lebih sering kemari mulai sekarang Bella."

••••

Aku berjalan berdebar tak karuan karna ini kali pertamanya aku bertemu dengan keluarga besar Jongseong. Kenapa bisa? Karna yang ada datang mendampingi Jongseong saat pernikahan kami itu hanyalah nenek Yonsan.

Orangtua, kakak dan adik kembarnya tak datang karna usut punya usut tidak menyetujui pernikahan Jongseong dan Seulhae. Meski di tudungi sandiwara mereka sedang perjalanan bisnis ke Eropa tapi aku mengetahui satu fakta itu setelah mendengar konversasi ibu dan tante Jisoo.

SWEET & SOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang