Aku terbangun dengan jeritan tertahan dan langsung terduduk menyadari bahwa hanya ada aku di dalam kamar. Tak ada Jay dan jendela kamar masih tertutup rapat.
Saat melihat jam juga masih di jam tujuh malam. Suara ribut Sunoo dan Kak Taehyung pun masih terdengar di lantai bawah.
Mengusak surai yang basah oleh keringat dengan gemetar. Mengapa aku bisa bermimpi hal tak senonoh dengan ujung teror begitu?
Aku pun beranjak untuk turun ke lantai bawah dan terhenti di dekat jendela sesaat netraku melihat hal janggal seseorang yang berdiri tak jauh dari rumah.
Ia seolah mengetahui arah pandanganku telah menangkap presensinya segera berbalik berjalan pergi. Aku segera keluar mengejar dari jendela kamarku tanpa pikir panjang.
Memakai sepeda Sunoo untuk mengejarnya yang kini berlari menjauh. "Hei, tunggu!!"
TIINNNN
Aku terkesiap menyadari bahwa satu mobil melaju kencang ke arahku karna aku menyebrang jalan tanpa melihat jalanan dengan jelas.
Aku segera menguasai diri dan tetap mengayuh sepeda kencang terus mengejar langkahnya sampai di dekat kuil JungJu ia pun berhenti melangkah. Tetap berdiri membelakangiku membuatku turun dari sepeda dengan hati-hati.
Suara dentingan kuil terdengar memberi suasana lain. Setidaknya aku tenang jika orang ini macam-macam aku hanya perlu berteriak agar orang di dalam kuil mendengarku.
"Kau siapa? Kenapa mengawasi rumahku?" Tanyaku berusaha tak terdengar gemetar dan biasa saja.
"Apa kau mencariku?"
"Aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja." Katanya sambil melirik ke belakang tanpa bisa kulihat dengan jelas wajahnya karna tudung sweaternya dan masker yang ia pakai.
Tapi suaranya kenapa terdengar tak asing?
"Bella." Suara Jay terdengar dari arah belakang membuatku menoleh dan orang itu menggunakan kesempatan untuk lari kembali.
Aku berdecak. Akan mengejar namun Jay segera menahan lenganku. "Kau ini sedang apa huh? Mengejar siapa? Maling?" Cerocosnya membuatku semakin sebal.
"Lepas Jay."
Ia malah menarik lenganku lebih keras sampai tubuhku tertarik ke pelukannya. "Ayo pulang."
"Tidak. Aku harus-"
"BELLA PARK!" Bentaknya keras membuatku terdiam. Bungkam sepenuhnya sampai ia perlahan melonggarkan pelukan.
"Ayo pulang. Ibumu sampai meneleponku karna ia pikir kau kabur kembali ke apartemanku lagi."
"A-araseo." Aku pun menurut dan sesekali melihat ke belakang mengingat postur tubuhnya yang dilihat sama persis seperti Jay.
"Tunggu." Kataku menarik Jay untuk berdiri di depanku dan menilik menyamakan apa yang aku lihat tadi pada orang tadi.
Jay berdecak tampak kesal. "Ayo Bella. Kita pulang. Aku tidak mau mendapati pukulan dari kakakmu lagi."
Aku pun menggandeng Jay lagi dan menatapnya yang terlihat bekas lebam di rahangnya. "Tadi sore saat kau ke rumah tidak punya ini. Apa kak Taehyung memukulmu barusan?"
"Hn." Ucapnya. "Aku memberi bingkisan dulu pada ibumu tadi sebelum mencarimu tapi malah mendapati bogeman dari kakakmu." Katanya membuatku prihatin dan merasa bersalah.
"Kakak memang sedang sensitif seperti beruang madu. Jadi nanti kau tidak perlu ikut aku pulang." Kataku sesaat duduk di dalam mobilnya yang terparkir sembarangan.
Aku jadi sadar cukup jauh mengejar orang misterius tadi dari rumah hampir mencapai stasiun.
Tunggu. Apa dia kesini dengan kereta?
"Kurasa keluargamu sudah tidak akan menerimaku lagi." Katanya tercenung tanpa menyalakan mobil. "Salahku juga kenapa tak segera memulangkan Seulhae. Jadi mereka melihat sesuatu yang tak seharusnya mereka lihat tadi pagi."
Aku tercekat. Meremat pakaianku dengan gemetar. "Apa kalian melakukan hal itu di aparteman dan ibuku datang?"
Jay hanya diam membuatku terisak tanpa bisa kutahankan lagi. "Katanya kau pergi ke kampus tapi ternyata bersenang-senang dengan si Seulhae."
"Maaf, aku hanya--"
"HANYA APA?!" Bentakku keras sampai tenggorokkanku sakit. "Benar apa kata kak Taehyung, aku seharusnya tak mempercayaimu Jongseong."
Aku akan keluar dari mobil tapi Jay menahan lenganku erat dan memelukku. "Itu hanya perpisahan Bella. Hanya terakhir kalinya dan ibumu datang di salah waktu."
"Brengsek! Kau benar-benar brengsek Jongseong! Aku membencimu!" Aku memberontak dan terus memukulnya dengan isak tangisku.
Aku tidak bisa membayangkan sakitnya ibu melihat apa yang terjadi tadi pagi. Mungkin sebab itu kak Taehyung begitu murka.
"Aku ingin kita berpisah Jongseong."
"Tidak kumohon Bella. Aku sudah mengorbankan segalanya untukmu." Katanya keras dan menatapku nyalang dengan air mata berkelindan dari pelupuk matanya.
"Aku benar-benar mencintaimu Bella." Desisnya meratap merangkum wajahku dan permukaan wajahku lamat membuatku terisak muak.
Terdiam menyadari bahwa aku tak akan bisa dengan mudah keluar dalam rengkuhan Jongseong. Perlu taktik dan rencana matang agar aku bisa lepas darinya.
"Mulai hari ini aku hanya milikmu Bella. Aku memilihmu. Hanya kau yang kucintai."
"Tidak. Aku tidak mempercayaimu lagi Jay-ya."
"Aku muak. Aku ingin kita berpisah." Kataku tergugu berusaha melepasnya yang malah menciumku memangutku ke dalam ciumannya.
Sampai ia perlahan melepas pangutan dengan tatapan redup menatapku penuh keinginan, "Aku tidak akan pernah melepasmu Bella. Tak akan."
••••
Aku menatap plafon kamar dengan retih setelah di omeli habis-habisan dan Sunoo yang merajuk karna sepedanya hilang kembali.
Aku lupa menggeret kembali sepedanya yang tertinggal dan kembali tanpa Jay yang hanya mengantar di depan rumah setelah kupaksa untuk diam.
Meski aku begitu membencinya tapi tetap tak sampai hati melihatnya di cerca oleh keluargaku di depan kedua mataku sendiri.
Sampai pintu kamar terbuka menampilkan kak Taehyung yang menatapku lurus dan aku terduduk dengan jantung gelisah.
"Maaf.." Katanya yang kemudian duduk di pinggir ranjangku. "Kenapa kakak meminta maaf?"
Ia tersenyum redup dan mengusak puncak kepalaku. "Karna tak bisa melindungimu dengan benar." Katanya membuatku berkaca-kaca menatapnya.
"Hei, jangan menangis." Katanya mengusap pipiku sesaat. "Kakak akan berusaha lebih keras agar kau bisa menang di pengadilan."
"Kak.." Aku memeluk kak Taehyung erat yang ia balas dengan hangat membuatku merasa begitu terlindungi. "Kakak akan berusaha melawan keluarga Park meski nyawa kakak taruhannya."
"Jangan.." Kataku terisak. "Aku tidak ingin kehilangan kakak." Kataku melepas pelukan dan mencebik menatapnya yang malah menahan tawa.
"Aku serius!"
Ia malah terkekeh dengan senyuman kotaknya menjitak kepalaku. "Jangan cengeng kan sebentar lagi jadi ibu."
Ah iya. Aku punya bayi kecil di perutku sekarang.
"Kalau aku bercerai, anakku bagaimana kak?"
Kak Taehyung terdiam lalu menepuk puncak kepalaku, "Ada aku dan Sunoo yang akan jadi ayah baptisnya. Dia tak akan kekurangan kasih sayang seorang ayah."
Setelah berkata begitu kak Taehyung pun pergi keluar kamar dan satu pesan masuk yang membuatku terdiam lama.
Kak Heeseung
Malam ini aku pulang dari Jepang. Kau akan menjemputku di bandara kan Bella?
Pintu kamar kembali terbuka dan Sunoo masuk dengan air muka bahagia. "KAK HEESEUNG PULANG!" []
______________
Maaf baru up🙏
.
Aku usahain up tiap hari lagi ya biar cepat tamat ini buku hhee
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET & SOUR
FanfictionBella tidak pernah berencana menikah dalam kehidupannya setelah perceraian kedua orangtuanya. Baginya hubungan romantisme adalah lelucon paling lucu dalam kehidupan. Sampai takdir membelitnya bersama Park Jongseong yang tidak akan pernah melepasnya...