54~ 04

792 76 5
                                    

Mew kelimpungan tidak menemukan keberadaan Enza  di sekolahnya. Satpam sekolah yg berjaga mengatakan bahwa anaknya sudah pulang dari setengah jam lalu dan naik taxi, Mew sampai jatuh pingsan karena shock mendengar kabar putranya sudah tidak ada disekolah, kemana perginya anak itu.

Mew belum menghubungi Gulf lebih baik mencarinya dulu sendiri ia takut suaminya akan marah jika diberitahunya sekarang.

Untung saja Ale dititipkan pada mertuanya yang tadi datang berkunjung kerumah jadi ia lebih leluasa mencarinya.

"Dengan Papa nya Enza?" seseorang datang saat Mew masih terbaring diuks sekolah putranya.

"I-iya, anda siapa?"

"Saya Bright guru Enza, saya yang bertanggung jawab atas anak didik saya. Saya minta maaf kurang mengawasi putra anda tadi." mengatupkan tangan meminta maaf pada Mew.

Mew pun langsung bangun dan terduduk, Mew ingin sekali marah pada pria tidak dikenalnya yang mengaku guru putranya itu.

"Bukankah setiap anak yang masih dilingkungan sekolah masih menjadi tanggung jawab gurunya sebelum para orang tua datang untuk menjemput, lalu kenapa anda tidak mengawasi putraku tadi."

Wajah Mew yang memerah padam membuat nyali Bright sedikit menciut, bukan takut hanya saja merasa bersalah.

"Maafkan saya Papa Enza." sekali lagi Bright mengatupkan tangannya.

"Percuma saja meminta maaf, sekarang keberadaan anak saya pun belum ditemukan."

Lagi-lagi ucapan Mew membuatnya semakin merasa bersalah.

"Saya akan bertanggung jawab atas itu jadi tolong beri saya kesempatan untuk menebus kesalahan saya."

"Kau mau mencarinya kemana, saya sebagai orang tuanya pun tidak bisa menemukan nya apalagi orang asing sepertimu." ucap Mew meledak-ledak lupa akan status Bright sebagai guru putranya.

Guru perempuan yang berjaga Mew sejak tadi dari pingsannya terus menenangkan Mew ikut takut melihatnya yang sangat marah.

"Papa Enza saya akan berusaha mencarinya, saya berjanji akan menemukannya, dan begitu ketemu saya akan segera mengabari anda." lesu Bright dengan memelas agar Mew sedikit tenang.

Namun bukan nya lebih tenang Mew malah turun dari ranjangnya. "Sudahlah, percuma, kau tidak berguna sama sekali." kesal Mew dengan sinis dan melenggang pergi darisana.

"Dia sangat galak." gumam Bright.

.

.

.

.

"Abang.. Dengan siapa kemari nak?'

Saat pintu ruangan terbuka tanpa ketukan hampir saja Gulf melempar umpatan pada siapa yg sudah berani masuk ruangannya dengan tidak sopan, namun sedetik kemudian ternyata putra keduanya yang masuk.

Gulf langsung berjalan dari kursi kebesaran nya menghampiri Enza yang sudah terduduk tenang disofa.

Gaya anak itu seperti orang dewasa. Memakai hoodie hitam menutupi kepalanya dengan bermasker hitam juga, dan tidak lupa ditelinganya disumpel earphone.

"Papa mana? Dengan siapa kemari?" Tanya ulang sang daddy karena putranya itu belum menjawabnya.

"Enza sendiri naik taxi."

Gulf tersentak dengan menganga.. "Sendiri? Jangan bilang Papa tidak mengetahui itu?"

Dengan santainya Enza merebahkan punggungnya disofa menyetel ulang music diponselnya lalu mengangguk kecil.

Dewasa || GulfMew  (BL) ✔️ HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang