22~ Ahh🍑 (18+)

2.7K 113 7
                                    

Hentakan demi hentakan mengalun cepat mengisi penuh anal sempit pria manis dibawah kungkungannya itu. Ciuman mereka begitu panas
keciprak basah nyaring terdengar seisi ruangan, untung kedap suara! Kalo tidak, mungkin terdengar sampai keluar kamar hotel.

"Ahh, pelan! Miu,,gak kuat, nghh.."

Bagaikan tuli, juniornya terus menghujami dengan gerakan sempurna. Wajahnya menunduk melihat kebawah selangkangan keduanya dimana junior besar panjangnya keluar masuk di lubang si manis.

Mew mengkup pipi Gulf mengajaknya berciuman panas, wajahnya memerah menahan malu saat dilihat seperti baru saja.

Gulf tersenyum dalam ciuman acak Mew yang masih belum selihai dirinya, tapi ia juga senang karena sekarang bocah itu ada sedikit kemajuan, seperti tadi: peka akan pancingan nya.

Tangan besarnya meremas buah dada kecil Mew sensual. Wajah Mew menengadah keatas matanya bergulir meninggi menikmati setiap hentakan dengan ritme acak.

"Ahh,, Miu ingin keluar! Ngh,,,"

Gulf yang merasakan hal yang sama menaikan ritme hentakan nya, "kita sama-sama,,nghh! Ahh."

Tangan Mew mencengkram lengan Gulf menyalurkan desiran nikmat pada tubuhnya karena akan pelepasan.

Keduanya mendesah hebas saat memuntahkan lahar panas mereka masing, Gulf merekatkan tubuhnya pada Mew menikmati pelepasannya.

Juniornya terlepas membuat Mew mendesah kecil. "Sttsss, nanti saya melakukan nya lagi." bisik Gulf dengan suara beratnya.

Wajah Mew memerah, apalagi saat ini sang tuan masih mengukungnya.
Kening mereka menempel, deru napas Gulf dari atas menyapu lembut wajahnya. "Terimakasih, hari ini saya menikmatinya." setelahnya membubuhkan sebuah kecupan dikening Mew. Dan hal lembut itu semakin membuat seluruh wajah Mew memerah seperti tomat.
"Hum!" balas Mew tersipu..

.

Setelah selesai membersihkan diri Gulf pergi keluar entah kemana, sedangkan Mew merebahkan tubuhnya di kasur..

Anak itu masih diam melamunkan kejadian tadi dirumah calon mertuanya, ia jadi ingin segera pulang dan menceritakan pada sahabat satu-satunya; Tian.

📞

Panjang umur, baru saja terlintas di benaknya Tian tiba-tiba saja menghubunginya.

Segera mungkin Mew mengangkatnya.

Bagaimana?

Apanya?

Calon mertuamu? Apakah dia menerimamu?

?"

Miu! Kenapa kau diam?

Terdengar helaan napas kasar dari Mew oleh Tian di sebrang sana.

Kau masih bersama Om duda?

Hum!

Yasudah, sekarang kau istirahat, saat kita bertemu kau ceritakan semuanya

Hum!

Istirahatlah, kau pasti capek! Ingat! Tutupi karya sugar daddymu jangan sampai aku melihatnya lagi

Terdengar tawa jahat Tian meledeknya sebelum telpon itu ia tutup sepihak..

"Sialan, dasar sahabat lucknut."

Tubuhnya kembali rebahan, dan kembali melamun.

Ucapan Mariana calon mertuanya terngiang begitu jelas dalam ingatan, entah harus bersikap seperti apa kedepan nya setelah ini. Cella, anak om duda menambah beban dalam benaknya.

"Huh!" membuang napas begitu kasar, memejamkan mata siapa tau setelah bangun tidur otaknya kembali fresh.

.

"Ngh.."

Saat membuka mata pertama yang ia lihat adalah wajah tampan calon suaminya. "Ayok bangun! Katanya lapar tadi?" diusapnya pipi gembil Mew suppasit.

Berdecak, langsung terduduk. "Sebenarnya -Om darimana saja? Lama banget perginya, kirain mau ninggalin Miu disini." mendelikkan matanya.

"Aw!" meringis saat pipi nya di gigit kecil.

"Mana mungkin saya meninggalkan kamu disini, terus yang akan nikah sama saya nanti siapa?"

"Dih.."

"Kenapa? Kamu tidak mau, kamu menolak lamaran saya? Kamu akan nyesel jika mengatakan tidak pada ajakan saya."

"Cih,,,tidak romantis!" cicit Mew.

Gulf tersenyum mendengar Mew menggerutu kesal terhadapnya.

"Mphhshh"

Gulf membabat habis belah bibir bengkak Mew dan melumatnya sebentar.

"Tidak bisakah menciumnya jangan tiba-tiba seperti barusaja." cemberut. Sedangkan Gulf cengengesan.

"Saya memang tidak romantis, tapi saya akan pastikan sama kamu bahwa ucapan saya tidak main-main. Saya benar-benar mengajakmu menikah. Apa kamu masih ragu? Apa alasanmu masih ragu terhadap saya?"

Mew terdiam, apa ia harus mengatakan sebenarnya? Usianya baru menginjak dewasa, tapi ia yakin rasa terhadap Gulf bukan sekedar kekaguman saja.

"Jadi benar kamu masih ragu sama saya?" ucap Gulf lagi karena melihat keterdiaman Mew.

Mulut Mew bersiap akan bicara menjawab Gulf namun terlebih dulu di potong Gulf. "Lebih baik kita makan, nanti kita bahas lagi." menuntun Mew untuk makan.

.

Setelah selesai acara makan keduanya langsung merebahkan tubuh di kasur dengan Gulf memeluk Mew dari belakang, dan terus mengendus lehernya.

"Mm--" ragu-ragu untuk mengajak pria dewasa berbicara yang terus mendusel pada tubuhnya itu.

Berhenti, "Katakan- saya tetap mendengarkanmu!" melanjutkan kegiatannya.

Terdengar helaan napas oleh Gulf dari si manis. "Apa Cella tidak akan kembali sekolah bersama Nasya?" sangat hati-hati Mew menyampaikan pada Gulf.

Gulf berhenti, "ibu menyuruhnya agar bersekolah disana, dan Cella menyetujuinya."

Mew menganggukkan kepalanya tanda paham.

"Kenapa bertanya soal anakku, tumben?"

Mew segera menggeleng, "apa tidak boleh?"

"Tentu saja boleh, Cella calon anakmu juga." kembali melanjutkan kegiatannya.

"Shh,,ahh -Om, berhentii..." bagaimana tidak? Sedang serius mengajak pria dewasa itu mengobrol malah dengan santainya menyesap lehernya kuat-kuat.

Mew mendorong kuat-kuat dada kokoh Gulf walaupun tidak ada pergerakan sedikit pun.

"Om- Miu masih ingin mengobrol." terus berontak karena Gulf tidak memberinya gerak.

"Tentang apa? Pernikahan kita? Tenang saja, saya sudah siapkan semuanya."

"Dih.. Bukan ish. Soal yang lain!" kesal Mew.

Mengkerut kening. "Jangan bahas yang lain saat sedang bersamaku." memberi tatapan tajam.

"Soal ibu!" cicit Mew.

Gulf bangun dari atas tubuh Mew dan langsung menatap tanya. "Ibu? Kenapa dengan ibu saya? Apa dia mengatakan sesuatu?"

Mew keceplosan barusan, tadi ia akan bahas Cella tapi kenapa mulutnya malah terpleset. "Tidak, maksudku, Cella sepertinya ingin ikut pulang bersama kita."

Gulf bukan anak kecil, ia bisa tau bocahnya sedang berbohong padanya. "Katakan! Apa yang ingin kau bicarakan." sangat datar.

"Mm- gak ada, beneran!" memalingkan tatapan nya asal jangan mengarah pada Gulf.

"Kau sepertinya ingin saya hukum."

Membawa tubuh Mew dalam satu gerakan menjadi terlentang dan kembali menyesap bibirnya yang sudah membengkak, tangan besarnya menurunkan celana piyama Mew dalam satu tarikan.

"Mphhhhh,,,," bocah itu terus berontak.

Tbc.

Dewasa || GulfMew  (BL) ✔️ HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang