17~ 17++

3K 125 56
                                    

Mew keluar dari rumah Gulf sedikit berlari,
Bulir air mata tak terasa membasahi pipi gembilnya. Kecewa. Itu yang ia rasakan sekarang. Kalo tidak berniat untuk melakukan kenapa harus menyeret dan membawa tubuhnya ke kamarnya.

Entahlah, harus senang karena masih perawan atau sedih karena tidak jadi melakukan.

BRUKK

Pintu tertutup dengan keras, dibantingnya bahkan langsung ia kunci agar si duda tidak bisa masuk.

"Kesel, benci.
Dasar si duda tua jelak nyebelin, awas aja kalo berani muncul didepan Miu.
Aku kasih tendangan nanti di adik kecilnya." berkacak pinggang mengumpat di anak tangga.

"Memangnya kamu berani?" sebuah pertanyaan terlontar membuat tubuh Mew menegang. Bukankah pintu utama sudah ia kunci' batin Mew. Karena ia tau suara siapa itu?

Tidak menggubris pertanyaan itu, kaki Mew langsung masuk kamar dengan hentakan kuat.

BRUKK

Lagi, kali ini pintu kamarnya. Dengan cepat mengunci kembali bahkan ia menarik kursi dikamarnya dengan kesusahan untuk ia simpan di balik pintu 'agar om duda tidak masuk' gerutunya.

Tok Tok

Ketukan dipintu kamarnya yang tak ia hiraukan.
Dan Mew malah dengan santainya duduk dikursi yang barusaja ia bawa.

Suara ketukan dipintu berulangkali membuat telinganya pengap. Tapi Mew tak perduli bahkan ia berjanji tidak akan membukanya.

"Buka!"

"Buka saja kalo bisa" cicit Mew kesal.

"Buka pintunya"

"Nyenyeenyee" bahkan suaranya sangat pelan.

"Buka atau saya dobrak"

"Masa bodo, Miu gak perduli." omel Mew masih pelan.

"Saya serius"

"Terserah" rupanya Mew hanya komat kamit dengan suara pelan, (katanya mau nendang adik kecil gulf ygy, gtu aja gak berani ckckk)

"Dalam hitungan ketiga pintu belum terbuka..
Saya dobrak- dan jika rusak pasti kamu yang akan dimarahi Baifren."

"Satu------- dua---------"

Seketika Mew langsung panik, ia pikir Gulf main-main, apalagi mendengar nama Baifren. Mew tau kakaknya tidak suka jika barangnya rusak atau lecet sedikitpun.
Lagian kakaknya kenapa percaya banget ngasih kunci cadangan ke om duda yang menyebalkan itu.

"Mau dibuka atau saya dobrak"

Mew langsung menyingkirkan kursi dengan kesusahan lagi, dengan cepat membuka kunci takut yg diucapkan om duda-nya beneran.

Ceklek

Badan Mew langsung diangkat seperti karung beras lalu dibantingnya ke atas kasur. bocah itu memukul keras punggung Gulf karena terkejut akan pergerakan cepatnya.

Tubuh Mew semakin mundur saat Gulf mengukungnya, ia tidak ingin terbawa suasana seperti tadi dan berujung kecewa lagi.

"Kau marah"

"Yakali saya tidak marah" batin Mew menggerutu.

"Apasih ah... Awas Miu mau bobo." mendorong dada Gulf walaupun kesusahan.

"Katakan.. Kamu marah sama saya?"

Mata Mew menajam menatap Gulf dari bawah. "Apa alasan Miu harus marah?" bertanya balik.

Dewasa || GulfMew  (BL) ✔️ HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang