33~ Mengemas

880 101 23
                                    

Pagi yang cerah dengan sinar mentari sudah menghangatkan sejuknya udara pagi.

"Beneran sayang tidak mau ikut bersama daddy ke kantor."

Mew pun sekali lagi memberikan gelengan pada ajakan suami ke sepuluh kalinya itu.

"Tidak apa sendirian dirumah?"

Gulf dengan raut sedihnya merasa tidak tega membiarkan istrinya merasa bosan nantinya dirumah sendirian.

Mew tersenyum menanggapinya, tubuh kecilnya berjinjit mensejajarkan tubuh mereka walaupun tetap saja Gulf terlihat tinggi dan setelah itu memberikan kecupan singkat pada pipi suaminya dalam-dalam.

Gulf tersenyum lalu menarik tubuh istrinya mendekapnya erat.

"Aku tidak tega meninggalkanmu sendirian, apa harus menemanimu saja dan tidak pergi ke kantor."

Mew segera menutup bibir Gulf dengan jari-jari lentiknya lalu menggelengkan kepala.

"Sayang!" merengek sudah kembali manja pada istrinya.

"Ayok segera berangkat nanti Cella kesiangan masuk sekolah."

Cemberut sudah Gulf dengan cara halus Mew mengusirnya, istrinya benar-benar tidak ingin ikut bersamanya ke kantor, padahal ia merasa hawatir.

"Baiklah, daddy berangkat." lesu, cemberut.

Mew terkekeh melihatnya.

Gulf melepaskan dekapan nya dan memberikan kecupan bertubi-tubi diwajah istri bahkan meninggalkan saliva disana, Mew sudah terbiasa akan hal itu.

Tangan kecilnya terulur untuk melap bekas saliva suami namun Gulf segera menahan nya.

"Jangan dilap sebelum daddy pergi." Mew pun pasrah.

Cup

Kecupan terakhir sedikit hisapan pada bibir istri, candunya.

Mew sampai menggelengkan kepala, drama pagi setiap akan berangkat ke kantor.

Mew pun segera memakaikan jas ditubuh tegap suami walau sedikit berjinjit dan dasi menambah ketampanan suami, Mew sebenarnya tidak rela berbagi ketampanan itu namun apalah suaminya harus bekerja dan sering diluar rumah, semoga saja suaminya selalu setia, itu doanya.

Dan terakhir menyodorkan tas kerjanya.

"Dad!" tegur Mew saat Gulf akan kembali merengek dan bergelayut manja.

"Baiklah, baiklah" Gulf pun pasrah dan berlalu pergi setelah kecupan dikening Mew.

Cella yang sudah didalam mobil dengan setianya menunggu kebucinan ayahnya, tapi kali ini anak itu tidak mengganggunya dan menjahili sang ayah seperti biasanya.

Gulf dan Cella pun benar-benar sudah pergi.

Sunyi sudah rumah besar itu yang membuat Mew seribu merasakan kesepian.

Mew memutar tubuhnya dan berjalan gontai kembali masuk rumah, namun sapaan menghentikan langkahnya.

"Suppasit!"

Menghela napas gusar menata hatinya supaya kuat menghadapi apa yang akan terjadi setelah ini.

Mew pun menoleh dengan gerakan slowmo, tidak lupa senyum manis nan ramah pada ibu mertua, kesayangan nya. Mungkin.

"Ibu!" membungkuk sopan.

Mariana merotasi mata malas menanggapi kesopanan menantunya, dalam benaknya itu hanyalah akting.

"Sudah kau bereskan pakaianmu itu."

Gugup sudah dan ingin menangis saat itu juga, jari jemarinya bermain memainkan ujung bajunya.

"Suppasit! Kau tak mendengarku berbicara?"

"Aku akan membereskan sekarang pun juga, ibu"

Lantas Mew pun masuk segera ke dalam rumah.

Mariana berjalan anggun masuk kedalam rumah besar putra dan cucunya, bibirnya terus mengulas senyuman setelah ini ia akan merdeka, dan akan segera mencarikan istri pilihan nya untuk Gulf.

Mew cepat-cepat masuk kedalam kamar.

Tubuhnya yang melemas sejak satu minggu lalu membuatnya menambah tidak bergairah.

Lemari besar dimana pakaian nya tersimpan ia ambil acak dan langsung memasukan nya kedalam koper.

Luruh sudah tubuhnya dilantai menangis terisak apa ini hari terakhir berada disana, dirumah bersama keluarga kecilnya, suami dan putrinya.

"Dad, hikss, maafkan aku tidak patuh dan memenuhi kewajibanku sebagai istri. Cella maafkan Kak Miu tidak menepati janji."

Mew langsung bangkit saat teriakan mertuanya menggelegar memanggilnya terus.

Segera berjalan keluar kamar dengan sekali lagi menikmati hari terakhir dikamar, ditilik begitu penuh penghayatan kamar dimana madu kasih terjalin bersama suami disana.

"Maafkan Miu, dad!"

Berjalan dengan menarik koper kecilnya segera menyeka pipi basahnya itu.

Mariana menyeringai menatap dari bawah saat menantunya kesusahan turun dari tangga menggusur koper kecilnya.

Senyum mengembang tak luntur dari belah bibir Mariana.

"Percepat langkahmu, kau sengaja lelet agar suamimu pulang dan mengadukan nya nanti."

"Tidak ibu!" kepala Mew tak pernah terangkat jika dihadapan nya itu adalah Mariana.

"Jangan sok polos kamu saya jijik melihatnya, kau begitu pandai berakting sampai anak cucuku tunduk padamu."

Pertahanan Mew sudah tak terbendung, cairan kembali menetes jatuh kelantai karena derasnya.

"Sumi!"

Maid yang bekerja dirumah Gulf segera menghadap nyonya besarnya saat nama nya terpanggil.

"Cepat bawa dia keluar dari rumah ini dan kunci rapat-rapat pintunya agar jalang itu tidak kembali masuk."

Nyeri sudah sematan itu dari mertua yang selama 6 bulan ini ia hormati. Apa sehina itu sampai mertuanya sebenci begitu besar padanya.

Mariana yang kesal karena diam nya Mew segera berjalan melangkah lebar dan menarik kasar tangan menantunya itu.

"Nyonya!"

Sumi memberanikan diri karena merasa sedih istri tuan nya diseret seperti layaknya penjahat, bagaimana pun Mew istri tuan nya itu sangat baik padanya.

Mew menoleh ke arah Sumi seperti meminta pertolongan.

Pasti pergelangan tangan nya juga memerah karena tarikan kasar itu.

Sudah didepan rumah. Segera Mariana mendorong kasar Mew hingga tersungkur kelantai.

"Cepat pergi!"

Mew malah semakin terisak.

Mariana masuk dan segera menarik Sumi ikut masuk rumah juga dan langsung mengunci pintunya.

Dengan kesusahan berdiri dengan bantuan koper menilik sekali lagi rumah besar, rumah nya dengan suami. Untuk terakhir kalinya.

Sekarang ia bingung harus kemana dan uang pun tak sepeser disakunya.

Sudah disimpang jalan sedikit jauh dari rumahnya, kepalanya terus menunduk menyembunyikan mata sembab yang terus menitikan air mata.

"Hhueek,, Hhueekk."

Cepat-cepat menyandarkan tubuh kecilnya dibalik pohon besar di pinggir jalan, kepalanya tiba-tiba saja pusing dan perutnya mual.

"Miu harus segera pergi sebelum daddy dan Cella melihat dan nanti ibu semakin membenciku."

Memaksakan untuk berjalan kembali walaupun tertatih. Tubuhnya semakin melemas.

TINN

Mobil hitam mewah berhenti tepat didepan nya tapi Mew tidak mengetahui siapa didalam nya itu.

Dewasa || GulfMew  (BL) ✔️ HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang