64~ 14

666 78 25
                                    

Mew duduk manis ditepi kasur, menundukan kepala, memainkan jemarinya yang tidak berhenti gemetar. Dari ujung mata sesekali mencuri pandang lelaki jangkung tegap yang acuh oleh kehadiran nya.

Gulf meletakkan handuk diatas meja rias, berjalan ke lemari pakaian mengambil baju asal dan memakainya.

Kaki panjang itu berjalan mendekati kasur kemudian naik ke atasnya. Merebahkan tubuh lelah nya kearah lain membelakangi Mew.

Sangat sakit, hati Mew seraya dicubit lagi-lagi Gulf mendiamkan nya. Naik ke atas kasur dan ikut merebahkan tubuhnya menyamping menghadap punggug Gulf yang setia membelakangi.

"Daddy hanya salah paham aja sama Miu. lagi pula kenapa tidak membujuk dan malah mendiamkan Miu. Dan gadis dikantor itu, masih saja memperkejakan nya." gumam Mew dalam hati.

Mulai lelah menunggu berbalik ke arahnya, Mew pun mengganti posisi membelakangi Gulf, dia mulai kantuk, mata sayup yang berembun itu mulai meredup, menjelajah ke alam mimpi.

"Bahkan dia tetap diam tanpa merasa bersalah, dan tidak berusaha menjelaskan sama sekali? Disini siapa sebenarnya yang korban." gumam Gulf dalam hati. Membalikan tubuh dan mendapati Mew membelakangi nya.

Baju tipis menerawang, kulit punggung seputih susu menjiplak jelas dengan lekukan pinggang yang melengkung indah. Jika tidak sedang dalam keadaan penuh campur emosi sudah Gulf terkam saat ini juga. Selamat lah Mew dari bahaya singa lapar yang sudah merindu seminggu lebih tidak dijamah.

Gulf turun dari kasur membawa bantal serta selimut, berjalan ke arah sofa dan merebahkan tubuhnya menyamankan tidur disana.

"Bahkan kau sudah dewasa!" gumam Gulf, menatap lurus dimana Mew tidur damai membelakangi nya.

Pagi hari seperti rutinitas biasa Mew terbangun lebih dulu dijam sangat pagi buta. Tapi pagi ini sedikit berbeda Gulf sudah menghilang dikamar nya.

Setelah selesai membangunkan anak nya Mew langsung turun ke dapur untuk membantu Sumi membuatkan sarapan, tapi dia merasa heran karena tidak melihat keberadaan suami nya dimanapun.

Sumi yang peka memberitahu Mew keberadaan tuan nya. Dan Mew langsung membuatkan kopi untuk dibawakan ke teras belakang, tumben sekali pikirnya sepagi ini Gulf ada disana.

Gulf duduk dibangku panjang menghadap halaman luas penuh tanaman bunga yang sedang bermekaran, harum kuncup bunga yang baru bermekaran tergiring angin yang terasa segar di indera penciuman.

Berpakaian santai duduk tumpang kaki sebelah dengan kacamata bening bertengker dihidung bangirnya yang terlalu fokus pada ponsel mahalnya yang di genggam.

Langkah Mew sedikit melamban merasakan mulai gugup setelah kejadian sebelumnya. Apa dia harus minta maaf?

Segera Mew meletakan kopi diatas nampan dimeja dengan penuh hati-hati, dari ekor mata Gulf melihat jelas tangan Mew yang gemetar saat menyimpan nya.

Membalikan tubuhnya, dan Mew mulai berjalan untuk segera pergi darisana. "Kau tidak berniat  mengatakan sesuatu?" Mew berbalik mendengar ucapan suaminya. Gulf masih betah duduk dan berbicara tanpa melihat ke arahnya.

Kegugupan tadi berubah menjadi rasa kesal, tangan mengepal erat dengan sorot mata menyala tajam menatap Gulf yang masih enggan melihatnya.

Merasa sedang diperhatikan Gulf melirik ke arah Mew yang berdiri tidak terlalu jauh darinya.

"Kau tumbuh dengan baik selama ini, apa tidak ada niatan untuk menjelaskan apa yang terjadi selama ini?"

"Kau sudah dewasa. Yang terjadi diantara kita kau pasti sudah memahami nya." sambung Gulf lagi.

Sorot mata tajam Mew sedikit melunak, mulai merasakan panas di mata bulatnya.

Dengan berdiri tegap tanpa gentar Mew menatap balik manik Gulf yang seperti sedang menunggu jawaban nya. "Kenapa daddy masih mempekerjakan gadis itu." dia yang bertanya tapi dia pun yang bergetar dan kembali gugup, meremat baju kaos putih kebesaran yang melekat ditubuh rampingnya untuk menghindari kegugupan itu.

Sebentar Gulf menaikan alisnya tidak mengerti dengan yang terlontar dari bibir Mew, kemudian mulai menyadari siapa yang sedang dibicarakan. "Apa ada masalah dengan itu? Dia karyawanku, dan perusahaan masih membutuhkan tenaga nya karena kinerjanya cukup bagus, jadi tidak ada alasan untuk perusahaan memecatnya."

Ketegasan Gulf dalam menjelaskan entah kenapa membuat Mew merasakan sakit didalam hatinya. Dan dalam sekali kedip saja mata berembun itu akan lolos membasahi pipi.

Wajah Mew menyamping ke arah lain. Gulf yang menatap nya membuatnya semakin merasakan sakit dihatinya. "Kejadian dihari itu hanya salah paham dan itu bukan salah Miu. Dan lagi untuk apa aku melakukan itu. Bagaimanapun Miu paham meskipun sekolah Miu tidak sampai selesai saat sekolah menengah. Tapi kak Baifren selalu menerapkan untuk Miu berprilaku sopan dan bersikap ramah terhadap orang lain."

Mew segera menyeka pipinya dengan kasar, berusaha untuk tidak menangis dan tidak ingin sampai mata itu sembab, apalagi anak-anak nya masih dirumah belum berangkat sekolah.

"Saat itu.." nada suara Mew yang terdengar tegar mulai goyah, bibirnya bergetar tapi tidak berniat untuk berhenti berbicara. Mew harus menyelesaikan sekarang juga kesalah pahaman itu, tidak ingin diantara mereka saling mendiamkan sampai berlarut-larut.

Gulf hanya diam mendengarkan tanpa niat menyela, tidak sabar menunggu kelanjutan yang akan Mew ucapkan.

"Saat itu Miu sedang berjalan menuju lift dan gadis itu terlihat terburu-buru dengan nampan ditangan nya. Tapi saat didepanku gadis itu seperti kesengajaan menabrakan diri. Tangan Miu langsung mencengkram lengan gadis itu untuk bertanya apa yang dia lakukan, tetapi daddy keluar dari ruangan dan gadis itu mulai berbicara omong kosong."

Rahang Gulf yang mengeras mulai mengendur, tatapan sayu menatap hawatir namun tidak beranjak dari tempatnya berdiri, dia masih ingin mendengar kelanjutan nya. Fakta terbaru yang belum Gulf dengar dari belah pihak istrinya, saat itu hanya mendengarkan penjelasan dari pihak Meta.

"Jika tidak percaya sama ucapan Miu. Bukan kah di perusahaan daddy semua fasilitas modern? Semua sudut ruangan pasti tertanam benda kecil pengintai. Kenapa tidak melihat fakta dari itu?"

Sejak kapan mulai bodoh. Kenapa tidak sama sekali terpikirkan oleh nya, Gulf diam terpaku penjelasan Mew memukul telak kewarasan nya.
Selama ini mereka hanya salah paham, bukan mereka tetapi dirinya pada istrinya.

Satu masalah terpecahkan, tapi dalam hati Gulf masih menyimpan keganjalan, dan dari awal bukan ini yang ingin Gulf dapatkan jawaban nya. Ada satu yang membuatnya tidak bisa tidur nyenyak beberapa hari ini.

"Lalu.. Siapa Amanda?"

Mew yang berniat pergi darisana menghentikan langkahnya, berdiri membelakangi Gulf yang masih menunggu jawaban yang keluar dari mulutnya. Mew tahu ini akan dipertanyakan, tapi untuk saat ini dia belum siap menjelaskan.

"Dia hanya seorang perancang busana. Dan daddy tidak perlu hawatir atau kesal dengan wanita itu. Karena wanita ini tidak sama dengan gadis karyawanmu itu."  setelah mengatakan itu Mew bergegas pergi.

"Tidak perlu hawatir? Bahkan tanpa sadar kau membela wanita itu?" rahang itu kembali mengeras, ponsel yang tergenggam erat dibuka dan langsung meluncurkan pesan pada bawahan nya.



Tbc.

Hayhayyy gysssss, apakabar???????👋🏻

Maaf ygy baru up.. Gimana gimana,, GM mulai sepi ygy, apa pembaca nya juga???

Kalian masih setia kan buat lanjut baca sekte halem kebalik ini???🤭

Kalo iyaaaa, aku bakal semangat lagi buat up sesering dulu...

Ditunggu vote dan komen nya biar aku semakin tambah semangat.. See u gysssss👋🏻🥳

Dewasa || GulfMew  (BL) ✔️ HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang