71~ 21

592 62 9
                                    

Keluarga kecil itu sudah kumpul semua dimeja makan, mereka bersiap untuk sarapan bersama.

"Biar Miu aja bi, bibi tolong liat dede Ale aja dikamar udah bangun apa belum."

"Baik Tuan"

Mew mengambil alih pekerjaan Sumi membuat nasi goreng untuk menu sarapan, anak dan suami sudah berkumpul dimeja makan.

"Kok kamu yang ambil alih"

"Astaga!" Mew tersentak hampir saja spatula itu melayang dikepala suaminya. Gulf tiba-tiba datang memeluknya dari belakang.

"Daddy ngagetin Miu tau, kebiasaan deh" gerutu Mew kesal.

Gulf tidak menghiraukan, dia fokus mengendus leher Mew dan menciuminya.

"Daddy geli ish berhwnti Miu lagi masak" protes Mew dengan menggerakan tubuhnya agar Gulf melepas pelukan nya.

Bukan Gulf nama nya yang mudah menyerah. Dia semakin melakukan aksinya. Tangannya yang besar masuk kedalam kemeja meremas dada nya dan memelintirnya.

"Akhh---dadhh" Mew terperanjat.

"Tolong ingat disini masih ada anak-anak" celetuk Cella dimeja makan.

Kedua orang tua itu menoleh bersamaan, bisa-bisanya melupakan keberadaan mereka.

"Daddy!" Gulf tidak mendengarkan, tangannya semakin aktif. Mew yang kesal mencubit pinggang nya kencang.

"Arghh baby sakit" pekik nya.

"Suruh siapa nakal mengabaikan peringatan Miu" sinis Miu mengabaikan ringisan suaminya, berjalan menghindar mengambil piring.

"Sana daddy duduk biar Miu siapkan sarapan nya"

Dengan wajah cemberut Gulf duduk dimeja makan dan menatap putrinya bengis. Sedangkan Enza duduk anteng dengan buku nya.

"Abang -kan kata daddy kalo dimeja makan berhenti baca buku dilanjut nanti setelah selesai makan" tegur Gulf.

Enza langsung menurut tanpa melakukan protes dan memasukan kedalam tas yang ia simpan dikursi samping nya.

"Daripada kudu liat kemesraan kalian mending baca buku" gumam gadis itu.

"Cella"

"Apa--- Cella diam daritadi"

Gulf tidak bicara lagi karena Mew sudah datang dengan sarapan. Anak gadis nya itu memang selalu menyumpal nya ketika bicara.

Dan pagi ini Gulf merasakan sikap Cella berbeda dari biasanya.

Mereka bertiga pun makan dengan khidmat sedangkan Mew pergi ke kamar untuk melihat putra bungsunya.

Mereka tidak bersuara tapi tatapan Cella pada ayahnya membuat sang daddy tidak nyaman.

Lirikan sinis dari gadis itu penuh tanda kecurigaan tapi tidak tau karena apa itu, tidak mungkin karena alasan tadi kan?

Cella tidak berhenti melirik sang ayah dia juga yakin daddy nya peka akan hal itu meskipun mengabaikan nya.

"Kalau udah selesai tunggu daddy didepan biar daddy yang antar kalian sekolah" ucap Gulf berdiri dari meja melangkah pergi.

"Tidak usah, kita berangkat diantar pak Didi aja." ujar Cella dan melangkah pergi lebih dulu di ikuti adiknya dibelakang, seperti biasa Enza dengan ekspresi dingin nya.

Gulf menatap tidak percaya kepergian mereka, dia yang tidak mau ambil pusing mengedikan bahunya lalu pergi untuk menemui istrinya.

-

Setelah beberapa bujukan akhirnya Cella dan Enza mau diantar sang ayah. Dia mengadu pada Mew bahwa anaknya mengabaikan nya dan berakhir Mew berbicara dengan keduanya dan mereka langsung menurut dengan mudah.

Gulf sangat kesal saat itu, dengan Mew satu kali bicara dan senyuman anak-anak itu langsung menurut tanpa bantahan.

Dan sekarang Gulf mengantar Enza lebih dulu disekolahnya dan terakhir sekolah Cella.

Dari berangkat dirumah didalam mobil di isi keheningan, Gulf yang merasa ada sesuatu menjadi kesal dengan keadaan sekarang ia pun memulai mencari topik pembahasan.

"Bagaimana disekolah nya Kak, semua baik-baik saja?"

"Semua baik" terdengar ketus, Gulf tidak mau menyerah.

"Yakin? Daddy dengar kamu kabur ke tempat nenek saat itu untuk menghindar!"

Cella terperanjat, bagaimana bisa ayahnya tahu.

Menatap daddy nya terkejut. "Apa nenek atau Papa memberitahu daddy?" Gulf menoleh, terlihat ekspresi panik diwajah putrinya.

"Jadi hanya mereka berdua yang diberitahu, sedangkan daddy tidak?" sesekali Gulf melirik ke samping, wajah Cella memerah terlihat seperti menahan marah.

Gulf tidak berniat membicarakan ini karena sudah berjanji tetapi dia juga penasaran. Ternyata selama ini anak nya menjadi korban gangguan dari teman sekolahnya.

"Sejak kapan kamu suka diganggu. Kenapa tidak bicara pada daddy?" Gulf sedikit meninggikan suaranya.

"Apa selama ini keberadaan ayahmu tidak terlalu penting?"

"Kau ku besarkan dengan susah payah dengan tangan ini sendiri dari balita masih merah sampai sebesar ini, tapi kenapa kau mengabaikan hal penting dan tidak membicarakan dengan ayahmu ini?"

"Kau rela menahan sakit ditubuhmu dan pergi bersembunyi, tapi itu sama saja kau mendukung tindakan mereka yang tercela untuk bebas melakukan nya lagi padamu atau siswa lain nya." (chap berapa lupa yg cella kena bully)

Cella sudah terisak dengan kepala menunduk, ayahnya sama sekali tidak memberi kesempatan untuk nya menyela.

"Kau boleh pergi, kita sudah sampai disekolahmu"

"Da-dadyy siapa yang memberitahumu?" lirih Cella.

Gulf merotasi matanya, ia pikir anak nya akan memberitahunya. "Kau masih memikirkan siapa yang memberitahu daddy? Kau lupa siapa daddy mu ini?"

Cella menyeka air matanya, menatap Gulf dengan mendelikan mata.

"Maafkan Cella daddy."

"Sini daddy peluk" Gulf merentangkan tangan nya dan langsung disambut Cella. Pada akhirnya Gulf tidak bisa marah lama hatinya luluh juga.

"Daddy tunggu versi lengkapnya"

"Cella berjanji tapi tidak saat ini. Cella sedang kesal dan marah sama daddy"

Menautkan kedua alisnya, menatap bingung putrinya.

"Cella marah sama daddy yang membiarkan wanita itu memeluk mu. Dan dia juga wanita yang sudah membuat Papa menangis"

Brukk

Pintu mobil ditutup sedikit kencang membuyarkan ayah tiga anak itu yang masih terpaku.

Seketika matanya melebar dan Gulf mulai mengingat sesuatu. Jadi yang datang dan menutup pintu diruangan nya kemarin adalah putrinya dan bukan Mew?

Pantas saja saat sampai dirumah dia tidak merasakan ada perubahan pada istrinya.

Segera Gulf menghubungi Cella untuk menanyakan apa anak itu sudah memberitahu istrinya. Dia tidak ingin hubungan yang sudah membaik menjauh kembali.





Dewasa || GulfMew  (BL) ✔️ HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang