𝕻𝖆𝖗𝖙 34. 𝕸𝖊𝖑𝖆𝖈𝖆𝖐 𝕵𝖊𝖏𝖆𝖐

146 30 30
                                    

*34.
.
.

Di bawah rintik-rintik nikmat Tuhan yang membelai bumi, impresi di atas tanah menguap.

Larut bersama wewangian petrikor. Dapur umum kostan Hijau sepi. Hanya ada Nur dan Nataly. Dan suara rintik hujan.

"Apa beda teh hijau sama matcha, Nur?"

Nataly bertanya saat melihat Nur mengaduk serbuk matcha untuk Bima. Tersenyum melihat MINISO Mug 346 ml Marvel, jenis cangkir keramik yang di pakai Nur. Itu identik dengan cangkir pria pecinta karakter Marvel. Setahu Nataly itu keramik premuim yang ia lihat di mall. Tahan suhu rendah dan tinggi. Aman untuk microwave dan dishwasher. Di lihat dari peralatan dapur dan makan Bima, Nataly yakin hidup sahabatnya akan berubah 180°.

Bima sudah pulang dari rumah sakit, tidak mau rawat inap terlalu lama setelah kondisinya membaik. Untung dengan cepat Bima menjalani grastic lavange ( bilas lambung ). Meski masih harus rutin periksa untuk yakin bahwa tidak ada sisa racun yang berjalan lambat dan berimbas pada organ tubuhnya.

Ia tidak mau membuat panik kedua keluarganya saat vicallan dan melihatnya di rumah sakit. Masih dalam pengawasan dokter Bima memilih rawat jalan. Dan lagi sebentar lagi ia menikah.

"Bentuk dan rasanya aja yang beda. Teh hijau masih bentuk daun. Sedangkan matcha bentuknya bubuk.

Matcha rasanya lebih segar dan rada pahit. Teh hijau lebih ringan." jawab Nur sambil mencicipi macha itu sedikit. Ia kapok dengan kecerobohannya hingga membuat Bima keracunan.

"Ini ngurangi resiko penyakit kardiovaskular, kayak serangan jantung atau stroke, karena bisa ngurangi LDL ( kolesterol jahat ) dan trigliserida." jelas Nur membuat Nataly ngakak keras.

"Sejak kapan kamu peduli apa yang masuk perut, Nur.. Nur.."

Ocehan Nataly hanya membuat Nur nyengir. Ia dan Nataly memang termasuk omnivora. Bahkan jarang mempertimbangkan nilai gizinya. Apalagi resikonya. Suka? Ya makan aja.

Nur harus belajar banyak. Calon adik iparnya itu dokter. Minimal Nur harus ngerti makanan dan minuman sehat. Karena yang akan ia rawat dan ia masakin adalah kakaknya. Raka itu terkenal teliti dalam memilih menu untuk Bima.

Minimal ia harus tahu apa itu LDL ( low Density Lipoprotein ) dan HDL ( High Density Lipoprotein ). HDL berfungsi mencegah terjadinya ateroma atau penyempitan pembuluh darah.

Sedang LDL adalah salah satu penyebab utama ateroma. Ateroma sederhananya adalah plak lemak yang menumpuk di dinding arteri pembulu darah.

"Aku bawa ini ke bang Bima dulu."

Pamit Nur, membiarkan Nataly asyik menyeruput coklat panas yang ia buatkan. Nataly yang sibuk dengan hand phonenya hanya mengangguk.

Masih tak habis pikir ada orang jahat yang mau meracuni bang Bima. Bang Bima gak mau lapor polisi lagi. Gak mau ribet nambah masalah karena sebentar lagi nikah.

Kira-kira siapa? Mbak Fe? Tapi kayaknya bukan deh, yang bawa ke IGD hingga cepet tertolong.

"Mas Farrel, kira-kira siapa yang meracuni bang Bima?"

Nataly bertanya saat Farrel memasuki dapur umum. Farrel mengambil botol air minum dulu, meneguknya baru menjawab.

"Gak tahu, Ta... Tapi setahuku Bima gak punya musuh. Entah kalau ada yang anggap musuh."

Nataly manggut-manggut. Masih menikmati coklat panasnya. Mengamati sosok mirip Bima yang berjalan di selasar kostan. Itu adiknya? Yang dokter?

"Bukan, itu mas Rizal. Teman kantornya."

🅳🅰🆈🅸🆃🅰 || Blood Is Thicker Than WaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang