𝕻𝖆𝖗𝖙 38. 𝕿𝖊𝖗𝖔𝖗 𝖉𝖎 𝕭𝖚𝖘 𝕻𝖊𝖓𝖌𝖆𝖓𝖙𝖎𝖓 ( 1 )

101 29 38
                                    

*38.

.
.
(A. Isi part ini kolaburasi dengan Vega Pratama. Dan isi part ini fiksi ya, meski seluruh settingnya real.

Jika ada kesamaan nama, tempat, kejadian di dunia nyata itu murni kebetulan. Tidak berhubungan dengan apapun dan siapapun. Murni untuk literasi.

Yang request ada adegan menegangkan di Dayita moga sesuai ekspetasi 😊

Buang buruknya ambil baiknya. Bijaklah dalam membaca. Adegan toxic tidak untuk di contoh).
.
.
Keringat dingin Naina mulai menitik saat mendengar teman-temannya yang berbusa ria bercerita bahwa besok semua naik bus yang di hias. Karena Bima dan Nur beserta seluruh keluarga Bima akan naik bus yang sama. Naina benar-benar tak memercayai pendengarannya. Tapi ini nyata.

Berbagai kelebat bayangan buruk menari-nari di benaknya. Bus pengantin? Dengan mempelai dan seluruh keluarga Bima? Apa yang terserak dalam benak sang kakak yang tak terlacak?

"Kakak kamu dermawan banget ya, Nai ... segitunya demi teman kantor," ucap Keyla dengan senyum. Tanpa melihat ekspresi tegang Naina yang bergegas berdiri. Pamit teman-temannya.

"Kenapa dia? Kebelet kali?"

Vivi berguman sambil menatap Naina yang entah terburu-buru kemana. Setengah berlari menyusuri ubin bermotif geometric. Bahkan hampir bertubrukan dengan ibu Rima yang keluar dari ruang BKPI ( Bima Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama).

"M-maaf, Bu. Saya buru-buru," ucap Naina minta maaf. Lalu bertanya apakah melihat Nur?

"Ibu tadi lihat dia berjalan sama Ima ke taman belakang."

Taman belakang ya? Ngapain? Naina mengucap terimakasih. Bergegas ke arah taman belakang. Naina tidak menyimpan nomor Nur lagi. Karena dia guru seni rupa. Bukan guru seni musik. Gak ada di grubnya. Di grub yang lebih besar ; guru ketrampilan Naina juga gak nyimpen lagi. Malas untuk nyari.

Mana taman belakang jauh lagi. Naina menyusuri selasar dengan terburu-buru. Tersenyum pada beberapa murid yang menyapanya. Karena ini jam istirahat.

Naina menyusuri paving block hexagon yang menjadi ciri khas sekolah ini. Tiap area dengan paving block berbeda. Di halaman misalnya, memakai paving block conblock trihex yang berbentuk segi tiga. Sedang di taman utama adalah paving block rumput. Paving block yang memiliki lubang sebagai tempat tumbuhnya rumput. Sedang di depan kantor adalah paving block 3D dengan tiga warna yang berbeda.

Aneka bunga sepatu menyambut Naina, bunga yang memiliki lima helai mahkota yang saling menyatu. Dengan warna mencolok seperti merah, kuning, putih dan orange. Bunga yang sering di buat untuk praktikum biologi tentang bunga. Karena memiliki alat perkembangbiakan lengkap. Alat pengembangbiakan jantan adalah benang sari. Sedangkan betina adalah putik.

Bunga Euphorbia atau bunga pakis giwang. Terdapat juga di depan kelas. Bunga Reulia, bunga mawar juga bougainvillea.

Sekolah Luar Biasa ini memang amazing. Bahkan sudah mengikuti Paralimpiade ( Ajang olahraga internasional untuk atlet penyandang disabilitas). Juga mengikuti olimpiade sains nasional dan internasional.

.
.

***

Ima sibuk makan ciloknya langsung dari bungkus plastik sambil mengamati Nur yang membuka lap topnya. Membuat surat cuti nikah. Itu adalah surat resmi. Bagian hak dari karyawan. Di atur dalam UU nomor 13 tahun 2003 pasal 93 ayat 4.

Sebenarnya bang Bima ingin membuatkannya sekalian tapi Nur gak mau. Ia harus mandiri dan tidak boleh terkesan tak bisa apa-apa.

"Emang kamu bisa bikin surat cuti sendiri, Nur?"

🅳🅰🆈🅸🆃🅰 || Blood Is Thicker Than WaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang