*71.
بسم الله
_________________________________
Senja semakin meranum, indah memesona netra. Dengan gradasi warna lembayung dan merah saga. Namun keindahan senja itu terkoyak dengan kepanikan Bima dan Naina melihat kondisi Rizal.
Dengan jemari gemetaran Naina menjamahi Rizal yang kian pasi. Terpejam dan diam.
"Apakah dia baik-baik saja, Bi? Apakah aku sangat menyakitinya? Dia masih sadar kan?" Naina bertanya dengan air mata tumpah ruah. Berusaha membangunkan Rizal.
"Enggak, Kak. Mungkin mas Rizal hanya syock dan pindah kepribadian aslinya." Bima menjawab sambil merobek syal yang disodorkan William. Ia harus menekan area luka tembak Rizal sebelum ambulans datang. Ia buta dengan inti amunisi dan jenis senjata yang dipakai Naina untuk menyelamatkannya. Entah itu timah atau timbal. Idealnya 10 menit setelah tertembak harus dilakukan pertolongan medis. Ia pernah aktif di PMI sedikit banyak mengerti pertolongan pertama.
"Masih merembes, Bi ... gimana nih?" geletar Naina sambil mengusap air mata dengan punggung tangannya. Rok putih tulangnya bersimbah darah dari luka tembak Rizal. Bukankah Naina menembak di kaki? Mengapa darahnya sebanyak ini?
"Posisikan tubuh lebih tinggi dari jantung agar memperlambat aliran darah dan mempermudah darah berhenti," ucap Bima lagi sambil menekan pembuluh darah dekat lokasi jantung, bukan area di sekitar luka.
Ia pernah membahasnya dengan Shasi. Ada tiga pembuluh darah utama dalam tubuh kita; arteri, vena dan kapiler. Fungsinya untuk mengalirkan darah yang kaya oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh.
Bima berani melakukannya karena luka tembaknya bukan tepat di atas pinggang.
"Tambah jaket, Kak. Jangan sampai hipotermia," ucap Bima lagi. Buru-buru Naina melepaskan Sweaternya. Memakaikannya ke tubuh Rizal. Nur dan Isna hanya mematung. Sesekali melihat ke arah ujung jalan. Berharap ambulans lekas datang.
"Napas dan denyut nadinya gimana, Bang?" William bertanya. Bima memintanya mengecek nadi Rizal. William menurut, menggunakan jari telunjuk dan jari tengah sampai merasakan denyutannya.
Menghitungnya dalam satu menit. Menekannya pada area arteri radialis yaitu pergelangan tangan bagian dalam yang dilewati pembuluh darah arteri. Cabang dari arteri brankhialis, melintas disisi depan lengan bawah yang kemudian berhubungan dengan arteri ulnaris melalui dua cabang vaskular pada tangan.
Nadi normal kita adalah 60-100 kali per menit. Selain itu kita juga bisa mengeceknya pada arteri brankhialis ( siku), arteri karotis ( leher ), arteri poplitea ( belakang lutut ) atau arteri dorsalis pedis ( kaki ).
"Di bawah 60, Bang," jawab William membuat semua yang ada di sana tegang. Dengan gelisah Bima menanti ambulans datang. Nur mengelus-elus bahu Bima, memintanya agar tenang. Beruntung semesta berpihak. Jembatan gantung penghubung dua desa yang biasanya jadi spot selfi anak muda itu sepi. Hanya ada beberapa warga desa pulang dari sawah dan mengira terjadi kecelakaan biasa. Mereka menghela napas lega saat sirine ambulans meraung-raung mendekati TKP.
_________________________________________________
RUMAH SAKIT MEDIKA TAMA
"Kontrol pendarahan, DIRECT PRESSURE DRESSINGS," Bima masih bisa mendengar intruksi dokter yang menangani Rizal, sebelum dibimbing Raka untuk keluar dari IGD.
"TOURNIQUET," Lagi, terdengar intruksi, mungkin cara yang pertama kurang berhasil itu yang dipikiran Bima. Tourniquet adalah pengikat berbentuk pita atau tali elastik yang umum digunakan untuk menghentikan pendarahan darah hebat. Ternyata luka tembak yang diberikan Naina tanpa sengaja memutus pembuluh darah arteri hingga tekanan langsung pada luka tak sanggup menghentikannya. Yaitu tepat pada POPLETIA. Pembulu darah besar di belakang lutut yang berfungsi untuk menyalurkan darah ke tungkai dan kaki.
![](https://img.wattpad.com/cover/248116361-288-k724577.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
🅳🅰🆈🅸🆃🅰 || Blood Is Thicker Than Water
Science Fiction𖤐⭒๋࣭ ⭑𓍯𓂃⁀➴ Cover by : @PutraRize_ ( author Malaysia ) Fiksi ilmiah & dark romance penuh kejutan dengan diksi indah dan enigma. Full ilmiah. Seperti titik lebur alkali tanah. Berantakan tak beraturan. Atau seperti nyala alkali tanah, dari orange...