Part 65. Shadow

168 28 30
                                    

*65.

( A / n. Seluruh isi part ini hanyalah fiksi, materi keilmuannya murni untuk pengetahuan. Tidak berhubungan dengan  lembaga, golongan,  organisasi  apapun dan siapapun di dunia nyata.

Bijaklah dalam membaca dan menyikapi 🙏🙏)

____________________

" Plethaagg ... !"

Benda padat sebesar genggaman tangan orang dewasa itu meluncur deras bersamaan dengan Farrel yang membenamkan  kepala William hingga ke dasar karpet polkadot. Nathan sampai berdiri, reflek melihat siapa sang pelempar batu.

" Sreet ...!"

Sementara Farrel sempat merasakan permukaan kulitnya terserempet benda padat itu. Dingin. Sebelum,

"Pyaaarr ... !"

Gelas di bawah galon dispenser langsung pecah. Belingnya berserakan langsung menyebar di lantai. Menimbulkan suara khas. Berhamburan, berserakan, membentuk serpihan-serpihan kecil.

"Whooii ...! Dan**k ... !"

Farrel mengumpat keras saat dengan cepat melesat keluar begitu ia membuka pintu. Sosok dengan hoodie hitam itu berlari kencang. Nyaris bertubrukan dengan Syahfrudin yang baru masuk gerbang. Syahfrudin hanya melongo, what happen?

"Whooii .. ! Berhentiii ... !"

Syahfrudin masih tak mengerti saat penghuni kost lain berhamburan keluar untuk melihat apa yang terjadi. Sempat melihat Farrel berlari bak kesetanan mengejar orang yang berlari masuk gang sempit dengan plang hijau bertuliskan gang Fantasi.

Farrel terus mengejar menyusuri gang sempit dengan banyak jemuran di atas kepalanya, sempat nyaris terpeleset sandal yang berserakan di depan rumah-rumah yang saling berhadapan.

Anak-anak dan penghuni gang hanya sempat melongo. Lalu kembali sibuk dengan urusan masing-masing. Ini daerah padat penduduk yang pola pikirnya rata-rata tidak mau ikut campur urusan orang asing jika tak ingin celaka.

Damt it! Umpatnya kesal. Hanya pelari profesional yang mampu lari secepat itu. Tapi Farrel juga sering melakukannya jika hari libur. Meski napasnya nyaris putus karena terlalu menguras tenaga.

Farrel berhenti saat sosok yang ia kejar entah ngilang kemana. Keringatnya menetes-netes membentuk pola abstrak pada kaos hitamnya. Sudah jelas berhubungan dengan Bima, dan mungkin sosok itu memang tahu bahwa William ingin mengungkap steganografi  di balik black rose.

Farrel mengatur napasnya dulu agar stabil, berlari kencang otomatis membuat otot-ototnya membutuhkan lebih banyak oksigen, dan paru-paru akan bekerja lebih untuk menyerap oksigen dari udara.  Udara merupakan kumpulan dari gas-gas yang ada di atmofsir bumi. Contohnya, nitrogen, oksigen, karbon dioksida, argon. Sedang oksigen yang kita butuhkan adalah salah satu komponen unsur kimia berwujud gas dari udara.

Meski faktanya yang ikut terhirup bukan hanya oksigen tapi juga tapi juga partikel debu dan yang lain.  Itulah sebabnya Tuhan menciptakankan manusia dengan mukosa  hidung atau mukosa pernapasan yang lebih sering kita kenal dengan lendir. Selain lendir kita juga memiliki  silia, dengan struktur mirip rambut kecil yang melapisi mukosa.  Partikel besar akan tersaring oleh silia, sedang yang lebih kecil akan menuju faring dan terjebak oleh lendir.  Masya Alloh!

Setelah napasnya stabil sambil mengusap keringatnya Farrel berjalan gontai meninggalkan ujung gang Fantasi yang akan berakhir di jalan besar. Percuma jelas kesulitan mencarinya.

_____________________

Sementara sosok yang diburu Farrel nyaris kehabisan napas bersandar di balik tembok sebuah rumah. Mencoba mengatur napasnya dengan baik, mengusap peluhnya yang mengucur deras, dengan kasar ia lepas tudung hoodienya, gerah. Otot-otot tubuhnya menjadi panas saat ia lari. Keringat yang mengucur deras adalah reaksi alami untuk mendinginkan suhu tubuh yang tinggi karena lari-lari.  Brengs*k!  Ternyata teman-teman Bima itu solid. Runtuk hatinya kesal.

🅳🅰🆈🅸🆃🅰 || Blood Is Thicker Than WaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang