Introduction 1 (Ta)

1.6K 62 4
                                    

  Di muka depan surat kabar tertulis dengan jelas terdapat beberapa makhluk asing yang muncul dan meyerang anak anak di sekitar kota sejak 1 bulan yang lalu. Ini menimbulkan rasa khawatir dan bimbang di kalangan warga, anak remaja yang berumur sekitar 16 tahun hingga 25 tahun diperingatkan untuk lebih berhati-hati ketika berjalan disekitar danau, hutan atau ketika larut malam. Makhluk ini masih misteri tetapi segelintir orang yang istimewa tahu akan kewujudan makhluk tersebut.

  Tepat pada jam 15:30, selepas kuliah Ta tiba di depan toko bunga yang indah dan dengan senyuman yang manis dia membuka pintu tersebut untuk mencari satu sosok yang disayanginya. Bau bunga yang harum dan manis masuk ke dalam hidungnya dan indera penglihatannya disajikan dengan pemandangan yang indah dari bunga-bunga yang berwarna pastel. Tetapi senyuman manis itu hilang ketika melihat suasana toko yang begitu sunyi dan sedikit gelap itu, toko bunga ini merupakan toko bunga yang sering didatengi oleh para wanita di kota itu dan sekitar jam 3 petang biasanya toko tersebut masih ramai dengan cewe-cewe cantik yang ingin membeli bunga.

  "Bunda, Ta pulang!" teriak laki laki itu dan bola matanya bergerak ke kiri dan ke kanan untuk mencari sang ibunda. Dia meletakkan gitar miliknya di dekat meja yang ada di toko bunga milik bundanya dan berjalan lebih masuk ke dalam. Ta dapat melihat bundanya sedang duduk di depan meja, terdapat sepucuk surat dan koran harian di atas meja tersebut.

  "Kamu udah pulang sayang, ayo duduk sama bunda" kata bunda Ta dengan lembut.

  "Bunda kenapa? Itu kenapa tokonya tutup? Bunda sakit? Atau bunda nggak enak badan? Biar Ta aja yang jagain toko" Kata anak itu dengan cepat sambil memasang wajah yang khawatir.

  Wanita itu tersenyum melihat anak semata wayangnya "Bunda nggak apa-apa, ayo duduk dulu nanti tokonya di buka lagi"

  Tanpa banyak bicara Ta mengambil tempat untuk duduk di depan bundanya. Banyak yang bermain di kepalanya.

  "Kamu udah baca koran hari ini?" Tanya si bunda dan sang anak hanya menganggukan kepalanya sahaja sebagai tanda iya buat yang bertanya.

  "Ada dua anak seumur kamu hilang malam semalam"

  "Aku bisa jaga diri aku bunda, bunda nggak usah khawatir. Aku udah besar, aku kuat dan aku juga jago berantem" Benar, apa yang dikatakan Ta sebentar tadi benar dan bundanya tahu tapi dia masih khawatir akan anaknya itu.

  Ta mempunyai badan yang tegap dan mempunya proporsi tubuh yang baik. Dia juga mempunyai wajah yang tegas tapi masih kelihatan imut dengan pipinya yang agak sedikit berisi. Ta merupakan anak yang kasar, dia suka dengan aktiviti yang lasak seperti skateboarding dan boxing tapi dia mempunyai hati yang lemah lembut dan baik seperti bundanya. Tidak mempunyai banyak teman kerana jarang tersenyum kepada orang-orang dan itu memberi kesan 'bad boy' kepada orang yang baru pertama kali melihatnya. Tapi dia masih tersenyum setiap kali diperintahkan oleh ibunya untuk menjaga toko bunga.

"Waktu summer nanti kamu libur nggak?"

"Iya bunda, kenapa? Ih bunda aneh deh" Ta memasang wajah cemberut dan bundanya hanya senyum melihat tingkah anaknya yang berusia 19 tahun itu.

"Ini dibaca dulu" Kata bunda sambil menghulurkan surat yang udah lama ada di atas meja.

  Ta membaca surat itu dengan teliti dan sedikit kaget dengan isi surat tersebut. Tertulis dengan jelas di surat itu bahawa dia telah dijemput untuk menghadiri 'summer camp khas untuk para demigod.' Demigod atau setengah dewa adalah panggilan untuk anak yang mempunyai satu orang tua yang merupakan dewa dan satunya lagi bukan seorang dewa.

"Mereka salah hantar ya bunda? Aku ini manusia biasa bukan demigod" Bilang Ta dengan nada yang pasti. Tapi hatinya sedikit ragu kerna Ta tidak pernah kenal sosok ayahnya, dia membesar selama ini dengan bundanya sahaja.

'Nggak mungkin aku ini anak dewa' bisik hati kecilnya.

  Bunda Ta yang masih tenang membuka bicara yang panjang kali ini, "Dengarkan bunda dengan baik ya sayang, kamu itu seorang demigod tapi bunda tutup semua kebenaran ini sejak kamu kecil kerna bunda mau kamu hidup layaknya manusia biasa yang bebas. Kamu seharusnya ikut camp itu sejak kamu berumur 16 tahun tapi bunda tidak menghantar kamu ke sana karna bunda belum siap membuka rahsia ini ke kamu tapi sekarang kamu udah matang dan bunda tahu kamu dapat berfikir dengan baik tanpa menggunakan emosi"

"Tapi kenapa sekarang?" Ta merasa sedikit kecewa dengan kenyataan yang baru saja dia dengarkan dari bundanya sendiri.

"Kenapa bunda nggak jujur aja dari dulu?" Suara Ta terdengar seperti orang yang tersakiti, matanya sayu dan sekarang kepalanya menunduk. Tangannya digenggam kuat untuk menahan air mata yang hampir jatuh dari pelupuk matanya. Hatinya sakit karna selama ini bundanya berbohong kepadanya.

'bunda tega banget tipu sama aku'

"Bunda terlalu sayang sama kamu nak, rahsiakan identiti sebenar kamu adalah cara bunda untuk menjaga kamu. Bunda mahu kamu bebas bermain seperti anak lain. Kamu satu-satunya anak bunda, satu-satunya harta dunia yang bunda sayang sepenuh hati. I would sacrifice everything for your happiness, my dear. Bunda harap kamu ngerti." Hati wanita itu juga sakit dan hancur melihat keadaan anaknya itu. Di sisi lain dia juga tahu kalau dia salah karna tidak pernah jujur dengan putranya tapi ibu mana yang mahu anaknya tersiksa. Dia sudah mencuba sedaya upaya untuk membesarkan anaknya dengan baik selama 19 tahun.

"Bunda takut makhluk itu serang dan ambil kamu, makhluk itu ambil anak-anak demigod untuk menguatkan kuasa mereka. Tanpa latihan yang benar kamu tidak cukup kuat untuk melawan mereka. Di camp itu kamu akan dilatih untuk menggunakan bakat kamu dan juga berlawan dengan makhluk-makhluk itu" Anaknya itu hanya terdiam tanpa menatapnya.

  Wanita itu bangun dari duduknya dan mendekati anak semata wayangnya itu. Dia melihat keadaan anaknya yang hancur itu lalu anak pria itu ditarik masuk kedalam pelukannya. Berusaha memberi semangat kepada anaknya sambil mengelus pelan punggung anaknya.

"Maafin bunda ya sayang" Saat mendengar kata-kata itu keluar dari bibir bundanya, Ta yang ketika itu masih di dalam dekap bundanya pun menangis dengan pelan.

  Dia marah pada bundanya tapi di sisi lain dia juga tahu kalau bundanya udah coba yang terbaik untuk menjaganya. Ta mengangkat kepalanya untuk melihat wajah tenang bundanya dengan mata yang sedikit bengkak. Bundanya mengusap bulir-bulir jernih yang jatuh dari mata Ta dengan lembut sambil menatap anaknya teduh.

"Ayahku siapa?" Tanya Ta dengan pelan takut membuat bundanya tersinggung.

"Apollo, god of music and light" Katanya sambil membelai lembut surai hitam anaknya yang merupakan turunan darinya dan bukannya Apollo yang memiliki rambut berwarna emas tapi bakat anaknya dalam music merupakan turunan dari Apollo. Ta juga sangat menyukai music dan melanjutkan kuliahnya di sebuah universitas music yang terkenal di sana.

  Mulai hari ini, hidup Ta yang normal akan menjadi sangat tidak normal dan berubah sebanyak 360 derajat. Disebalik kebenaran yang telah diketahui oleh Ta sebenarnya bundanya itu masih menyimpan banyak rahsia. Rahsia itu bakal membawa berkat dan padah kepada Ta yang sangat polos dalam dunianya yang baru. Selamat tinggal dunia tipu-tipu Ta yang sangat bahagia dan bebas.

Summer CampTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang