Chapter 1: The Beginning

500 41 0
                                    

CHAPTER 1: THE BEGINNING

  Hari ini Ta bangun sangat pagi untuk bersiap ke camp 'aneh' itu, bundanya yang tercinta akan menghantarnya ke terminal bis yang sedikit jauh dari rumahnya. Rumah Ta berada di tingkat atas toko bunga milik ibunya dan tempatnya juga bisa dibilang strategis karna itu toko bunga bundanya itu sering sibuk. Tapi hari ini berbeda karna toko itu akan jadi sunyi tanpa pelanggan, bunda Ta telah mengambil keputusan untuk tutup tokonya buat hari itu.

  Semua keperluan Ta telah disiapkan oleh bundanya jadi semuanya aman dan tidak ada yang ketinggalan. Ta akan membawa gitar kesayangannya bersama dan skateboard miliknya juga tidak bisa ditinggal.

  Sebelum berangkat ke tempat itu, mereka makan sarapan bareng di meja makan. Bunda Ta sangat jago memasak dan masakan yang dimasak bundanya itu selalu terlihat bagus dan rasanya juga sangat enak. Bunda Ta udah menyediakan makanan kegemaran Ta dengan niat untuk menaikkan semangat anaknya itu tapi Ta kelihatan tidak berselera ketika memakan makanan tersebut. Dia sering termenung dan diam, tidak banyak bicara kepada bundanya sejak kejadian tempoh hari.

  Bundanya yang merasa ada yang salah, langsung membuka bicara dengan pertanyaan seperti "Apakah makanannya tidak enak? Kenapa kamu kaya gak mau makan gitu? Ada yang menggangu pikiran kamu?"

"Nggak kok bun, ini makanan bunda enak kok" Kata Ta sambil coba untuk tersenyum manis kearah wanita yang disayanginya itu.

"Kalau enak kamu makan sampai habis ya, tapi kalau kamu emang gak mau makan juga gak apa-apa, biarin aja maknannya di atas meja nanti bunda beresin" Kata sang bunda dengan nada yang sangat lembut sambil tersenyum melihat anaknya. Dia tahu anaknya lagi banyak pikiran jadi tidak berniat untuk memaksa anaknya. Dia seorang ibu yang melahirkan anak itu jadi dia tau kalau anaknya itu sedang tidak baik-baik saja, hatinya juga dapat merasakan itu tapi dia harus tetap tegar buat anaknya.

  Pria itu berdiri dari tempat duduknya lalu berjalan ke arah bundanya, Ta memeluk bundanya erat seperti takut untuk berpisah dari bundanya itu. Dia bermimpi yang bundanya itu akan jatuh sakit ketika dia berada di sana jadi dia berasa sangat khawatir. Bundanya adalah yang paling berharga baginya.

"Kalau aku kangen sama bunda gimana?" Tanya anak itu pelan. Ta yang selalu dipandang manly itu sebenarnya manja sama bundanya.

"Tinggal nelpon aja ke bunda, nanti bunda angkat. Bunda gak apa-apa sayang" Seperti tau isi hati Ta, bundanya menjawab pertanyaan itu dengan tenang.

"Bunda harus baik-baik aja ya, jangan sakit. Kalau bunda sakit Ta terus pulang" Katanya dengan yakin kali ini.

"Iya nanti bunda tidur dan makan yang baik tapi kamu juga harus begitu ya? Kalau kamu sakit bunda marah sama kamu. Come back to me safe and sound, okay?" Dia juga khawatir dengan kedaan anaknya. Mereka tidak pernah berjauhan dalam jangka waktu yang lama.

"Hmm" Jawab Ta pendek.

"Ini makanannya mau habisin atau nggak? Bunda mau cuci piring"

"Mau la, nanti aku gak bisa makanan bunda selama 6 minggu tau. Jadi harus makan yang banyak sekarang. Aku harap makanan di sana juga enak karna lidah aku udah terbiasa dengan masakan bunda yang enak kaya hotel 5 bintang" Kata Ta yang sekarang kelihatan lebih ceria sambil melepaskan pelukannya tadi dan berjalan untuk duduk di kursinya lagi.

"Ada-ada aja kamu Ta. Ya udah makanannya dihabisin, bunda tunggu. Tapi makanan bunda itu emang paling special sih" Kata wanita itu dengan bangga.

"Iya yang itu aku setuju banget" Kata Ta dengan mulut penuh. Bunda hanya tersenyum,anaknya itu udah dewasa tapi tetap lucu baginya dan merupakan sumber kebahagiaan serta kekuatannya. Hidup sendirian itu sulit dan membesarkan satu anak laki-laki yang bandel itu juga gak mudah tapi dia bersyukur dapat melihat anaknya membesar dengan baik.

Summer CampTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang