Author tau rame yang protes dan juga kesel sama chapter sebelumnya 😩 Di chapter ini author bikin Jeff lebih intropeksi diri. Harap semua suka ya. Jangan marah-marah cantik, senyum selalu, sihat selalu buat semua. Kalo ada saran dan ide boleh komen. Chapter sebelumnya tu terinspirasi dari real life. Gak ada hubungan yang sempurna tapi harus belajar dan perbaiki bersama. Hope you guys having an amazing day✨✨
Special Chapter 5.2
{J's POV}
"Lu apain anak orang hah!" Baru aja menjejakkan kaki ke dalam ruangan 5 di Andromeda, aku sudah dengar suara Bible yang kayak marah sama aku dan juga tatapan intense dari Mile. Aku memandang mereka dengan tatapan yang binggung.
"Eh malah begong ni orang" Bible datang mendekat dan menepuk kedua tangannya kuat di hadapan wajahku.
"Apa?" Tanyaku pada Bible.
"Ta dibuat nangis sama lu kan. Lu apain dia" Kali ini Bible bertanyakan soalan dengan lebih jelas. Aku duduk di salah satu kursi dan hanya menghembuskan nafasku pelan.
"Iya, gue sadar. Gue yang salah" Selepas Ta memberitahu segala isi hatinya, aku sadar yang aku memang salah. Aku bersikap gak adil sama dia, aku sepertinya berat sebelah. Tapi sumpah aku tidak ada niat sedikit pun buat mengetepikan perasaannya.
"Masalahnya apa?" Kali ini Mile yang berbicara dan mengambil tempat di sebelahku. Aku pun mulai bercerita ke Mile dan Bible. Mereka hanya mendengarkannya tanpa menggangguku tapi dari eksperi wajah mereka aku tau mereka kesel.
"Kesel gue yang denger" Bible akhirnya menarik kursi di sebelahku dengan kasar untuk duduk setelah sekian lama berdiri.
"Jeff dari cerita yang gue dengar ini lu tuh sebenarnya kurang peka" Ucapan Mile mendapat anggukan yang cepat oleh Bible.
"Lu harus paham yang Ta sama Barcode itu beda. Barcode lebih jujur tentang perasaannya tapi Ta enggak. Ya namanya juga pacar pasti dia mau perhatian lu. Harus adil, kalo Barcode dapat segitu banyak ya Ta juga harus dapat segitu banyak. Gak ada yang lebih gak ada yang kurang" Lanjut Mile panjang lebar dengan suaranya yang tenang.
"Iya, bener. Barcode bakal straight to the point tapi kalo Ta bakal ngasi lu hint. Nah lu tu harus peka sama hint-hint begini. Itu aja harus diajarin, cape" Bible gak tenang seperti Mile ketika berbicara.
"Lu mau nasehat apa marah" Aku berbicara dengan nada suara yang sedikit ditinggikan sama seperti nada suara Bible.
"Marah!! Kalo ngomong baik-baik. Lu gak denger" Bible sepertinya benar-benar marah.
"Huh" Aku liat Bible menghembusakan nafasnya pelan dan mengusap wajahnya sebelum memandang tepat ke manik mataku.
"Gue sebagai temen seneng liat lu bahagia Jeff. Sumber kebahagiaan lu tu mereka jadi harus dijaga baik-baik. Gue gak mau liat teman gue balik jadi mayat hidup" Bible berbicara dengan suara yang lembut sekarang.
Setelah menyelesaikan semua pekerjaanku untuk hari ini aku balik ke rumah dengan keadaan tubuh yang sudah lelah. Setelah bersih-bersih dan menukar pakaian aku duduk di tepi kasur. Ucapan Mile dan Bible yang tadi sibuk bermain di dalam pikiranku. Aku harus intropeksi diri karna yang salah itu aku. Aku ambil foto ibuku yang ada di nakas samping kasur ini.
"Halo ibu" Aku mengusap pelan bingkai foto tersebut dan tertawa sebelum lanjut ngomong "Balik lagi sama acara aku ngomong sama foto ibu. Iya, aku tau gak bakal dapat jawaban tapi buat aku lebih tenang" Aku berbaring dan mencari posisi yang nyaman.
"Bu, aku bikin salah yang besar. Kalo ibu masih disini aku udah dipukulin sama ibu" Aku tersenyum melihat foto ibu yang tersenyum indah.
"Aku bikin pacarku nangis, aku bikin dia sedih. Jahat ya bu, iya emang jahat, aku gak adil. Aku gak adil sama dia, aku bikin dia rasa ga dihargain. Aku bikin dia berfikir yang aku udah gak sayang sama dia" Suaraku udah bergetar dengan mata yang berkaca-kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer Camp
Teen FictionSeorang Nakunta menjalani hidup seperti layaknya manusia biasa lainnya selama 19 tahun. Sehingga suatu hari dia disuruh ngikutin summer camp buat anak para demi god oleh bundanya dan dia mengetahui bahawa dia anak Apollo. Di summer camp Nakunta bert...