Bab 6

3.9K 253 0
                                    


Karin mendorong tubuh Katon menjauh darinya. Nafasnya tersengal menahan amarah yang serasa sudah menumpuk di tenggorokan dan jika tidak segera dikeluarkan, bisa saja dia berteriak histeris dan menampar Katon.

"Ayahku meninggal karenamu," ucap Karin penuh kebencian.

Katon hanya tersenyum tipis, "Untuk apa aku mengirim cerberus jika ingin ayahmu mati?"

"Cerberus?"

"Ya, anjingku," Katon berdiri tegap, kembali mendorong tubuh Karin ke dinding.

Kali ini dia mencengkeram bahu Karin dengan erat hingga tak ada sela bagi Karin untuk berontak.

"Ini semua sudah takdirmu, Karin Nevada. Kamu harus menerima atau mati. Semua ada di tanganmu," Mata hitam legam Katon kembali muncul kapanpun dia berada dekat dengan Karin.

Sementara Karin hanya terdiam karena tidak bisa melakukan apapun. Semarah apapun dia, saat ini dia sudah terjebak di dalam dunia Katon. Hal yang terbaik baginya adalah terus memerankan perannya sebagai calon pengantin Katon agar tak ada yang bisa mencelakainya.

"Aku harus pergi," ucap Katon seraya merapikan kerah bajunya. "Aku akan menemuimu nanti malam."

"Untuk apa?" Pertanyaan Karin sukses menghentikan langkah kaki Katon. Dia yang semula sudah meninggalkan Karin di belakang, dengan cepat memutar langkah mendekati Karin.

"Kamu tetap tidak mengerti posisimu ya?"

"Aku tidak ingin bertemu denganmu nanti malam."

"Well, sepertinya kamu memang butuh disiplin. Aku akan ke kamarmu nanti malam,"

Senyum Katon begitu penuh maksud hingga membuat bulu kuduk Karin tak terasa berdiri.

Kemudian lelaki itu benar-benar pergi meninggalkan Karin yang masih memiliki seribu kekesalan di hatinya.

* * *

Banyak siswa yang saat ini sedang berkerumun di depan kelas Karin dan saat mereka melihat Karin kembali, mereka langsung berbisik-bisik satu sama lain dengan pandangan tak lepas dari Karin. Sedangkan Karin hanya bisa pasrah dan lanjut berjalan masuk ke dalam kelasnya dengan perasaan yang masih dongkol.

"Karin!" Erna yang ternyata menunggu di kelasnya sedari tadi tiba-tiba berlari menghampiri Karin.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Erna dengan mata melebar.

Karin menggeleng dengan kesal.

"Dia tidak menyakitimu, kan?"

"Tidak mungkin!" jawab Karin ketus. Erna menarik tangan Karin untuk duduk di pojok belakang dan membisikinya sesuatu.

"Kamu harus lihat wajah Tanya. Dia malu sekali karena ketahuan bohong. Ternyata calon suaminya hanya bangsawan biasa yang tidak terkenal."

"Kenapa dia berbohong?"

Erna angkat bahu, "Mungkin dia ingin disegani disini. Tapi ternyata justru kamulah pengantin Katon. Kenapa kamu tidak bilang dari awal?"

"Tidak ada yang bisa dibanggakan dari menikahi dia. Hidupku berantakan karena Katon."

"Well, Karin. Aku tidak tahu apa yang terjadi dan aku takut untuk bertanya. Tapi yang jelas kita sekarang hanya bisa mengandalkan satu sama lain,"

Erna mengelus pundak Karin untuk memberinya semangat. Karin yang semula melipat dahi perlahan mulai tersenyum dan membalas Erna dengan pelukan hangat.

* * *

"Rin kamu malam ini mau makan dimana? Gimana kalau kuajak keliling kuliner malam?" tanya Erna di tengah perjalanan mereka pulang sekolah dan kembali ke asrama.

The Devil's Love Trap [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang