Bab 9

3K 158 0
                                    


Stefani Maura, salah satu keturunan bangsawan iblis Maura yang memiliki kedudukan tertinggi ketiga setelah bangsawan Bagaskara dan Damon. Ketiga keluarga bangsawan iblis yang paling berkuasa di seluruh negeri, termasuk dunia manusia Alfansa. Stefani tentu tak pernah merasakan kekurangan apapun dalam hidupnya.

Terlahir abadi dan punya kemampuan luar biasa, serta paras yang menawan. Namun dibalik segala hal baik yang didapatnya, ada satu yang membuat Stefani iri dari manusia biasa. Rahim. Ya, semua bangsawan iblis perempuan tak akan pernah bisa memiliki keturunan dan itulah mengapa dia tidak bisa memilih siapa yang bisa dia cintai. Termasuk ketika dia berhubungan puluhan tahun dengan Katon, dia harus merelakan lelakinya itu dengan penduduk Alfansa karena Bagaskara membutuhkan keturunan untuk terus bertahan.

Aldo menceritakan semua tentang Stefani pada Karin, lebih karena dia ingin Karin mengetahui banyak hal mengenai Katon sebelum mereka menikah nanti.

"Dan sekarang dia ingin bertemu denganmu," ucap Aldo diakhir ceritanya.

"Kenapa?" tanya Karin tak mengerti.

Bagi Karin, tak ada alasan untuk Stefani menemuinya. Apalagi setelah dia tahu Karin adalah calon pengantin Katon, seharusnya Stefani menjauh dan tak ingin berurusan dengannya.

Aldo mengangkat bahu, "Aku selama ini bisa membaca pikiran warga biasa sepertimu, tapi tidak dengan Stefani."

"Aku tidak ingin bertemu dengannya," Karin beranjak berdiri karena bel masuk akan segera berbunyi.

Aldo sengaja mengajak Karin bicara berdua saja karena dia tidak seratus persen percaya pada Erna ataupun Tanya. Sebagai orang yang bisa membaca pikiran, Aldo tidak perlu susah payah untuk membaca karakter dalam waktu lama.

"Rin ... " Aldo menahan Karin dengan menarik tangannya. Karin membalas dengan tatapan ketus. "Aku peringatkan, Stefani tidak akan menyerah semudah itu," lanjut Aldo.

"Maksudmu?"

"Aku akan selalu ada di pihakmu," Jawaban Aldo tidak menjelaskan apapun.

Dia melepaskan tangan Karin sambil tersenyum penuh maksud. Namun Karin tak ada niat untuk membalas senyum itu, dan hanya mendengus kesal kemudian pergi menuju kelasnya.

Semua hal yang terjadi padanya di Sekolah Sofia membuat Karin makin lama makin kesal, tentu saja kecuali bertemu Erna. Mendapati Erna berada disana dengannya membuat Karin amat bersyukur, dan yang lainnya tidak ada yang bisa dia percaya. Bahkan Katon Bagaskara yang sangat ingin dia kenal lebih jauh tiba-tiba pergi menghilang entah sampai kapan. Kemudian muncul Aldo, yang bak asisten pribadi Katon, selalu memberikan info mengenai kehidupan Katon tanpa diminta Karin. Dan salah satu info yang membuat Karin merasa terganggu adalah Stefani. Dia merasa wanita iblis itu bisa muncul kapan saja di sekitarnya.

"Sepertinya kita jangan terlalu akrab dengan Aldo," ucap Erna pelan setelah memastikan tak ada yang menguping di sekitar mereka.

Karin mengangguk setuju. Mereka berdua sedang dalam perjalanan pulang bersama menuju asrama.

"Menurutmu kenapa Stefani ingin menemuiku?"

"Sudah jelas Rin," jawab Erna, "Dia ingin kamu terintimidasi,"

"Tapi dia dan Katon tidak bisa bersatu, dan itu bukan salahku,"

"Memang bukan, tapi ... " Erna sengaja memutus ucapannya. Dia memandangi ponsel sambil tersenyum berbunga-bunga.

"Kenapa?" tanya Karin.

"Aku nanti malam mau kencan!" ungkap Erna kegirangan.

Refleks Karin berseru senang dan memeluk Erna, "Kuharap kalian bisa serius, ya!"

The Devil's Love Trap [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang